Budayakan vote🙂🙃
Author's POV
Waktu bergulir begitu cepat, ini sudah tiga hari semenjak Harry meninggalkan Alana pria itu belum menampakkan batang hidungnya, padahal Harry bilang kalau ia hanya memiliki urusan sebentar.
Alana, wanita itu pun bingung dengan kekasihnya itu, ia sudah berusaha mencoba menghubungi Harry tapi lelaki itu tak kunjung mengangkatnya, terakhir kali Harry menghubunginya saat setelah ia pergi, itupun hanya sebuah pesan singkat. Alana sudah bertanya pada George tentang keberadaan Harry, tapi lelaki itupun tak tau kekasihnya ada dimana.
__________
Alana's POV
"Kau sudah menghubunginya?," aku mengangguk lemah pada Katie.
Aku sengaja memanggil Cassie dan Katie saat aku sedang kesepian, karena hanya merekalah yang mengertiku dalam keadaan apapun.
"Apa Harry belum juga memberi kabar padamu?" aku menatap Cassie kemudian menggeleng lesu.
"Awas saja pria itu kalau sampai bertemu denganku, akan ku beri pukulan taekwondoku," aku tersenyum kecil mendengar ucapan Cassie yang kesal tapi di selingi nada humor di sana.
"Tidak usah bersedih seperti itu, aku yakin kalau Harry benar-benar mencintaimu ia pasti akan mengabarimu walaupun itu terlambat," aku menatap Katie kemudian mengangguk saja.
"Ya, kau benar," ucapku pelan.
"Tapi Alana, kau juga harus berhati-hati dengan pria itu, --maksudku kau kan baru pertama kali menjalin hubungan, jadi kau harus lebih berhati-hati. Aku hanya tak mau kau di sakiti oleh lelaki manapun,"
Aku menunduk setelah mendengar ucapan dari Cassie, tapi apa yang ia ucapkan pun ada benarnya juga, aku belum pernah menjalin hubungan dengan pria manapun selain Harry, dan itu masih sangat baru bagiku. Apalagi hubunganku dengan Harry belum ada satu bulan tapi ia sudah bersikap seperti ini, dan itu membuatku takut, takut kalau dia adalah lelaki yang mudah bosan terhadap wanita.
"Kenapa kau malah menangis Alana?," perkataan Katie membuatku tersadar dan dengan cepat aku meraba pipiku yang terasa basah.
"O-oh maaf, aku tidak sadar kalau aku menangis," ucapku dengan senyum palsu.
"Hei dengar, kalau lelaki itu berani menyakitimu aku tidak akan membiarkan ia bisa bertemu denganmu lagi," aku terkekeh mendengar ucapan Cassie yang nampaknya sangat kesal pada Harry.
"Aku serius Alana"
"Baiklah-baiklah. Terima kasih kalian sudah menjadi sahabat terbaik ku dan menjagaku," ucapku tulus lalu memeluk mereka.
⚫⚫⚫⚫
Aku terbaring telentang menatap langit-langit kamarku setelah dua sahabatku sudah kembali ke rumah mereka masing-masing.
Di sini aku merasa sendiri dan sepi, biasanya ada Harry yang menemaniku, tapi sekarang tidak. Padahal ia sudah berjanji pada ibuku untuk menjaga dan menemaniku, tapi buktinya tidak, ia hanya menemaniku sehari setelah itu ia pergi entah kemana dan tidak menghubungiku.
__________
Harry's POV
Aku tersentak saat terbangun dalam keadaan telanjang dengan seorang wanita yang memeluk tubuhku dengan keadaan yang sama pula, dan betapa kegetnya aku saat melihat wanita itu adalah Sarah, aku melihat ke arah jam tanganku, ternyata ini sudah pukul sepuluh malam.
Ini memang sudah tiga hari aku tidak bertemu dengan Alana dan aku pun belum mengabarinya hingga saat ini, bukan karena aku tidak ingin mengabarinya, hanya saja setelah aku meninggalkannya tiga hari yang lalu dan bertemu dengan Liam yang meneleponku dan sialnya saat itupun ada Sarah yang kembali menghampirinya dan terus menerus mencariku seolah-olah aku ini buronannya. Aku menemui Liam karena Sarah mengancamnya akan membunuhnya yang memang saat itu ia membawa beberapa bodyguardnya, jadi aku terpaksa mendatanginya. Jalang sialan itu selalu saja mengancamku akan menghancurkan perusahaanku dengan bantuan David, ayahnya. Aku benar-benar menyesal menerima tawaran yang ia berikan waktu itu.
Aku melepaskan tangannya dariku dan mendudukkan tubuhku untuk bersandar pada kepala ranjang sambil memijat kening ku yang berdenyut nyeri, aku hanya mengingat kalau kamarin aku pergi ke club untuk menenangkan pikiran ku dan minum, tapi selebihnya aku tidak mengingat apapun.
Saat aku baru merasa enakan, tiba-tiba saja wajah Alana muncul di kepalaku membuatku merasa sangat bersalah.
Lagi, aku mengingat pekataannya dan janjiku padanya.
'Kau janji untuk tidak akan pernah mengkhianatiku,'
'Kau tau kan, aku sangat benci pengkhianat,''Tentu sayang, aku janji, aku janji tidak akan mengkhianatimu,' pada kenyataannya aku berkhianat membuatku tertawa meremehkan diriku sendiri.
Sekelebat bayangan Alana akan meninggalkanku saat ia tau aku mengkhianatinya membuatku menggelengkan kepala, dengan cepat aku menyibakkan selimut dan memakai pakaianku kembali kemudian mengambil dompet dan kunci mobilku yang tergeletak di lantai.
"Kau mau kemana Harry?," aku mengeram rendah saat mendengar suara jalang itu.
"Bukan urusanmu," ucapku dan berlalu
"Aku akan memberitahu kekasihmu jika kau bersikap tidak baik denganku," ancamnya membuatku membalikkan tubuhku dan menatapnya tajam, darimana ia tau aku memiliki kekasih?
"Tidak usah terkejut seperti itu Tuan Styles, sangat mudah untukku mencari informasi tentang mu maupun kekasihmu," ucap Sarah yang di selingi tawa jahatnya.
"Jangan coba-coba kau memberitahunya, atau--," aku menunjuk ke arah wajah menjijikannya.
"Atau apa hm?,
"Atau aku akan membunuhmu," ucapku tidak main-main.
"Aku tidak takut dengan ancaman mu Harry, kalau kau memang ingin membunuhku aku akan terlebih dahulu memberitahu pada kekasih mu itu kalau kau mengkhianatinya!,"
"---Dan ia akan membencimu dan meninggalkanmu," lanjutnya dengan santai.
"KAU JALANG SIALAN!" teriakku nyaring kemudian meninggalkannya.
"Ingat Harry, aku akan memberitahu kekasihmu kalau kau tidak menuruti kata-kata ku!,"
Aku tidak menghiraukan teriakannya dan berlari ke parkiran mobil walaupun kepalaku masih terasa nyeri, tapi aku tak peduli, yang aku pikirkan sekarang hanyalah Alana kekasihku. Bayangan wajah kecewanya selalu muncul di otakku membuatku sesekali memukul kepalaku, walaupun aku tau Alana tidak mengetahui hal ini, tapi tetap saja aku sangat merasa bersalah padanya.
Belum lagi perkataan ibu dari Alana yang tiba-tiba saja muncul juga di otakku membuat kepalaku semakin nyeri tak terkendali.
'Baiklah, Harry. Well, ini pesanku, jangan pernah kau sakiti putriku, dan jika kau melakukannya, maka aku tak akan segan untuk memisahkanmu darinya,'
Aku masuk ke dalam mobilku dan mejambak rambutku frustasi.
"Tidak, tidak. Alana tidak boleh tau mengenai hal ini, tidak boleh." gumamku sendiri.
"Aku tidak akan pernah membiarkan Alana pergi dariku, tidak akan. Dia hanya milikku dan tidak akan ada yang bisa memisahkannya dariku,"
"Fvck! Mengapa semuanya jadi seperti ini?!," aku memukul setir mobilku dengan penuh emosi.
⚫⚫⚫⚫
Sudah satu jam aku berdiri di depan pintu rumah Alana, tanganku rasanya sangat berat dan takut hanya untuk mengetuk pintunya.
Tapi akhirnya aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah kekasihku.
Tok Tok Tok
Aku mengetuk pintu itu beberapa kali sampai akhirnya pintu tersebut terbuka dan menampilkan sesosok wanita yang sangat kucintai tengah berdiri di hadapanku dengan wajah polos yang kurasa ia habis bangun tidur.
Aku yang melihat itupun langsung membawa tubuhnya ke dalam pelukanku, aku memeluknya sangat erat seakan-akan ia akan pergi dariku.
----------
Next or No or Delete?
Don't forget to vote and comment guys😊😚
Luv yu💙
All The Love. H
Eh btw nina dobrev lg ada di raja ampat cuy, oke gaada yg nanya huehue✌
9/12/18

KAMU SEDANG MEMBACA
Mine [H.S]
Romance[COMPLETED] "I will get you and make you mine" -Harry Styles [WARNING!] [17+] This story has several sexual secene, please be a wise readers! Written by: araalifahf Cover by : araalifahf Published on November 17, 2018 - February 15, 2019 P.s : Han...