(26) Forgive

928 64 15
                                    

Budayakan Vote 🙃

Harry's POV

"Sayang ayolah, jangan seperti ini terus" aku terus saja memohon pada kekasihku ini untuk tidak mengacuhkanku lagi, tapi yang di ajak bicara tetap tidak menggubrisku dan masih tetap membaca majalahnya.

Sungguh aku sudah sangat tidak tahan dengannya, pasalnya ini sudah lima hari ia bersikap cuek padaku dan bahkan ia tidak mau di cium olehku, ku pikir ia hanya bercanda dengan omongannya tapi lihatlah ia serius dan itu membuatku frustasi karena tidak bisa menyentuhnya.

Well, aku tau aku salah tapi tidak bisakah ia kasihan sedikit padaku yang selalu memelas meminta ciumannya, sungguh aku sangat merindukan rasa bibirnya yang sudah lima hari ini tidak ku jamah.

"Sayang" panggilku lagi entah yang keberapa kalinya.

"Hmm" lagi lagi hanya itu responnya dan pandangannya masih tetap pada majalahnya.

"Alana!" panggilku dengan nada yang sedikit tinggi, ia mengalihkan pandangannya dari majalah dan menatapku datar.

"What?," tanyanya dengan wajah datarnya.

"Bisakah kau tidak mendiami aku lagi." ia hanya menggedikan bahunya acuh.

"Ayolah sayang, ini bahkan sudah lima hari" aku menampilkan wajah memelas ku padanya.

Ia mengangkat sebelah alisnya sambil menatapku, "lalu?" aku berdecak kesal.

"Jangan diami aku lagi Alana, ayolah. Kau tau aku sangat frustasi sejak kemarin"

Aku berjongkok di hadapannya dan mengambil kedua tangannya untuk ku genggam, "Ku mohon jangan hukum aku seperti ini," ucapku dengan nada memelas ku.

"Aku minta maaf untuk kejadian lima hari yang lalu, aku janji tidak akan melakukan itu lagi, aku janji sayang. Ku mohon maafkan aku" lanjut ku pelan.

"Aku sudah memaafkanmu" aku tersenyum lebar saat mendengar ucapannya dan kemudian mengecup tangannya.

"Teri--"

"Tapi ingat apa yang aku katakan, satu minggu dan itu masih berlaku" potongnya membuatku menganga. Yang benar saja, aku kan meminta maaf padanya agar ia memaafkanku lalu aku mendapatkan ciuman dan bisa menyentuhnua lagi, tapi aku juga tulus meminta maaf padanya.

"Sayang bagaimana bisa sepe--"

"Jika kau membantah maka aku tidak akan memaafkanmu dan akan ku tambah lagi menjadi seb--"

"Ehh jangan, jangan. Oke baiklah, satu minggu dan itu tinggal dua hari lagi, aku akan bersabar. Baiklah. Ber.sa.bar." ucapku dengan nada penekanan pada akhir kata.

"Good" ucapnya sambil menganggukan kepalanya.

"Tapi tak bisakah kau memberikan satu kecupan saja untukku? Aku benar-benar menginginkan itu." ucapku sambil menatap mata cokelatnya dengan tatapan memelasku berharap ia mau memberikan sebuah kecupan untukku.

Tapi ku pikir ia tidak akan memberikannya untukku, jadi aku melepas genggamanku dan bangkit berniat untuk pergi ke kamarku.

Alana's POV

"Tapi tak bisakah kau memberikan satu kecupan saja untukku? Aku benar-benar menginginkan itu." ucapnya sambil menatap mata cokelatku dengan tatapan memelasnya.

Sungguh sebenarnya aku tidak tega dengannya dan malah ingin tertawa melihatnya yang seperti itu, ia sungguh lucu, menginginkan sebuah ciuman tapi seperti anak kecil yang merengek pada ibunya untuk dibelikan permen dengan wajah memelasnya. Aku sebenarnya sengaja melakukan itu padanya karena ingin mengujinya saja.

Mine [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang