Author's POV
Harry memarkirkan mobilnya di halaman rumah Alana setelah mereka sampai, Alana sedari tadi hanya diam saja tidak berbicara sepatah kata pun, bahkan saat lelaki itu bertanya pun ia hanya menjawab ya atau tidak, ia seolah-olah takut ketika ingin berinteraksi dengan Harry, sama seperti saat awal mereka bertemu.
Alana turun dari mobil milik Harry dengan cepat tanpa menunggu lelaki itu untuk membukakan pintu untuknya, ia berjalan ke arah rumahnya dan di susul dengan Harry yang mengikutinya dari belakang, ia masuk ke dalam begitupun dengan Harry yang masih setia mengikutinya.
Tapi saat mereka baru saja sampai di ambang pintu Alana membalikan tubuhnya dan menghadap ke arah Harry, ia mendongakan wajahnya sambil menatap mata hijau lelaki itu, "Lebih baik kau pulang," Harry mengernyitkan dahinya saat mendengat penuturan dari kekasihnya.
Harry menggelengkan kepalanya dan mengambil tangannya untuk ia genggam, "Aku akan menginap di sini, aku ingin menemanimu,"
"Tapi aku ingin sendiri," ucap Alana lemah.
"Kau masih marah padaku?,"
Alana menggelengkan kepalanya, "Aku tidak marah."
"Lalu kenapa kau tidak membiarkanku tetap di sini?,"
"Aku lelah dan ingin istirahat, tanpa di ganggu oleh siapapun," gadis itu melepaskan tangannya dari genggaman tangan Harry membuatnya terasa kosong.
"Tapi aku i---,"
"Aku mohon, aku ingin sendiri," potong Alana.
Harry menghela napasnya dengan kasar, ia tau ini semua ini pasti karenanya yang membetaknya, tapi sungguh ia tidak bermaksud seperti itu, ia tidak bermaksud melampiaskan emosinya pada Alana, lelaki itu hanya sedang berada di luar kendali.
"Apa kau seperti ini karena aku membentakmu tadi?," tanya Harry dengan lembut berusaha untuk tidak terbawa emosi karena sikap Alana.
"Tidak," jawab Alana lalu membuang wajahnya, Harry tau kalau kekasihnya sedang berbohong karena ia bisa melihat dari mata dan raut wajahnya.
"Aku tau kau berbohong, kau seperti ini karena aku membentakmu dan kau takut padaku sekarang, iya kan?," ucap Harry tajam, Alana menatap Harry yang mulai melangkahkan kakinya mendekat ke arahnya membuatnya mundur kebelakang hingga tubuhnya menabrak sofa dan itu membuatnya tidak bisa kemana-kemana.
Harry memiringkan wajahnya dan mengecup bahu Alana singkat, "Aku tau kau takut karena aku membentakmu tadi, sayang," bisiknya.
"I-i'm not," ujar Alana dengan terbata dan pelan.
Harry menggeram rendah dan menatapnya, "Kau berbohong!," ucapnya dengan nada tinggi. "AKU TAU SEDARI TADI KAU DIAM SAJA KARENA KAU TAKUT PADAKU! KAU TAKUT AKU AKAN MEMBEN---,"
"YA, HARRY! YA! KAU TAU AKU TAKUT PADAMU, LALU APA?!" teriakan lelaki itu terputus saat Alana memotong perkataannya dengan berteriak pula, tapi Harry bisa melihat wajah terkejut dari gadis itu akibat teriakannya yang tiba-tiba dan ia juga bisa melihat mata Alana yang berkaca-kaca.
Lelaki berambut ikal itu memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya untuk tidak emosi lagi, ia sungguh tidak bisa melihat wanitanya menangis apalagi karenanya.
"Kau ini kenapa, Harry? Kau berubah setelah mengangkat telepon dari Liam. Aku bingung padamu, aku tadi hanya bertanya padamu tapi kau malah membetakku tanpa ada alasan yang jelas," lanjutnya dengan suara pelan dan tidak berteriak seperti tadi.
Harry yang mendengar itu pun langsung memeluk Alana, "Aku minta maaf," lagi-lagi lelaki itu meminta maaf pada Alana.
"Aku benar-benar sedang ada sedikit masalah," lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine [H.S]
Romance[COMPLETED] "I will get you and make you mine" -Harry Styles [WARNING!] [17+] This story has several sexual secene, please be a wise readers! Written by: araalifahf Cover by : araalifahf Published on November 17, 2018 - February 15, 2019 P.s : Han...