(33) Tespack

1.1K 74 36
                                    

Budayakan Vote🙃

Author's POV

Alana berlari keluar dari gedung apartemen Harry dengan isak tangisnya sembari memegangi perutnya yang terasa melilit dan kepalanya yang terasa sangat pusing, sesekali ia menyeka air mata yang turun dengan bebas. Setelah ia telah sampai di parkiran mobil dan menemukan mobilnya, wanita itu langsung saja masuk membuat kedua sahabatnya yang sedang bermain ponsel masing-masing terjengkit kaget saat Alana yang tiba-tiba saja masuk. Tapi mereka terperangah saat melihat sahabatnya menangis tersedu-sedu.

"Alana, apa yang terjadi?" tanya Cassie saat melihat sahabatnya menangis, bukannya menjawab tangisan Alana malah semakin menjadi.

"Iya Alana, apa yang terjadi? Mengapa kau menangis?" ucap Katie mulai panik.

Alana diam saja sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya tadi, ia juga masih tidak percaya dengan Harry yang tega mengkhianatinya dan mengingkar janjinya yang katanya tidak akan mengkhianatinya.

"Alana, ada apa?! jawab pertanyaan kami!" Cassie berkata dengan nada yang mulai meninggi sambil mengguncang bahu Alana.

"Apa yang Harry lakukan hingga kau menangis seperti ini?!" lanjutnya lagi dengan nada tidak sabaran.

Alana melepaskan tangannya yang menutupi wajah sembabnya, ia menghirup napas dalam dan menatap Cassie yang berada di sebelahnya kemudian Katie dari kaca mobil. Ia terdiam sejenak.

"H-harry--" ucapannya terbata-bata seiring dengan rasa sakit di hatinya kalan ia menyebutkan nama lelaki itu.

"Kenapa dengan Harry? Ia melakukan sesuatu terhadapmu?" Katie memajukan tubuhnya hingga ia berada di tengah-tengah sekarang.

"Alana jawa--"

"He cheated on me" Cassie dan Katie menampilkan wajah bingungnya, berusaha mengerti apa maksud dari sahabatnya.

"Bagaimana bisa?" Katie berkata dengan pelan.

"He make love with another girl and i see him" lirih Alana, air mata wanita itu kembali turun saat mengatakan hal yang baru saja ia lihatnya.

"APA?!" teriak mereka berdua, Alana semakin menangis dan Cassie maupun Katie akhirnya memeluk sahabatnya untuk menenangkannya, mereka berdua sangat tidak tega melihat sahabatnya yang menangis tersedu-sedu. Bahu Alana bergetar hebat dengan isakannya yang semakin menjadi saja.

"Ini sa-sangat menyakitkan," ucapnya tersedu-sedu seraya meremat dadanya.

"Alana--"

"Aku tidak akan memberitahunya," ucapan Cassie terpotong oleh Alana, dan wanita itu menatap Alana dan mengerti dengan kondisi sahabatnya.

Cassie dan Katie melepas pelukan mereka dan menggenggam tangan Alana, "Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Katie lembut seraya mengusap bahu Alana.

"Aku.." Alana menunduk kemudian menatap sahabatnya secara bergantian.

"Aku akan pergi darinya," ucapnya lemah, Cassie dan Katie membulatkan matanya mendengar perkataan Alana barusan.

"Pergi?" Alana mengangguk saat Katie bertanya ulang atas penuturan Alana.

"Tapi kau akan pergi kemana?" sekarang Cassie yang bertanya dengan nada seriusnya.

Alana memandang Cassie, "Ke suatu tempat yang jauh dari-nya," ia menyeka air mata yang masih saja mengalir di sekitaran matanya.

Cassie menghela napas, "Baiklah, Alana. Jika ini keputusan yang menurutmu baik, maka aku dan Katie akan mendukungmu." Katie menganggukan kepalanya setuju sambil tersenyum.

Mine [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang