💄Ticket, Library, and Vape

1K 152 15
                                    

Nada mendudukkan dirinya di bangku taman. Berpikir tentang apa ia tak tahu, sementara dipahanya terdapat buku paket Biologi. Dibaca pun tidak sama sekali.

"Hai!" Sapa seseorang.

"Oh, hai," balas Nada. Tidak seantusias biasanya.

"Mau ice cream?" Tawarnya.

"Gak usah. Makasih. Aku lagi flu," jawab Nada. Ah, sejak kapan Nada menggunakan aku-kamu pada pemuda Ramadiansyah ini?

Pemuda itu mengangguk mengerti setelah dilihatnya beberapa kali Nada bersin.

"Nad, aku minta maaf soal kejadian waktu itu," ucap Farhan sambil menatap Ice cream coklat ditangannya itu. "Gara-gara aku hubungan kamu sama Raidan jadi kurang baik, padahal kalian mau tampil drama kan?" Lanjut Farhan. Nada hanya menyimak, tak ingin sama sekali mengeluarkan tanggapannya.

"Gak apa kok Han. Salah di aku juga, waktu itu lupa punya janji sama Raidan," jawab Nada. Ia selalu menyalahkan sifat pelupanya ini.

"Minta maaf juga, gara-gara aku ngajak kamu pulang bareng jadinya Dipta juga salah paham," ucap Farhan. Merasa menyesal pasti.

"Engga Farhan, gak apa. Ini bukan pure salah kamu semua," Nada tersenyum. Ada sedikit kelegaan dihati Farhan.

"Aku mau ke perpustakaan dulu ya. Sampai jumpa Farhan," Nada beranjak pamit. Farhan hanya mengangguk. Berpikir keras, apa cintanya akan selalu bertepuk sebelah tangan seperti ini.



💄


"Seharusnya kan emang dari dulu Hanin tuh jauhin Adip. Dia aja yang masih terbelenggu sama perasaan dia," kata Sabil sambil memasukkan bukunya kedalam loker, sementara Evlyn menunggu disebelahnya.

"Gua gak tau harus bereaksi gimana sama Farhan," ujar Evlyn putus asa.

"Untungnya tuh Lo baru sampe tahap suka. Dalam artian Lo mengagumi ciptaan Tuhan. Coba kalau udah sampe tahap meletakkan hati kaya Hanin, dih bisa berabe," cerocos Sabil sambil menutup lokernya.

"Bisa aja Lo codet," kikik Evlyn pelan. Sementara Sabil hanya mesem aja dikatain codet sama cencorang hijau.

"Raidan sama Hanin gimana? Nada sama Hanin? Nada sama Raidan? Kok kepala gue pusing ya mikirnya," ujar Evlyn sembari melangkah kedalam kelas.

"Setahu gue sih, Hanin sama Raidan biasa aja. Menganggap itu cuma angin lalu. Nada sama Hanin juga biasa aja, kan urusannya gak ada sama Hanin sih. Kalau Nada sama Raidan nih bener-bener belibet, soalanya kan mereka bakal tampil drama bareng tuh," ujar Sabil sambil duduk di kursinya diikuti Evlyn. Gadis dengan muka judes itu mengangguk mengerti.

"Ev, dicariin mas Ketos tuh. Si Farhan," panggil Seno. Evlyn segera berdiri menghampiri, ngapain ini si Farhan datengin dia.

"Seno ih jangan diberantakin!" Pekik Evlyn ketika tangan Seno dengan kurang ajarnya berantakin rambut dia.

"Hehe ampun," cengir Seno.

"Seno tuh ya, udah punya pacar juga masih aja hobinya gangguin gua," dumel Evlyn sambil berjalan kearah Farhan.

"Err... Hai!" Sapa Farhan canggung.

"Um, Hai juga," balas Evlyn tak kalah canggung. Tak banyak interaksi antara mereka selama ini, tak lebih dari sekedar pernah nonton festival bareng trus Evlyn yang diantar pulang Farhan. Hanya sampai situ.

Teenager Area ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang