prolog

185 15 5
                                    

Gadis dengan rambut terurai itu berlari menaiki anak tangga dengan lincahnya. Tujuannya adalah rooftop yang berada dibagian paling atas dari bangunan tua tak terpakai.

Bangunan tua yang kumuh dengan lima lantai itu kini memang sudah tak terpakai,dulunya bangunan tua itu salah satu mall terlaris di kota ini,tapi setelah mengalami kerugian besar besaran bangunan yang dulunya sangat megah sekarang nampak kumuh dan tak terawat,banyak lumut melapisi dinding,beberapa atap juga satu persatu sudah mulai ambruk.

Tapi itu tidak lah masalah bagi gadis mungil yang tengah berlari itu. Bahkan sekarang dia sangatlah membutuhkan sebuah kesepian,sesepi hatinya saat ini.

Dia berhenti berlari. Tujuannya telah tercapai,sebuah kepuasan tersendiri dapat dia rasakan.

"Haaaaaaaa!!!!!"teriaknya melepas segala rasa sakit yang dia derita saat ini.

Raut wajah yang tadinya tersenyum karna telah berhasil mencapai rooftop kini berubah menjadi sendu. Dia menangis sejadi jadinya disana,bahkan dia sampai melempar semua benda yang dia lihat hanya untuk melampiaskan segala kekesalan dan rasa sakit di hatinya.

Dia terduduk di lantai sambil memeluk pahanya sendiri. Wajahnya kini sangat kacau,rambut yang berantakan,make up yang luntur,kantung mata yang hitam,dan mata yang sembab.

Gadis tadi bangkit dan mulai berjalan dengan gontai kepinggir rooftop. Dia menunduk,dilihatnya sebuah kota yang bersinar dengan gemerlap gemerlip lampu jalan dan juga kendaraan yang berlalu lalang khas malam hari. Ia tersenyum lalu memanjat pembatas,kakinya sedikit gemetar tapi itu tidaklah masalah. Dia merentangkan tangannya di udara sambil menarik nafas dalam dalam.

"Selamat tinggal penderitaan"gumamnya,dia menutupkan matanya seraya
menjatuhkan diri dari rooftop.

Dan.......

Sebuah uluran tangan menggenggam erat salah satu tangan gadis itu. Merasa ada sesuatu yang aneh,gadis itu memilih untuk membuka matanya. Dia melihat seorang malaikat yang menolongnya,malaikat pengganggu yang menghancurkan rencana bunuh dirinya itu!

"Lepasiin!!..."gadis itu meronta ronta sambil berusaha melepaskan genggaman kuat itu.

"Enggak bakal!"sahut seorang cowo yang masih saja bersikukuh untuk menolong gadis malang itu.

Cowo itu mengeratkan genggamannya dan mulai menariknya sampai tubuh gadis itu benar benar sudah tidak menggantung.

"Sekarang lo aman"ujar cowo itu sambil tersenyum simpul.

Gadis itu mendongakkan wajahnya,memasang mata tajamnya pada cowo di depannya itu"lo itu apa apaan si! Lo ngerti nggak si kalo gue itu mau bunuh diri! Dasar bego!"semprot gadis itu sambil memukul bahkan mencakar lengan dan wajah cowo di hadapannya.

"Gue ngga bego. Tadi gue kesini cuma mau minta pertanggung jawaban"ujar cowo itu dengan santainya.

Gadis itu memberhentikan aksinya lalu memasang wajah bingung"apa mau lo?!"

"Tadi lo buang banyak kaleng ke bawah,kaleng itu kena kakek tua dan lo harus tanggung jawab"

Gadis itu merogoih saku celananya dan menemukan tujuh lembar uang merah lalu membuangkan uang itu tepat di wajah cowo tadi.

"Ambil!"

Cowo itu mengambil uang yang berserakan di dekat dia berdiri Dan menumpuk uang itu lalu memberikannya lagi pada gadis didepannya.

"Ngga semua kesalahan bisa dituntasin pake uang. Gue yang nyelametin kakek tadi biar nggak kejatuhan kaleng"

"Oh,jadi lo bener bener hobi banget yah jadi pahlawan bagi banyak orang! Hebat!"pekik gadis itu sambil bertepuk tangan.

"Gue nggak suka diremehin"ujar cowo itu tetap tenang.

"Dan gue juga nggak suka di ganggu sama orang asing yang nyebelin!"semprot gadis itu lalu meninggalkan cowo tadi begitu saja.

TBC
...

Baru prolognya aja,sisanya bakal aku lanjutin setelah starting with scouts bener bener tamat:)))

Salam

Thayaakamaku

Rain Prince[Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang