"Sayangggggg, opo koe krunguuuu," suara serak-serak becek Angga yang mengikuti lantunan suara dari radio mobil mengisi kekosongan siang hari ini. Sudah setengah jam terjebak macet karena sedang ada perbaikan jalan, dan polisi membuat sistem buka-tutup jalan.
"Mengharap engkau kembaliii, sayangggg," Cantika yang duduk disebelah Angga hanya berusaha menikmati walau pada dasarnya ia ingin memantulkan kepala pacarnya ini ke trotoar jalan.
Hmz, kedjam.
"Yang, kok tumben ga ikut nyanyi?" Tanya Angga sambil menggoyangkan kepala mengikuti irama lagu dari pedangdut terkenal, Via Vallen.
"Gak ah, aku sukanya sama Martin Garrix," jawab Cantika sambil sibuk minum susu ultramilk coklatnya.
"Alah giliran diputer lagu ayu tingting aja kamu ikutan jadi biduan," ujar Angga. Kini, Cantika benar-benar ingin menjedotkan kepala Angga ke trotoar jalan.
"Apa sih Angga, kamu tuh hobi banget Dateng ke konser Via Vallen," balas Cantika tak terima.
"Dih aku mah sukanya Raisa," elak Angga sambil tertawa.
"Terserah kamu ajalah, udah maju itu," Angga tertawa lagi sambil memajukan Honda Civic putih ini. Akhirnya mereka terlepas juga dari macet.
"Tau gini mending kita muter aja yang, sama juga jadinya," ujar Cantika sambil mengikat rambutnya, gerah.
"Kira-kira kalau aku pengen beli mobil lagi dikasih gak ya sama mama?" Tanya Angga. Cantik segera menoyor kepala Angga.
"Dosa noyor-noyor kepala calon suami," ringis Angga. Memang secepat itu tangan Cantika bergerak menoyor kepala orang.
"Mau ditaro dimana lagi itu mobil hah? Kalo rumah kamu segede rumah Altaf ya gak masalah. Lagian kasian mama. Kalau mau beli mobil ya pake uang kamu sendiri aja," omel Cantika. Angga hanya bisa pasrah mendengar gadisnya ini berceloteh untuk ke seratus delapan puluh tujuh kali dalam Minggu ini. "Katanya sih mama mau jual mobil-mobil kamu. Dipake gak pernah tapi bayar pajaknya besar. Apalagi itu yang Ferrari item gak pernah keluar bagasi," lanjut Cantika sambil menatap Angga yang sedang menyupir ini.
"Enak aja asal jual mobil aku. Gak akan aku biarin kamu atau mama jual pacar-pacar aku," posesif Angga. Kalau begini Cantika cuma bisa mesem doang.
"Kasian bener gue disamain sama mobil."
💄
Akhirnya mereka tiba disalah satu mall ternama didaerah Jakarta Selatan ini. Niatnya adalah Angga bantuin Cantika belanja bulanan di Hypermart. Namun, alih-alih nemenin belanja Angga malah kepincut pada pameran otomotif disana. Dan mau tak mau Cantika harus menemani Angga terlebih dahulu.
Angga hobi banget sama hal-hal yang berbau motor, mobil, dan sebagainya. Malahan dari jauh-jauh hari dia sudah menetapkan jurusannya. Yaitu teknik mesin.
"Gila sih yang, keren bener," sambil tetep menggandeng tangan Cantika biar gak hilang Angga melihat-lihat sekitar.
"Aku gak ngerti ginian," ujar Cantika jujur sambil ikut memperhatikan apa yang dilihat Angga.
"Gila yang, Jeep nya keren bener. Pengen aku," ucap Angga lagi. Cantika pikir ribet juga kalau ngasih kado ulang tahun ke Angga. Wong pacarnya ini hobinya hal berbau otomotif gini. Apa besok Cantika kasih oli aja kali ya? "Ah gabisa lama-lama aku kesini, makin banyak maunya ntar," Angga kembali menggeret Cantika keluar dari pameran.
"Yang selain otomotif kamu suka apa?" Tanya Cantika random ketika mereka berbelanja di Hypermart.
"Suka apa ya?" Angga menjeda sambil melihat sabun pencuci piring. "Kamu kayanya," jawab Angga kemudian.
"Dih apaan sih!"
💄
Akhirnya setelah muterin mall, nyari baju, makan, sampai belanja bulanan mereka menuju pulang. Angga masih aja kepikiran dengan Jeep tadi. Satu-satunya tipe mobil yang Angga belum punya, ya Jeep.
"Masih kepikiran aja itu Jeep nya?" Tanya Cantika seolah tau apa yang ada dipikiran Angga.
"Pokoknya aku mau nabung, biar bisa beli Jeep liat aja," tekad Angga sambil membantu Cantika membawa barang-barang belanjaan kedalam rumah.
"Aamiin. Semoga terkabul deh," ucap Cantika.
"Wah makasih ya Angga udah bantuin Ika belanja. Abangnya disuruh temenin Ika gamau," ujar Mama Cantika ketika melihat Angga-calon menantu-mengangkat barang kedalam rumah.
"Hehe, gak apa ma. Itung-itung latihan jadi suami yang baik," ujar Angga. Cantika langsung memukul lengan Angga.
"Sekolah dulu woi yang bener," sambar seseorang yang baru saja turun tangga.
"Apaan sih bang Heru? Nyambung aja," dumel Cantika pada kakak laki-lakinya itu.
"Yaudah ma, Angga pulang dulu ya kerumah. Assalamualaikum," pamit Angga sambil salim pada Mama Cantika.
"Iya Angga. Makasih ya. Waalaikumsalam."
Cantika nganter Angga kedepan. Trus dadah-dadah sebelum Angga berlalu dengan mobilnya.
"INGET! NABUNG BIAR BISA BELI JEEP!" Teriak Cantika.
"SIAPPP!" Balas Angga teriak.
💄
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Area ✓
FanfictionAwalnya suka sama liptint yang sama eh malah jadi sahabatan. ©winniedepuh, 2019