💄Yes, Singapore!

732 151 8
                                    

Perjalanan menuju singapore cukup memakan waktu, mereka semua tentu saja tidak dipesawat yang sama. Altaf, Yasmine, Yura, Ryan, Figan, Stely, serta Risa dan Hanin naik garuda. Sisanya naik lion air.

Karena pesawat yang ditumpangi Altaf cs duluan berangkat, mereka pun duluan tiba di Changi airport. Ini bukan kali pertama mereka kesini, jadi ya gak norak-norak amat lah. Tetap saja sampai dikota singa itu mereka makannya di McD.

"Gak dimana-mana kita makan mekdi mulu," ujar Stely sambil menyuap kentang gorengnya.

"Trus nanti mereka gimana? Alamat rumahnya udah dikasihin, Taf?" Tanya Risa yang masih rada jet lag.

"Gua suruh supir gua jemput aja ntar, lupa gua tadi," jawab Altaf santai.

"Kalian kenapa milih singapur, sih? Kan banyak destinasi lain gitu. Yang di Indo juga banyak," ujar Ryan sambil merhatii  sekeliling. Rada bosen sih dia kesini mulu, halah telek sombong banget.

"Pengen Raja Ampat kan kemaren sekalian trip Bali-Lombok, cuma waktunya pasti gak sempet. Trus juga, milih singapur karena beberapa udah pernah ada yang kesini jadi kalau kepisah gampang. Kita rame banget soalnya," jawab Stely. Yura males jawab, udah laper banget dia soalnya. Pas dipesawat tadi makannya gak kenyang.

"Lagian sih kamu maksa banget mau ikut," Yasmine mendelik kearah Altaf, orangnya malah pura-pura budeg.

"Eh, Hanin kok gak bareng yang lain?" Tanya Figan.

"Biar Risa ada temennya, gan. Hehehe," cengir Hanin sambil mengunyah burgernya.

"Halah, bilang aja mau pisah dari Adip," tangkas Yura, padahal anaknya dari tadi asik makan giliran julid aja tetep ikutan.

"Yura nih ya, mulutnya," ingin rasanya Hanin terbangkan gadis satu ini sampai ke Venus.

"Ayo dah kita duluan, biar cepet istirahat," titah boss Altaf, ketika dilihatnya temennya udah pada selesai makan.

💄

"Huaaaaaaaaa akhirnya gua menginjakkan kaki dinegeri orang. Wohoooo," teriak Ragil ketika baru saja mereka turun dari pesawat.

"Anjing lah gak nyangka gua. Gak sia-sia ngabisin duit banyak. Hahahaha," kini giliran Dava yang ikut-ikutan.

"Sumpah malu-maluin kalian setan!" desis Evlyn yang seketika membuat kedua pemuda itu terdiam.

"Kok mereka yang norak, gua yang kesel," ujar Nada melihat dua pemuda yang asik berangkulan itu.

"Nah Nad, lo aja kesel gitu loh apalagi gua yang notabenenya cewenya," ujar Vira sambil ngumpet dibelakang punggung Gama yang jalan dampingan sama Sabil.

Ngapain sih Vira tuh? Heran.

"Gak makan dulu? Gak lapar kalian?" Tanya Hannah yang berjalan paling depan, berperan sebagai ibu untuk anak-anaknya.

"Ih itu kita dijemput supirnya Altaf tuh! Dia tadi gak ngasih alamat sih," ujar Rafi sambil menunjuk bapak-bapak yang berseragam hitam lengkap dengan kacamata.

Akhirnya mereka berjalan kearah bapak-bapak itu, taunya itu supir Altaf gara-gara supirnya ngangkat banner yang ada mukanya Altaf gitu. Sombong banget tai, pikir Gama.

Ya gimana, sebagai teman akrab dan satu tongkrongannya Gama merasa malu gitu loh. Ini Altaf narsis banget Ya Rabb diliatin orang satu bandara.



💄

Hari pertama mereka sampai di singapura cuma dihabiskan buat istirahat dirumahnya Altaf. Iya, pak boss punya rumah disini. Malam ini mereka bakal makan masakan Tasya cs, niatnya tadi mau delivery aja tapi gak jadi soalnya pas Tasya buka kulkas isinya lengkap gitu, yaudah mending dia yang masak.

"Lama amat ini mereka masak apa gosip dulu sih? Udah laper gua," keluh Cantika yang dari tadi gonta-ganti channel TV mulu sampe dimarahin Ryan.

"Makanya bantuin sana biar cepet selesai," ujar Angga. Padahal dia tau gitu Cantika agak goblok urusan dapur. Ya iyalah keahliannya nyuci piring kok.

"Angga kepengen kita semua sakit perut nih. Mending jangan deh ngga, gua mau sehat-sehat aja," ujar Hannah yang duduk disofa sambil nyemil jajanan yg dia bawa dari Jakarta tadi. Awet banget sampai sekarang masih ada.

Sementara yang lain duduk-duduk didalam, para cowok kebanyakan duduk diluar. Mau nyebat. Biasalah, takut diamuk Evlyn atau Sabil ntar kalo ngerokok didalem. Asepnya kemana-mana cuy, kan kasian orang yang gak bisa nyium asap rokok kaya Nada sama Yasmine.

"Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdayaaaa, menahan rasa ingin jumpaaaaa," Dava bernyanyi diiringi petikan gitar oleh Arta. Serius dah ini, tapi isi rumah Altaf emang selengkap itu.

Ini mereka duduk-duduk ditepi kolam renang, sekalian dah tuh kakinya Figan sama Rafi nyemplung ke air.

"Revan nih dari tadi diem mulu, sakit gigi lu?" Tanya Echa yang ikut ngumpul bareng cowok-cowok ini. Kebiasaan banget Echa tuh.

"Diem cha, berisik lu," jawab Revan, sensi banget gila jawabnya.

"Sensi banget lo, tai," balas Echa.

"Yang, masuk gih sana. Ngapain kamu ikutan ngumpul disini. Asepnya nih kemana-mana," ujar Ragil sambil menjauhkan rokoknya dari Echa.

Itu dia yang Echa suka dari Ragil, dia bisa bersikap gentleman tiba-tiba. Dia tidak terduga. Akhirnya Echa nurut trus masuk kedalam rumah, ngeliatin yang masak-masak

"Panggil yang lain gih cha, udah selesai nih," ujar Evlyn yang sibuk menata meja makan. Tim memasak kali ini ada Tasya, Evlyn, Nada, dan Vira. Sabil gak ikutan, lagi males dia. Kalau Risa anaknya masih pusing gitu.

"Gile cuy, udah di negeri orang tetap aja masakannya indo banget," komentar Yura ketika melihat meja makan diisi oleh ayam goreng, tumis kangkung, capcay, plus sambel terasi.

Anak-anak cowok mejanya pisah soalnya gak muat, jadinya ada yang makan didepan TV sambil selonjoran, ada yang didekat kolam renang. Predator-predator makanan seperti Ragil, Dava, dan Rafi sedari tadi nambah mulu. Evlyn mau saja rasanya menepuk kepala mereka satu-satu pake sendok.

Habis makan mereka ngumpul lagi didepan TV, ada yang duduk didepan kolam lagi sambil nyebat. Kebetulan ruang yang dipake buat nonton kehubung sama kolam renang jadi kalo ngobrol masih kedengeran.

"Jadi besok mau kemana dulu?" Tanya Stely membuka percakapan.

"Mustafa Center!"
"Bugis Street!"
"Universal Studio!"

"Ke Mustafa Center pas mau pulang aja dong, Vir," protes Sabil.

"Idih ke Bugis Street di Jakarta juga ada," komentar Figan.

"Hahaha, anjir Tanah Abang itu," tawa Hannah, padahal gak ada yang lucu sama sekali.

"Besok ke Universal Studio dulu deh, abis dari sana baru kita Mustafa center. Kan masih ada besoknya lagi, masih bisa kok kita pilih rencana yang lainnya," ujar Hanin pada akhirnya. Capek juga anjir denger teman-temannya ribut gini.

"Iya, gue juga setuju kok," ujar Yasmine.

"Kalo ibu negara sudah bertitah maka itulah pilihannya," ujar Cantika dengan nada sok dramatis.

"Apa sih, tik. Gak jelas," tawa Risa, yang seharian ini murung mulu ngeluh pusing.

Akhirnya satu-persatu cewek-cewek pada bangkit buat cuci muka segala macem perawatan sebelum tidur. Yang cowok-cowok masih duduk didepan TV, gatau begadang apa engga.







"Wohohohoho! Yes, Singapore!"










💄





cie senin
hai guys, mwahhh

Teenager Area ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang