(22) Sorry

920 65 0
                                    

Alana's POV

Aku terbangun dari tidur nyenyakku karena tenggorokanku terasa sangat kering, aku melihat ke arah jam yang terletak di atas nakasku dan ternyata ini sudah jam sepuluh malam, aku baru sadar kalau aku cukup lama tertidur.

Aku turun dari ranjang ku dan berjalan menuju dapur dengan mata masih mengantuk, aku menuangkan segelas air mineral kemudian meneguknya hingga habis.

Setelah aku selesai dengan acara minum ku, aku segera kembali ke kamarku, tapi baru beberapa langkah aku berjalan dari dapur aku mendengar suara ketukan pintu rumah membuatku mengernyitkan dahiku bingung. Siapa yang bertamu malam-malam seperti ini?, batinku.

Setelah beberapa menit aku berdiam diri ketukan pintu itu semakin menjadi dan aku pun memutuskan untuk berjalan ke arah pintu rumahku dengan perasaan sedikit takut, perlahan aku membuka pintu tersebut dan diam sesaat saat melihat siapa yang datang. Harry, dia datang ke rumahku malam-malam.

Aku sedikit terlonjak saat tiba-tiba ia memeluk tubuhku sangat erat, ia menenggelamkan wajahnya di lekukan leher ku.

"Baby, i'm so so sorry," lirihnya sambil terus memelukku.

Aku yang melihat tingkah anehnya pun membalas pelukannya dan mengelus punggung kekarnya. Aku berusaha melepaskan pelukanku tapi ia malah semakin mempereratnya hingga tubuh kecilku sedikit terangkat.

"Harry,"

"Tetap seperti ini, aku mohon," ucapnya lagi, tapi kali ini aku sedikit mendorong tubuhnya agar ia melepaskan pelukannya.

Aku menatap matanya yang sedikit memerah, aku beramsumsi kalau dia mabuk, walaupun aku sendiri tidak pernah menyentuh minuman beralkohol.

Aku menangkup wajahnya yang terlihat sendu, "Harry, kau ini kenapa?," tanyaku  tapi ia tak menjawabnya dan malah menatapku sambil memegang tanganku yang berada di wajahnya.

Aku menghela napas karena tingkahnya, "Baiklah, ayo masuk di luar dingin," ujarku sambil menarik tangannya masuk ke dalam rumahku dan menutup pintu.

Aku mendudukannya di sofa begitu juga denganku yang duduk di sebelahnya, ia tak henti-hentinya menggenggam tanganku seolah-olah aku ini akan pergi darinya.

Tapi perlahan aku melepaskannya dan menangkup wajah tampannya dengan sebelah tanganku, "Ada apa?," tanyaku lembut.

Ia menundukkan kepalanya, "I'm sorry for everything," ucapnya lemah semakin mambuatku kebingungan.

Ia mengambil kedua tanganku dan mengecup punggungnya dalam.

"Harry kau membuatku bingung," ucapku membuatnya berhenti mengecupi punggung tanganku dan beralih menatap mata cokelat ku.

"Aku takut kau meninggalkanku," aku mengernyitkan dahi ku setelah mendengar penuturannya.

"Kenapa kau berbicara seperti itu?," ia menggeleng lemah tapi aku bisa melihat tatapan ketakutan akan kehilangan terpancar jelas di sana.

Aku memeluk tubuhnya dan mengelus rambut ikalnya yang sedikit berantakan entah karena apa, "Hei dengar Harry, aku tidak akan meninggalkanmu kalau kau tidak melakukan suatu kesalahan yang fatal," ucapku lembut sambil mengusap punggung kekarnya.

"Tapi seandainya aku melakukan hal fatal itu bagaimana?," aku mengernyit dan melepaskan pelukanku untuk menatap mata hijaunya.

"Memang apa yang telah kau lakukan?," tanyaku.

"Seandainya," ucapnya membenarkan.

Aku mengangkat bahuku, "Aku tidak tau, mungkin tergantung apa kesalahan yang telah kau lakukan," ucapku, ia mengangguk kan kepalanya lemah.

Mine [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang