(28) Is That Harry?

944 68 14
                                    

Budayakan Vote 🙃

Author's POV

Alana menatap jendela yang berada di pojok Cafe yang sedang ia kunjungi, ia pergi tidak sendiri berada di tempat itu melainkan bersama Cassie dan Katie, dua sahabatnya.

Gadis itu merasa sangat bosan di apartemen Harry hingga ia memutuskan untuk pergi saja bersama teman-temannya, belum lagi Alana dan Harry sempat bertengkar setelah kejadian dimana Alana menanyakan soal siapa yang menelepon Harry saat itu. Lelaki itu bukannya menjawab tapi malah membentak Alana habis-habisan dan menuduh wanita itu jika ia tidak mempercayai Harry sama sekali, dan setelah itu ia pergi meninggalkan Alana di apartemennya sendirian.

-Flashback On-

"Lalu itu siapa? Siapa yang baru saja meneleponmu?"

"Aku sudah bilang, itu hanya temanku!" Alana tersenyum kecut sambil menatap Harry nanar.

"Teman? Kalau itu hanya temanmu kau tidak mungkin bersikap seperti ini padaku!" Teriak Alana di depan wajah pria itu.

"Kau tidak percaya padaku?!"

"Bagaimana aku bisa percaya padamu sedangkan kau terlihat seperti menyembunyikan sesuatu dariku" ucap Alana lemah.

"Sudah kubilang aku tidak menyembunyikan apapun Alana!" teriaknya sambil mengguncang bahu Alana dengan keras membuat wanita itu meringis.

"Kau tidak akan bersikap seperti ini jika tidak ada yang kau sembunyikan! Kau memarahiku hanya karena aku bertanya hal sepele! Jangan berbohong padaku Harry!" ucap Alana, air matanya mulai berjatuhan seiring dengan emosi dan perasaannya yang tak karuan.

Sedangakan Harry, lelaki itu mengepalkan tangannya. Bukan, ia bukan ingin memukul Alana, melainkan sedang mengontrol emosinya agar ia tidak meledak lagi, apalagi sekarang Alana sudah menangis karenanya.

"Terserah. Aku pergi." ucap Harry singkat dan keluar dari kamarnya meninggalkan Alana yang masih menangis tersedu-sedu.

-Flashback Off-

"Alana" panggil Cassie sambil melambaikan tangannya di depan wajahnya, Alana tersadar dari lamunannya dan menatap Cassie dan Katie secara bergantian.

"Ya?" jawabnya dengan suara purau.

"You good?" tanya Cassie

Alana mengangguk dan tersenyum pada mereka, "Yeah, I'm good" dustanya, padahal saat ini hatinya sangat tidak karuan memikirkan Harry, ia bingung dengan lelaki itu. Pasalnya sejak dua hari setelah kejadian itu mereka belum sama sekali berbicara, dan lagi pikiran Alana masih bertanya-tanya kemana Harry pergi saat itu? Apakah ia bertemu dengan wanita bernama Sarah?, ia ingin menangis saja kala membayangkan kala Harry benar-benar hanya mempermainkannya saja.

"Oke" jawab Cassie.

Cassie dan Katie sudah tau mengenai pertengkaran sahabatnya itu, tadinya Cassie ingin ke apartemen Harry saat Alana bercerita lewat sambungan ponsel, ia ingin menghajar Harry dan memberi peringatan pada lelaki itu agar tidak menyakiti Alana apalagi jika sampai mengkhianatinya. Cassie sangat tidak suka jika ada lelaki yang berani menyakiti Alana, dan Katie pun sama.

Cassie menghembuskan napasnya pelan dan menatap Alana, "Alana, tidak usah kau pikirkan lelaki itu" Katie mengangguk setuju dengan ucapan Cassie.

"Cassie benar, tidak perlu dipikirkan" ucap Katie lembut.

Alana menatap kedua sahabatnya dan tersenyum manis, "Terima kasih, kalian selalu mengerti aku" mereka berdua tersenyum hangat pada Alana dan keduanya kemudian menggenggam tangan Alana.

Mine [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang