(9) Spend Time Together

1.2K 89 1
                                    


Author's POV

Lelaki tampan bermata hijau dan gadis cantik bermata coklat itu terlihat sangat bahagia sesaat setelah mereka bertengkar kecil.

Si lelaki tampan itu selalu saja menggoda gadis yang sedang duduk bangku taman favorit mereka, sementara si gadis cantik itu terkadang menjambak rambut keriting pria yang tak habis-habisnya menggoda dirinya.

"Kau tau sayang, aku hampir saja gila karena merindukanmu begitu dalam" ucap Harry dengan wajah cemberut yang di buat-buat.

"Aku bukan sayangmu, jangan panggil aku seperti itu" ucap Alana sembari menatap Harry dengan tajam.

"Apa sayang" ucap Harry dengan nada menggoda.

"Harry! Kau ingin aku menjambak rambutmu lagi ya?!" ujar Alana sedikit menaikkan suaranya karena kesal.

"Oh ya? Aku tidak takut" Harry bangkit dari duduknya saat Alana ingin menjambak rambut ikalnya lalu ia menjulurkan lidahnya pada gadis tersebut.

"Harry! Kemari kau!" pekik Alana seraya bangkit juga dari tempat duduknya dan mengejar Harry.

"AWAS KAU HARRY" Teriak Alana pada laki-laki yang sedang berlari di depannya, kemudian lelaki itu membalikkan badannya dan berkata, "AYO TANGKAP AKU SAYANG" Teriak Harry dari kejauhan. Alana yang mendengar teriakan Harry menyembunyikan senyuman dan wajahnya yang memerah semerah tomat.

Mereka berlarian kesana kemari, hingga hal mengejutkan terjadi pada Alana karena seketika tubuhnya melayang dan gadis itu menyadari kalau ia sedang berada dalam gendongan Harry.

"Apa yang kau lakukan, seharusnya aku yang menangkapmu bukan kau. Sekarang turunkan aku" ucap Alana sambil memukul-mukul dada Harry meminta di turunkan dari gendongannya.

"Tidak mau" ucap Harry singkat sambil berjalan dengan santai tanpa menurunkan Alana dari gendongannya.

"Aww! Hei!" pekik Harry saat Alana menggigit dadanya dengan keras, dan reflek ia menurunkan Alana dari gendongannya.

"Mengapa kau menggigit dadaku? Itu sakit" ucap Harry sambil mengusap-usap dada yang bekas digigit oleh Alana tadi.

"Dasar lebay. Lagipula badanmu itu besar, tidak mungkin merasa sakit" ucapa Alana santai.

"Yayaya, terserah kau saja sayang" Alana memutar bola matanya mendengar ucapan Harry, dia lelah jika harus menanggapi ucapan lelaki keriting itu yang tak akan ada habisnya.

"Ingin pulang?" Alana mengangkat bahunya setelah mendengar pertanyaan dari Harry.

"Aku bosan" ucap Alana singkat. "Kau bosan?" tanya Harry lagi dan mendapat anggukan dari gadis itu.

"Bagaimana kalau kita ke rumahmu saja?" usul Harry, Alana mengernyitkan alisnya pada laki-laki itu. "Ke rumahku? Untuk apa?" tanya gadis itu bingung.

"Tentu saja untuk bersenang-senang, kita kan bisa movie maraton di rumahmu, lagipula aku juga belum tau dimana kau tinggal" Alana menaikkan sebelah alisnya setelah mendengar ucapan Harry. "Sudah ayo!" tiba-tiba saja Harry menarik tangan Alana.

"Hei, aku bahkan belum menyetujuinya!" pekik Alana. "Kalau begitu aku yang menyetujuinya" ujar Harry sembari menarik tangan Alana ke arah mobilnya. "Dasar pemaksa" Alana mendengus kesal.

⚫⚫⚫⚫

"Ini rumahmu?" tanya Harry setelah mereka sampai di sebuah rumah yang cukup besar.

Alana memutar bola matanya dengan kesal. "Memang ini rumah siapa lagi? Kau kan yang memaksaku tadi" ucap Alana ketus.

"Oh ayolah, aku kan hanya ingin tau tempat tinggalmu" ujar Harry.

