(2) Her Smile Make Me Fall in Love

2.8K 125 7
                                    

Author's POV

Hari libur pun berganti dengan hari orang-orang barlalu lalang untuk mencari uang dengan bekerja. Hari yang cukup cerah inipun di gunakan oleh Alana untuk memantau butiknya dan membuat beberapa design baru yang akan ia jual nantinya.

Dengan lihai gadis yang biasa di panggil Lana itu menggoreskan sebuah pensil pada kertas putih untuk membuat design baju model terbarunya dengan sangat serius. Setelah itu wanita cantik itupun tersenyum melihat hasil kerjanya yang menurutnya sangat memuaskan.

Beberapa jam setelah berdiam diri sambil memerhatikan ramainya para pejalan kaki dari luar jendela membuat gadis itu bangkit dan berniat bertemu dengan dua sahabatnya di sebuah kedai yang tak jauh dari butiknya.

⚫⚫⚫

Di sebuah kedai yang menjadi tempat favorite tiga bersahabat itu mulai bercerita tentang pengalaman-pengalaman yang mereka alami ataupun mereka bercerita tentang pekerjannya maupun tentang masalah percintaan yang membuat Alana hanya bisa mendengarkannya saja sambil mengaduk-aduk jus yang di pesannya. Entah mengapa tapi Alana masih sangat enggan untuk memulai suatu hubungan dengan laki-laki.

"Kalian tau, kemarin aku baru saja berkenalan dengan seorang lelaki tampan" ucap Cassie yang merupakan salah satu sahabat Alana.

"Dia menabrakku lalu meminta maaf dan dia memperkenalkan dirinya padaku, lalu kita berkenalan dan sekarang kita berteman. Selesai." lanjut Cassie dengan panjang lebar sambil menyatukan tangannya dan tersenyum layaknya orang gila.

Alana yang mendengar itu hanya memutar bola matanya dengan malas seolah-olah ia tak tertarik dengan apa yang dibicarakan oleh salah satu dari sahabatnya itu, sedangkan Katie yang merupakan sahabat Alana juga hanya mendengus kesal.

"Kau ini selalu saja seperti itu jika berkenalan dengan lelaki tampan" ucap Katie.

"Biarin, aku kan cantik" ucap Cassie dengan percaya diri sambil menjulurkan lidahnya ke arah Katie membuat Katie menatapnya dengan tatapan jijik.

Sedangkan Alana hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kedua sahabatnya itu.

Ketiga bersahabat itu berceloteh ria dan terkadang mereka memainkan beberapa permainan yang selalu mereka mainkan di kala mereka sedang berkumpul bersama. Lalu tak lupa mereka juga selalu melontarkan hal-hal lucu yang membuat mereka tertawa terbahak hingga mengeluarkan air mata.

----------

Harry's POV

Aku tersenyum sambil menatap ke arah luar jendela yang terdapat kedai di sebrang kantorku, bagaimana tidak? Aku sedang melihat gadisku yang tertawa lepas bersama teman-temannya membuatku ikut menyunggingkan senyuman yang memunculkan lesung pipiku. Sungguh aku tidak pernah melihatnya tertawa lepas seperti itu dan ini adalah pertama kalinya aku melihat gadisku tertawa dan tersenyum sangat manis seperti itu. Aku pikir senyumannya akan menjadi candu bagiku. Oh tuhan kenapa aku ini! Tapi entah mengapa sejak dia tertawa dan tersenyum membuatku juga ikutan tersenyum.

Sebut aku gila, karena memang benar. Aku gila karenanya. Karena Alana gadis manisku.

"Hei bro!" suara Liam yang merupakan temanku membuyarkan isi pikiranku tentang Alana.

"Kau mengejutkanku Payne" ucapku malas.

"Aku bahkan sudah mengetuk pintu ruanganmu lebih dari tiga kali tapi kau tak kunjung menyuruhku masuk. Jadi yasudah aku masuk saja sendiri dan mendapatimu sedang.. Umm memerhatikan seseorang mungkin?" ucap Liam sambil mengangkat kedua bahunya lalu mengarahkan dagunya pada kedai di seberang kantorku.

"Ah aku tau. Pasti kau sedang memerhatikan salah satu gadis yang ada di kedai itu kan?! Ayo mengaku saja" tebak Liam sambil menunjuk pada kedai itu atau tepatnya pada gadisku yang sedang tertawa bersama teman-temannya itu.

Aku hanya memutar bola mata lalu menatap Liam yang sedang duduk di meja kerjaku sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada sembari mengahadap keluar jendela.

"Ya. Aku memang sedang memerhatikan salah satu dari mereka, memangnya tak boleh?!" ujarku ketus membuat Liam menolehkan kepalanya padaku lalu tertawa meledek membuatku menatapnya dengan aneh.

"Whoaa! Calm down Buddy. Biar ku tebak, pasti kau menyukainya kan?" tebakan Liam membuatku tersenyum simpul.

"Aku memang menyukainya. Aku menyukai semua yang ada pada dirinya, apalagi senyumnya membuatku selalu terbayang-bayang olehnya. Walaupun dia adalah wanita yang dingin dan cuek tapi aku tetap menyukainya" ucapku panjang sambil menatap ke arah kedai yang memperlihatkan Alana sedang tertawa berasama teman-temannya.

"Kalau begitu kau harus mengejarnya dan mendapatkannya!" aku mengganggukan kepalaku setelah mendengar ucapan Liam.

"I will" ucapku dengan penuh keyakinan sambil tersenyum sendiri membayangkan jika Alana menjadi milikku.

⚫⚫⚫⚫

Hari berganti malam dan di saat itu pula aku kembali memikirkan gadisku, Alana.

Memikirkan bahwa tadi siang dia tertawa lepas membuat diriku semakin yakin bahwa sifat Alana yang selalu dia tunjukkan pada orang-orang tepatnya pada laki-laki bukanlah sifat asli dirinya.
Aku sangat amat yakin Alana pasti memiliki alasan di balik sifatnya yang terkesan sangat cuek dan dingin terhadap laki-laki. Bukannya aku sok tau atau apa tapi aku seperti bisa melihat dari cara dia tertawa dan saat waktu kita bertemu waktu itu.

Sungguh hal itu membuatku semakin penasaran tentang gadis itu dan aku harus mencari tau siapa dia sebenarnya, mengapa dia bisa bersikap seperti itu pada semua laki-laki yang berusaha mendekatinya termasuk aku?

'Aku harus berusaha untuk mendekatinya, aku yakin aku bisa membuatnya lebih terbuka padaku' batinku meyakinkan diriku.

"Alana, Alana, Alana. Kenapa kau selalu mengganggu pikiranku." geramku sembil mengusap wajah lalu memejamkan mataku.






⚫⚫⚫

Happy reading 😊

Mine [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang