Harry's POV
Hari-hariku belakangan akhir ini benar-benar menyebalkan dan membuatku harus menahan rasa rinduku pada gadisku.
Bagaimana tidak, kepulanganku ke London diundur karena sekretarisku bilang masih harus ada meeting dengan orang yang akan menjadi partner bisnisku.
Tapi aku terkejut saat bertemu siapa orang yang akan menjadi partner bisnisku.
Jelas saja aku terkejut karena yang akan menjadi partner bisnisku adalah David, ayah dari mantan kekasihku Sarah. Apalagi saat kita bertemu dia juga mengikut sertakan anaknya yang sangat aku benci itu.
Aku membenci Sarah karena sebuah alasan di masa laluku saat kita masih bersama dulu.
Di saat dulu aku sedang mencintai Sarah tapi dia malah mengkhianatiku dengan cara bercinta di belakangku dengan lelaki lain.
Aku tahu dia mengkhianati ku karena aku sendirilah yang memergoki dua manusia brengsek itu yang tengah melakukan adegan panas di apartemen milik Sarah, itulah mengapa aku sangat membenci Sarah.
Tapi untunglah sekarang aku sudah melupakan kejadian satu tahun yang lalu yang membuatku sangat frustasi.
Dan sekarang aku juga sudah mendapatkan gadis yang ku cintai yang sebentar lagi mungkin akan ku jadikan sebagai milikku.
Tapi aku harus bersikap profesional dihadapan David, toh ini juga menyangkut tentang perusahaanku, bukan tentang anaknya yang jalang itu. Jadi aku bersikap normal seperti biasanya pada partner-partnerku yang lain.
Dan setelah aku menyelesaikan meetingku dengan David aku masih tidak habis pikir dengan pemikirannya, bayangkan saja dia memintaku untuk kembali kepada Sarah agar aku bisa bekerja sama dengan perusahaannya yang ku akui perusahaannya memang di atas perusahaanku, bahkan perusahaannya menduduki posisi kedua perusahaan terbesar di dunia, sementara aku masih menduduki posisi ke lima dari banyaknya perusahaan.
Aku menolak tawaran David yang menyuruhku untuk kembali pada Sarah karena aku sudah terlanjur membencinya, tapi aku pikir ayah dan anak ini sama saja, sama-sama licik untuk mendapatkan apa yang mereka mau.
"Ayolah Harry, kau terima saja tawaran Dad, itu akan membuat perusahaanmu menjadi lebih maju lagi dan akan semakin di kenal oleh dunia. Lagipula aku minta maaf atas masa lalu kita, aku akui aku memang salah saat itu" ucapan jalangnya saat itu membuatku menatapnya dengan sinis dan jijik.
"Begini saja, kalau kau memang tak mau kembali dengan putriku tak masalah tapi kau harus sering mengajaknya jalan bersama" ucapan si tua bangka itu benar-benar membuatku geram saat itu.
Tapi aku tetaplah aku, aku menerima tawaran dari si tua bangka David itu dengan rasa sangat terpaksa.
Aku memang merima tawarannya tapi tidak dengan sering berjalan bersama anaknya yang jalang itu melainkan hanya jalan biasa saja tanpa ada kata 'sering'.
Dan mulailah pada waktu itu sesaat setelah meetingku bersama David berakhir aku di suruh berjalan keluar dari restoran yang kami jadikan tempat meeting dengan menggandeng tangan Sarah.
Dan sialnya di luar restoran tersebut sangat banyak paparazi yang aku yakin akan menjadikan berita sampah pada media.
Jujur saja sebenarnya aku merasa sangat jijik dengannya yang menampilkan wajah kesenangan saat aku menyentuh tangannya.
Jika bukan karena perusahaanku, akan ku tinggal wanita itu di tengah jalan. Dan berkali-kali aku juga sudah memperingatinya agar tidak ada yang tau mengenai hal ini.
Aku mengusap wajahku kasar karena aku benar-benar merasa bodoh telah menerima tawaran dari David.
"Apa yang sedang kau lakukan bodoh?" ucap seseorang yang tak lain adalah Liam, dia memang aku suruh untuk menyusulku ke New York.
Aku menghela napas jengah lalu menatapnya. "Kau--" aku menunjuk ke arahnya, "Gantikan aku di sini untuk mengurus perusahaan beberapa hari kedepan karena aku ingin pulang ke London" lanjut ku dengan santai.
"Kau ini bagaimana sih, kau kan CEOnya masa aku yang harus mengurus perusahaanmu" jawabnya dengan nada kesal.
"Aku memang CEOnya tapi kau sahabat sekaligus tangan kananku. Dan oh satu lagi, aku akan membayarmu tiga kali lipat jika kau mau menggantikan untuk mengurus perusahaanku sementara waktu" ujarku yang diakhiri dengan tawaran yang ku pikir cukup menarik. "Oke kalau begitu aku setuju" ujarnya dengan cepat membuatku memutarkan bola mata.
"Kalau begitu aku akan terbang ke London secepatnya dan tolong siapkan pesawat pribadi untukku" ujarku yang terkesan memerintah padanya membuatnya mendengus kesal, sedangkan aku hanya terkekeh menanggapinya.
⚫⚫⚫⚫
Saat ini aku sedang duduk di sebuah sofa yang berada di kamar hotel yang ku sewa sambil meminum soda yang berada di tanganku.
Seketika pikiranku melesat pada gadisku, Alana. Entah sudah berapa hari setelah aku menelponnya waktu itu kita belum berbicara lagi. Bukan karena aku yang tidak menghubunginya.
Aku bahkan sudah setiap hari menghubunginya tapi dia tak pernah mengangkat telepon dariku, aku juga sudah mengirimkannya pesan tapi tak mendapat balasan darinya.
Sungguh aku tidak tau ada apa dengannya, kenapa dia seolah-olah menghindar dariku.
Tuhan, aku benar-benar frustasi di buatnya, rasanya aku ingin segera kembali ke London dan langsung menemuinya lalu memeluknya seerat mungkin.
Tapi aku masih penasaran dengannya, mengapa ia tak pernah mengangkat telponku dan membalas pesanku.
Sebenarnya kemana dia sampai-sampai tak memiliki waktu hanya untuk sekedar mengangkat telpon dariku walaupun sebentar atau membalas pesanku walaupun singkat.
Otakku benar-benar terasa ingin pecah saja rasanya karena di penuhi dengan Alana yang saat ini sedang ku rindukan.
Aku janji saat aku sampai London nanti aku akan langsung menemuinya.
⚫⚫⚫⚫⚫
19/11/18
Gimme vote please.Happy reading.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine [H.S]
Romance[COMPLETED] "I will get you and make you mine" -Harry Styles [WARNING!] [17+] This story has several sexual secene, please be a wise readers! Written by: araalifahf Cover by : araalifahf Published on November 17, 2018 - February 15, 2019 P.s : Han...