"Hai bun, aku datang nih. Gak sendirian kali ini, aku sama Hannah," Pemuda dengan surai gelap itu menghampiri seorang wanita setengah baya yang duduk memunggungi mereka.
"Halo Tante. Aku lama gak main kesini ya? Gak pernah diajakin lagi sih," Hannah mendelik pada pemuda itu. Ia terkekeh pelan.
"Bunda," pemuda itu memeluk wanita yang dipanggilnya 'Bunda' itu dari samping, "aku balikan sama Hannah," lanjutnya berbisik. Hannah yang sedang membuka bingkisan ditangannya tersenyum kaku mendengarnya.
"Tante, aku bawain lapis legit kesukaan Tante. Tante mau kan?" Hannah menarik kursi didepan wanita itu dan duduk didepannya. Wanita itu menatap kue didepan Hannah.
"Mau!" Ujarnya sambil menjulurkan tangannya.
"Leo suapin ya?" Tawar Leo. Wanita itu menatap datar anaknya. Kemudian mengangguk tanda setuju.
Hannah menyaksikan keluarga didepannya ini, tersenyum getir membayangkan beratnya posisi Leo.
"Bunda maafin Leo, kemaren Leo nge-vape lagi. Leo gak bermaksud Bun, cuma Leo capek dihajar terus sama si bajingan itu," curhat Leo, Hannah mengusap lengan dingin Leo. Berusaha menguatkan nya.
Tiba-tiba Bunda Leo melempar bantal yang ada didekatnya, Leo dan Hannah langsung berusaha menenangkannya namun tak berhasil. Sampai pintu ruangan terbuka, menampilkan dokter pribadi Bunda Leo.
"Maaf Leo, biar kami yang mengurusnya," Leo dan Hannah segera mundur keluar. Leo mencengkram tangan Hannah kuat, takut terjadi sesuatu.
"Gak bakal terjadi apa-apa," Hannah memeluk pemuda itu. Leo merasakan ketenangan sejenak.
Diintipnya ruangan itu, Ibunya sudah tenang karena dokter Joe menyuntikkan sesuatu ke ibundanya. Dokter Joe keluar ruangan bersama beberapa perawat.
"Tak perlu khawatir, ia baik-baik saja. Banyak peningkatan terjadi padanya. Jangan berhenti mengunjungi, dan sebisa mungkin jangan menyebut-nyebut ayahmu. Itu akan memancingnya," ujar Dokter Joe, "aku pamit dulu Leo," pamit dokter Joe. Leo hanya mengangguk tanda mengerti.
"Udah aku bilang kan? Bunda gak kenapa-napa," Hannah kembali menenangkan pemuda itu, "ayo balik," ajak Hannah.
💄
Farhan dan Evlyn sampai di lokasi Festival Jazz dilaksanakan. Antara mereka jauh lebih canggung kini, entah apa penyebabnya.
"Lah Ev? Disini juga?" Tanya seseorang ketika Evlyn sedang menikmati minumnya sambil menonton performance dari Payung Teduh.
"Iya, Lo sama siapa disini? Gea?" Tanya Evlyn balik.
"Iya nih, kita dapat tiket gratis," ujar pemuda itu alias Seno. Tampaknya ia belum menyadari adanya Farhan disana.
"Gea nya mana?" Tanya Evlyn celingak-celinguk.
"Oh itu," tunjuk Seno, pada gadis yang sedang merekam penampilan, "Ge, sini!" Panggil Seno. Gea segera menghampiri Seno.
"Hai ev, eh hai Farhan!" Sapa Gea balik. Farhan yang sedari tadi diam bak kambing congek, senyum aja.
"Lah baru nyadar gue ada elu," ujar Seno.
Dan perlu kalian ketahui, Seno itu waketos sewaktu Farhan menjabat sebagai ketua osis.
"Udah biasa diabaikan gua mah," jawab Farhan terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Area ✓
FanfictionAwalnya suka sama liptint yang sama eh malah jadi sahabatan. ©winniedepuh, 2019