💄 It's Okay

639 102 36
                                    

Setelah kepulangan mereka dari Singapura, tak banyak yang berubah sebenarnya. Hanya semakin hari urusan pribadi minta jatah lebih. Sibuk terus-terusan hanya dengan semua tugas serta bimbingan tambahan untuk mengahadapi UTBK serta SBMPTN, karena mereka berada di tahun akhir.

"Van, lu kaga bimbingan?" Tanya Rafi yang baru saja masuk kedalam warkop.

"Capek gua, males. Lo sendiri kenapa disini?" Tanya Revan balik, masih tetap fokus pada ponselnya.

"Anak IPA hari ini gak bimbingan," Rafi melemparkan  dirinya ke sofa sebelah Revan.

"Berarti Risa gak bimbingan ya, fi?"

"Mana gua tau."

"Gak guna emang nanya sama lu."

"Bajingan."


💄


Echa asik banget main gitarnya si Lody, sampingnya Ragil duduk sambil nyanyi mengikuti alunan petikan gitar Echa.

Adem banget liatnya kalo gini. Biasanya mah tubir mulu heran, kaya ada aja gitu loh yang diributin. Kalau gak lagi tubir ya paling lagi gibah, udah itu aja.

"Eeeeee adem banget liat nya," sorak Dava yang juga sama-sama membawa gitarnya bersama Angga.

"Anak IPS sana pengarahan aja di aula, ngapain ke koridor IPA gini," jawab Ragil sekenanya.

"Heh, mau ngajak perang anak IPS nih bocah, Dav," Angga segera meng-headlock Ragil.

"Sakit, bangsat! Lepasin kaga?!" Ragil meronta-ronta agar dilepaskan Angga.

"Cium dulu tapi yang," ujar Angga sambil tertawa.

"Homo anjing! Jauh-jauh lu setan," maki Ragil dengan segala sumpah serapahnya. Sementara Echa bukannya membantu malah memvideokan pacarnya itu.

"EEHHH ANGGA STOP! KASIAN RAGIL MAU MATI!!" Teriak orang dari arah 12 IPA 6 itu. Nada.

"Lepas bangsat!" Akhirnya Angga mau juga melepaskan Ragil, malah sekarang gantian Ragil yang meng-headlock Angga.

"Kan udah aku bilangin, mereka tuh emang gitu, Nad. Bukan mau mati," ujar Raidan sambil tersenyum yang amat sangat dipaksakan.

"Ternyata neng Nada bisa teriak juga ya," ujar Dava sambil sesekali menggenjreng gitarnya.

"Sakit anjing! lepas!"

"Ya bisalah. Dipikir gue alien apa ya!" Nada berujar dengan tampang sok galak yang berujung gak galak. Tentu saja karena tidak cocok bosq.

"Sana jauh-jauh dari cewek gua. Ntar dia terinsfeksi!" Raidan menggeser posisi Dava agar menjauh dari Nada.

"Bajingan lu, Rai."

"Bodo amat! Biar tau rasa nih lo!"

"HEEEEE RAGIL, COWOK GUA TUH NTAR MATI! KALO DIA MATI GAADA YANG BAYARIN SKINCARE GUA!" Cantika yang baru balik dari kantin bersama Saskya dan Tasya segera berlari menghampiri cowoknya. Sebagai pacar yang penuh perhatian ia melihat keadaan pacarnya.

Sangat berbeda dengan Echa yang merupakan pacar supportif yang senantiasa mendukung pacarnya. Buktinya, bukannya dilerai ia malah menyemangati pacarnya agar bisa menang.

Teenager Area ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang