(27) Who?

882 63 6
                                    

Budayakan Vote🙃

Author's POV

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa hubungan Harry dan Alana sudah berjalan lima bulan, Harry sangat menunjukan kasih sayangnya pada Alana, lelaki tampan itu membuktikan ucapannya yang akan selalu pulang cepat jika tidak ada rapat penting, ia selalu memanjakan wanita yang di cintainya itu, apapun yang Alana inginkan pasti ia turuti walaupun wanita itu sangat jarang meminta apapun pada Harry.

Selama lima bulan ini mereka jalani seperti pasangan normal lainnya, merekapun suka bertengkar tapi akhirnya berbaikan kembali, tapi yang lebih sering meminta maaf adalah Harry karena memang lelaki itu suka sekali membuat Alana marah.

Dan sekarang Alana sedang menunggu kekasihnya itu yang sedang mandi, tadinya ia berniat untuk memasak tapi Harry meminta Alana agar menunggunya dan ingin membantu wanitanya memasak. Alana menangkupkan tangannya pada kedua pipinya sambil melamun hingga ia mendengar suara deringan yang berasal dari ponsel Harry, ia mendiaminya saja hingga deringan ponsel Harry mati tapi tak lama kemudian ponselnya berbunyi kembali. Alana yang merasa penasaranpun mengambil ponsel milik kekasihnya itu dan melihat siapa yang menelepon Harry di pagi hari seperti ini, bahkan ini hari libur.

Ia mengernyitkan dahinya saat melihat nomor asing yang menelepon Harry, ia mengira-ngira siapa itu, apakah Liam atau George atau mungkin kedua sahabatnya, tapi tak mungkin kalau Liam dan George pasalnya mereka adalah kerabat terdekat Harry, tak mungkin jika Harry tak menyimpan nomor ponsel mereka, pikirnya. Dan itu juga bukan nomor ponsel milik kedua sahabatnya, karena ia tau betul nomor ponsel mereka.

Jika bukan mereka, lalu siapa?. batinnya bertanya-bertanya.

Alana baru sadar kalau ponsel yanng ada di genggamannya itu sudah berhenti berdering, tapi tak lama kemudian ada sebuah pesan masuk, Alana yang sedang penasaran pun akhirnya membuka pesan tersebut.

To: You
Harry kau dimana? Kenapa tidak mengangkat telponku sih, kau sudah berjanji untuk menemaniku hari ini.
From: +625xxx

Alana semakin bingung kala melihat isi pesan tersebut, ia berpikir jika yang baru saja menelepon dan mengirim pesan pada Harry adalah seorang wanita, tapi dengan cepat ia menepis itu semua.

Tidak mungkin kan Harry berselingkuh di belakangku? Ia selalu bilang sangat mencintaiku dan tidak akan menyakitku, gumamnya sambil menatap lurus kedepan.

Tapi entah kenapa pikiran Alana sangat bertolak belakang dengan perasaanya yang mengatakan bahwa Harry bukan lelaki baik dan ia harus tetap berhati-hati dengan lelaki ikal itu. Alana menggelengkan kepalanya yang seketika menjadi pusing akibat memikirkan hal-hal itu, ia kemudian meletakkan kembali ponsel milik Harry di atas nakas.

Ia kesal dengan Harry karena mengapa lelaki itu tidak bilang jika ia memiliki janji untuk menemani seseorang hari ini, pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan di kepalanya. Ia berpikir jika yang menelepon dan mengirim pesan pada Harry bukanlah seorang lelaki tapi ia kembali menepis pemikiran buruk itu, karena ia yakin Harry tak mungkin sejahat itu padanya.

Alana terduduk di tepi ranjang sambil menutupi wajah cantiknya dengan kedua telapak tangannya, hingga akhirnya ia merasa kesal sendiri dan ia pun keluar dari kamar Harry menuju dapur untuk membuat sarapan, ia hanya berniat memasak pancake saja hari ini walaupun Harry meminta tacos tadi, tapi pikirannya sedang berkelana kemana-kemana hingga ia menjadi malas.

Saat ia sedang membuat adonan pancake tiba-tiba saja ia merasakan tangan kekar yang di penuhi tinta hitam melingkar di perutnya, "Kenapa kau tidak menungguku, sayang?" ucap Harry seraya mengecup bahu Alana.

"Terlalu lama" jawabnya singkat

Harry mengernyitkan dahinya saat melihat jawaban dari Alana, ia tau kalau Alana sedang tidak baik-baik saja jika ia bersikap seperti itu padanya, pasti ada hal yang membuat mood Alana berubah. Ia tak ingin menanyakan apapun dulu pada kekasihnya itu sebelum mood Alana kembali membaik.

Mine [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang