Hari ini akhirnya ujian akhir semester ganjil terlaksana juga. Tapi sedari tadi Vira engga fokus ngerjain ujiannya. Kepala dia pusing banget, rasanya tuh kaya dunia muter-muter gitu.
"Vir, lo gapapa kan?" Tanya Yura yang cemas. Ujian kedua bakal dimulai 10 menit lagi.
"Gapapa kok," Vira kembali memijit pelipisnya, menggelengkan kepalanya. Mencoba mengusir pusing.
"Vir, gue ada bawa bodrex nih. Mau gak?" Tawar Wulan. Vira menggeleng sambil mengatakan ia tak apa.
"Seriusan ih, lo udah minum obat kan? Lo telat makan ya?" Tanya Yura khawatir.
"Gue mau tidur 5 menit aja. Kalau pengawasnya masuk bangunin ya?" Pinta Vira pada Yura.
Yura ngangguk trus lanjut belajar. Pas mau balikin buku kehalaman selanjutnya, handphone-nya getar-getar. Ada yang nelpon.
"Halo Ryan, kenapa?" Tanya Yura.
"Yang aku baru inget masa."
"Inget apa?"
"Macbook-ku tinggal di Villa kamu di Bromo kemaren. Lalai banget aku tuh."
"Hish kamu tuh ya kebiasaan banget. Yaudah nanti aku suruh Mas Reno jagain dulu deh."
"Kita jemput pulang sekolah ini yuk? Aku bisa pinjem jet-nya Altaf kok."
"Ih apaan? Besok tuh ujian Ryan, macem-macem ya kamu," kesal banget dong ini Yura.
"Yang, tapi ada file penting banget disanaaaa," rengek Ryan dari ujung.
"File apaan?! Jangan macem-macem ya kamu!"
"Engga yang, file sekolah kok serius. Yayayaya kita ambil pulang ini ya. Ambil itu aja kok, serius."
"Kita bicarain nanti lagi, pengawasku udah masuk. Bener-bener kamu ngerjain ujiannya."
"Ashiaaapp sayangku. semangat ujiannya."
"Gak usah ngikut Atta kamu. Geli aku. Udah aku tutup," tanpa ba-bi-bu Yura menutup telepon dari Ryan.
Kadang Yura tuh suka emosi sama Ryan ini, dikata dari Jakarta ke Bromo tuh kaya mau ke Tanggerang apa? Mentang-mentang bisa naik jet.
Sementara itu...
"Bener-bener dah cewe gua gak ada romantis-romantisnya. Heran gue, kenapa sayang banget sama ini orang," ujar Ryan pada dirinya sendiri sambil melihat foto Yura yang jadi wallpaper handphone-nya.
💄
Akhirnya ujian hari ini berhasil. Dava bersorak senang ketika didengarnya bel pulang mengalun dengan begitu indahnya.
"Berisik banget goblok!" Gea yang berjalan keluar dari kelas beriringan dengan Dava dan Hannah lantas menggetuk kepala pemuda jangkung itu.
"Sakit anjeng, kasar banget lu jadi cewe," Dava mengelus kepalanya yang dipukul Gea menggunakan gulungan buram matematika tadi.
"Bodo amat!" Gea teriak persis ditelinga Dava kemudian lari. Sementara Hannah diem aja, udah biasa liat temennya autis gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Area ✓
FanfictionAwalnya suka sama liptint yang sama eh malah jadi sahabatan. ©winniedepuh, 2019