(43) Back To London

1K 73 18
                                    

Budayakan Baca dan Vote🙃

Alana's POV

Tiga jam setelah Harry melamarku secara tiba-tiba, kini kami sudah kembali ke rumahku, sementara Mom Anne, Gemma, dan keluarga Harry yang lain sudah pulang lagi karena katanya mereka memiliki urusan bisnis yang benar-benar tidak bisa di tinggal. Dan untuk Cassie, Katie, George dan Liam, mereka masih berada di sini. Mereka akan pulang besok pagi.

Harry, lelaki itu masih saja meringkuk di posisi nyamannya, yaitu memelukku sambil menenggelamkan wajahnya di dadaku, dan tak jarang juga tangan kekarnya mengusap perut buncitku dengan lembut sambil berbicara tak jelas dengan calon bayinya. Aku terkikik geli saat melihat tingkah lucunya, sangat menggemaskan.

Aku mengelus rambut keritingnya dan mengusap rahang tegasnya yang terpahat sempurna, "Mmmhh," aku melihat matanya yang terpejam sambil tersenyum menikmati sentuhan lembut ku.

"Sayang," panggilnya dengan bisikan sexy.

"Ya," ia sedikit merenggangkan pelukannya padaku lalu mata hijaunya menatapku.

"Kira-kira apa jenis kelamin bayi kita?," ia bertanya dengan penasaran.

Aku menggedikan bahu, "Tidak tau, aku ingin ini menjadi rahasia. Apapun jenis kelaminnya asalkan ia sehat, Harry" ucapku. Kami memang sudah memeriksakan kandunganku saat usianya menginjak empat bulan, tapi kami tidak mau diberitahukan terlebih dahulu apa jenis kelaminnya. Walaupun terkadang si keriting ini penasaran.

Aku melihat ia yang tersenyum dan mengecup bibirku, "Kau benar sayang, tapi sepertinya dia laki-laki dan akan tumbuh tampan seperti Daddynya," ucapnya senang dan antusias. Aku hanya memutar bola mata saja.

"Ya ya ya, terserah padamu Tuan Styles"

"Baiklah Nyonya Styles yang cantik," ia mengecup bibirku lagi, kemudian kecupannya turun ke bawah perutku, ia sedikit menaikkan dress yang aku pakai dan mendekatkan telinganya pada perutku sembari mungusapnya dengan lembut.

"Sehat-sehat di sana sayang, Daddy sangat menyayangimu. Jangan nakal juga, okay?," Harry berbicara dengan menirukan suara anak kecil.

"Cepatlah lahir. Daddy tampan mu ini sudah tak sabar ingin melihatmu," ucap nya lagi, ia mencium perutku dengan lembut.

Seketika itu juga aku dapat merasakan sebuah pergerakan dari dalam perutku, bayiku merespon, ia menendang-nendang. Dengan cepat aku mengambil tangan Harry yang sempat ia lepaskan dan menaruhnya kembali di perutku, aku melihatnya yang sedang menganga sambil menatapku tak percaya dengan apa yang ia sedang rasakan.

"Whoaa! Babe, I can feel it." ia berteriak senang, aku tertawa geli melihatnya.

Senyumnya mengembang dan tangannya mengusap-usap dan mencium perutku. Ia mendekatkan telinganya lagi ke perutku, "Apa yang sedang kau lakukan di sana sayang? Kenapa kau menendang-nendang, apakah kau sedang bermain bola di dalam sana?" ia berbicara sendiri dengan polos, dan lagi-lagi aku dapat merasakan pergerakan dari bayiku membuat Harry dengan gemas menciumi perutku yang buncit.

"Aku benar-benar tak sabar menantinya lahir," ucapnya.

"Aku juga," ucapku sambil tersenyum. Ia menatapku lalu menyelipkan helaian rambut ku ke belakang telinga, tatapannya begitu dalam dan intens tapi terdapat rasa bahagia di sana.

"Aku sangat tak sabar ingin menikahimu, aku akan menyiapkan semuanya dalam waktu dekat. Dan kau hanya perlu menyiapkan diri," aku terbelalak mendengar ucapannya, bagaimana bisa ia berkata seperti itu.

"Tidak ada bantahan calon istri," ucapnya lagi selagi aku baru saja ingin memprotes perkataannya.

Aku mengerucutkan bibirku dan ia terkekeh ringan lalu mencium ku entah sudah yang keberapa kalinya.

Mine [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang