Banyak typo guys :(
happy reading 🌻Tanggal-tanggal ujian akhir semester alias UAS sudah hampir dekat, namun berbeda dengan Revan yang sampai saat ini masih bingung.
Bingung cara resmiin Risa gimana.
"Ngapa lo? Ngelamun aja," tegur Dipta yang baru aja masuk kedalam warkop.
"Masalah cewe, biasa," jawab Angga yang masih sibuk ngisep rokoknya.
"Gak ada niatan mau main sama Cantika lo? Biasanya sebelum ujian main-main dulu," Dipta mendudukkan dirinya di kursi warkop, kemudian menyalakan rokoknya.
"Besok kayanya gua mau muncak, butuh udara segar bos hahaha," ujar Angga sambil ketawa. Padahal gak ada yang lucu.
"Gak ada yang lucu bangsat. Gak usah ketawa lo."
"Angga tuh lagi ngetawain lo goblok. Dia bisa ngajak Cantika main, lah elo?" Revan yang daritadi diam akhirnya membuka suara.
"Wah anjeng, ngajak ribut ya lo," segera saja Dipta me-headlock Angga.
"Hahahaha ampun Dip ampun," dalam keadaan begitu Angga masih bisa tertawa.
"Dip, lo gak ada niatan ngajakin Hanin gitu? Kasian gua liat dia belajar mulu," ujar Revan ikutan nyalain rokoknya.
"Tau darimana lo nyet? Kan beda kelas," sambar Angga.
"Ya dari ayang Risa lah," jawab Revan dengan muka menjijikkan.
"Ayang apaan bangsat? Lo mau macarin Risa tapi masih stuck di yang orang jepang tuh, siapa namanya Dip? Aduh lupa gue."
"Hina."
"Ah iya! Hina tuh. Mikirlah goblok perasaannya Risa begimana," cerocos Angga sambil membuang abu rokoknya.
"Gua gak ada apa-apa lagi sama Hina, serius dah. Gua tuh bingung mau resmiin Risa gimana," akhirnya Revan mengungkapkan isi kepalanya.
"Dikata Risa gedung nyet segala diresmiin," tiba-tiba Leo datang trus duduk disamping Dipta. "Geser dong jing, sempit."
"Gua tuh pengen nembak Risa kalo bisa sebelum UAS, ntar pas ujian takutnya gua malah gak fokus kan. Mana si Fadhil gencar banget lagi deketin Risa. Ah anjeng," Revan mengacak rambutnya frustasi.
"Udah tau ada saingan, seharusnya makin lo pepet lah," ujar Angga.
"Ya niatnya gitu, bajingan."
"Ya dilaksanain lah, brengsek."
"Kalau mau ngajak Hanin main, kemana bagusnya?" Tanya Dipta tiba-tiba.
"Emang Hanin mau lo ajakin main?" Sarkas Leo sambil liatin Dipta.
"AHAHAHAHA ANJENG JUGA LEO," seketika tawa Angga dan Revan pecah. Leo doang emang yang bisa nyekak Dipta kaya gitu.
"Bangsat. Gua nanya anjeng," Dipta langsung menatap sinis kearah Leo. Lah yang baru ngomong cuma ketawa ganteng aja.
Semakin emosi Dipta.
"Dulu kalo sama Hanin kalian suka kemana? bawa kesana aja udah," ucap Angga. Dipta jadi mikir dia sama Hanin dulu hobi banget ke Bandung. Apa dia bawa Hanin main ke Bandung aja kali ya?
"Btw Dip, gue mau nanya," ucap Revan dengan nada serius. "Lo sama Hanin ada masalah apa sih? Dari dulu tuh kalian baik-baik aja, kenapa jadi gini?"
Dipta diam sebentar, bingung mau jawab apa. "Gue menjauh dari dia."
"Hah? kenapa?" Tanya Angga ikutan penasaran.
"Lo percaya kan, gak ada hubungan persahabatan cewek sama cowok. Salah satu dari mereka pasti udah khianat sama persahabatannya. Iya, gue akui. Gue khianat sama persahabatan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Area ✓
FanfictionAwalnya suka sama liptint yang sama eh malah jadi sahabatan. ©winniedepuh, 2019