"Tidak usah banyak bicara, ayo masuk" Alana melangkahkan kakinya ke dalam rumahnya dan Harry mengikutinya dari belakang. "Kau duduk di sini dulu, aku ingin mengganti baju" Harry hanya menganggukan kepalanya dan menjatuhkan bokongnya ke sofa ruang tamu yang berada di rumah milik Alana.

Tapi tiba-tiba Harry menahan tangan Alana membuat wanita itu menoleh. "Apa lagi?" ucap wanita itu jengkel.

"Tidak ingin ku temani berganti baju?" mata Alana melotot setelah Harry mengatakan hal itu.

"Dasar mesum!" Alana menyentak tangan Harry yang tadi menahannya dengan wajah yang memerah menahan malu dan dia berjalan menjauhi Harry menuju kamarnya.

"AKU BISA MENEMANIMU JIKA KAU MAU, SAYANG" teriak Harry membuat Alana membalikkan tubuhnya yang belum masuk ke dalam kamarnya dan mengacungkan jari tengahnya pada laki-laki bermata hijau itu. Sedangkan Harry tartawa terbahak-bahak melihat wajah gadisnya yang menurutnya sangat lucu.

Alana kembali ke ruang tamu dengan membawa minuman dan beberapa cemilan.

"Jadi apa yang akan kita lakukan?" tanya Alana pada Harry.

"Bercinta" ujar Harry asal membuat Alana mencubit perutnya dengan kencang. "Aku hanya bercanda. Oh Gosh! Cubitanmu pedas sekali sih" Alana mendelikkan matanya pada Harry.

"Rasakan itu kau pria mesum!" Alana menjulurkan lidahnya membuat Harry berdecak kesal.

"Aku serius Harry, apa yang akan kita lakukan di rumahku, aku bosan" ujar Alana.

"Kalau begitu kau mendengarkan leluconku saja" ucap Harry membuat wanita itu menggeleng.

"Ah tidak tidak, terima kasih, leluconmu sama sekali tidak lucu dan itu akan membuatku bertambah bosan" Harry mendengus kesal dengan perkataan Alana barusan. "Kita menonton Film saja kalau begitu" usul Harry. Alana menganggukan kepalanya setuju dan beranjak dari duduknya untuk mengambil beberapa film, kemudian dia kembali lagi dengan membawa beberapa film di tangannya.

"Kita nonton Maze Runner saja, aku suka film itu" ujar Alana sambil menunjukkan film yang ia ucapkan tadi. Harry hanya menganggukan kepalanya saja karena sejujurnya ia tak begitu suka menonton film, sebenarnya ia mengajak Alana kerumahnya agar dia bisa berduaan dengan gadis itu sekaligus untuk mengetahui alamatnya.

Harry meraih tubuh Alana kedalam pelukannya dan meletakkan kepala wanita itu di dada bidangnya agar gadisnya merasa nyaman saat menonton film.

Selama film itu terputar selama satu jam lebih tidak ada yang berbicara di antara mereka. Alana sangat serius dengan tatapannya yang terfokus pada film yang ia tonton sementara Harry hanya menatap Alana yang sedang berbaring di dadanya dan sesekali dia memainkan rambut gadisnya.

"Alana" panggil Harry. "Hmm" Alana berdeham sebagai jawabannya.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Harry membuat wanita yang sedang berada di dekapannya mendongak untuk menatapnya. "Tanya apa?" jawab Alana.

"Sebenarnya mengapa kau selalu bersikap seperti itu" Alana mengernyitkan alisnya bingung "M-maksdumu, mengapa kau selalu bersikap dingin dan cuek pada setiap laki-laki yang belum kau kenal" ucap Harry to the point.

Alana meneguk salivanya memikirkan apa yang harus ia jawab pada lelaki berambut ikal itu, kemudian dia menundukkan kepalanya saat mengingat kejadian-kejadian yang membuatnya trauma bahkan takut dan benci pada laki-laki.

"Kau baik-baik saja?" Alana hanya mengangguk. "Kalau kau tidak mau bercerita padaku tak apa" ujar Harry dengan lembut, Alana mengangkat wajahnya untuk menatap mata hijau meneduhkan milik Harry.

"Aku akan bercerita" ujar Alana pelan  membuat Harry semakin penasaran.




⚫⚫⚫⚫⚫

if you read this story, please give it a vote ;)

Mine [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang