(20) Where Are You Going?

1.1K 72 3
                                    


Budayakan vote🙂🙃

Alana's POV

Aku terbangun dalam dekapan seseorang yang ku cintai dengan keadaan tubuhku yang telanjang tertutup oleh selimut. Jika kalian berpikir kami habis bercinta maka jawabannya adalah tidak, kami hanya berciuman panas saja.

Aku menatap matanya masih tertutup dengan damai dan mendengar suara dengkuran halusnya, aku tersenyum kecil saat melihat mulutnya yang sedikit terbuka, tapi aku menatap wajah tampannya yang terlihat seperti dewa, sangat tampan.

Aku menyentuh rahang tegasnya yang terpahat sempurna dan memberinya ciuman di sana, kemudian tanganku mengelus dada bidangnya yang telanjang dan bertato itu. Aku selalu kagum dengan tubuh kekarnya yang selalu bisa menghangatkan tubuhku dan memeberiku kenyamanan, apalagi saat aku melihatnya dalam keadaan bertelanjang dada dan menampilkan tatto-tattonya yang sangat sexy.

"Sudah puas menatapku, sayang?," aku terkaget saat mendengar suara serak khas bangun tidur lelakiku, tapi aku sedikit malu karena terpergok sedang menatapnya.

"A-aku tidak menatapmu," bohongku, ia terkekeh kemudian tangan kekarnya semakin mempererat pelukannya pada pinggangku hingga tubuh telanjang kami menempel.

Ia mengecup keningku, "Jangan berbohong sayang," aku mengangguk saja setelah ia mengatakan itu.

Setedik kemudian ia mengangkat tubuhku menjadi di atasnya, ia mengambil tanganku dan mengecup punggung tanganku berkali-kali sambil memejamkan matanya. Aku menatap mata hijaunya yang terlihat begitu menyala dalam lampu remang kamarku.

Ia menyelipkan helaian rambutku ke belakang telingaku, "Kau sangat cantik dan sexy," ucapnya dengan sebuah bisikan sexynya. Ia meraih wajahku dan menabrakan bibirku padanya, ia melumat bibirku dengan lembut sambil memejamkan matanya, begitupun denganku.

Ia mengecup ujung hidungku kemudian menyatukan keningku padanya, "Aku sangat sangat sangat mencintaimu, Alana," bisiknya tepat di depan bibirku, bahkan saat dia berbisik bibirnya menyentuh bibirku.

Aku tersenyum dan mengecup bibirnya, "Aku juga mencintaimu, Harry." ucapku pelan.

"Berjanjilah padaku untuk tidak akan pernah meninggalkanku dan tetaplah bersamaku," ucapnya sambil menatapku dalam, tapi aku bisa melihat bahwa tatapannya adalah tatapan memohon.

Aku mengangguk, "Aku janji," ucapku.

Ia tersenyum hingga menimbulkan lesung pipinya yang sangat dalam dan itu membuatku membawa tanganku untuk menusuk-nusuk lesung pipinya dan menciumnya.

Ia tersenyum saat aku melakukan hal itu padanya, tapi tiba-tiba saja ia bangun dan membalikkan tubuhku menjadi di bawahnya.

Ia menatapku masih dengan senyuman menawannya dan mengecup bibirku berkali-kali secara tiba-tiba.

"Berhenti menciumku." ucapku seraya menjauhkan wajahnya yang masih terus mengecupi bibirku.

"Kenapa sayang? aku kan belum puas," ucapnya, ia menenggelamkan wajahnya di celuk leherku dan meniupnya lalu menciumnya serta memberikan jilatan di sana.

Aku sedikit mengangkat sebelah bahuku karena kegelian akibat ulahnya, "Harry!,"

Ia menjauhkan wajahnya dari leherku dan menatapku dengan tatapan menggodanya.

"Apa sayang," ucapnya dengan suara pelan dan seraknya yang sangat sexy.

Baru saja ia ingin menciumku tapi aku sudah menutup mulutnya duluan dengan kedua tanganku.

"Hei!," pekikku saat ia malah menjilat-jilat telapak tanganku dan aku langsung melepaskan tanganku yang menutup mulutnya.

"Kau jorok," ucapku sebal.

Mine [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang