29.Tokoh Baru

42 6 7
                                    

Setelah memutuskan sambungan teleponnya dengan rain,langit segera memfokuskan otaknya pada buku di pangkuannya. Kurang sepuluh menit lagi,dan istirahat pun selesai.

Kehidupan di london jauh berbeda dengan kehidupannya di indonesia. Di london,ia jelas merasa sangat kehilangan adanya seorang karel yang senantiasa membuntutinya bak seorang bodyguard. Di london juga,ia tidak banyak di kenal oleh teman temannya.

Langit sudah berjanji pada dirinya sendiri,untuk tidak membuat kisah manis di london. Agar saat telah tiba waktunya untuk ia kembali ke indonesia. Ia tidak akan merasa sebuah kesesakkan yang sama seperti yang ia rasakan ketika meninggalkan indonesia.

"Hay!"sapa seorang gadis seraya menyodorkan sebatang coklat yang masih terbungkus rapih.

Langit mendongak menatap gadis yang menyapanya,lalu mengabaikannya dengan melanjutkan membaca bukunya lagi.

Namun gadis itu tidak menyerah,ia justru duduk di sebelah langit dan ikut menoleh ke arah buku yang sedang langit baca"apa yang sedang kamu lakukkan?"tanyanya.

Langit sedikit terkejut mendengar penuturan gadis di sebelahnya yang bertanya menggunakan bahasa indonesia"lo orang indonesia?"bukannya menjawab,langit justru bertanya balik.

Gadis itu tersenyum,namun kepalanya menggeleng"bukan,aku lahir di london,namun sempat di besarkan di indonesia selama lima tahun"jelasnya.

"Oya,kenalin. Namaku elsa"kata gadis itu dengan riang sembari mengulurkan tangannya.

Seketika jantung langit berhenti berdetag,ia pun menjabat tangan elsa"langit"kata langit dengan tatapan kosong.

Gadis dengan nama elsa itu tersenyum,lalu menyodorkan cokelat yang belum juga langit terima"ini untuk kamu"katanya sambil meletakkan cokelatnya di atas buku langit.

Langit menggenggam cokelat itu dengan erat. Bungkus dan merknya sungguh sangat familiar di matanya! Ya,ini adalah cokelat putih yang selalu ia dapat dari nafelsa di indonesia!

Langit membuka pembungkus cokelat itu,lalu menggigitnya dengan penuh kerinduan"gue rindu lo nafeel...."gumam langit samar samar.

Namun sepertinya elsa yang ada di sebelahnya tak mendengarnya. Ia hanya tersenyum puas melihat langit memakan cokelat pemberiannya.

"Kamu suka cokelat itu?"tanya elsa sambil mengayunkan kakinya yang sedikit mengambang.

"Iya"jawab langit singkat.

"Kok sama yaah? Aku juga suka cokelat itu. Oya kalau kamu mau,aku juga bisa kasih cokelat itu setiap hari"tawar elsa.

Langit mengangguk dengan cepat"ya,gue mau"ujar langit.

Seenggaknya,gue masih bisa ngenang lo lewat cokelat ini fel... Gue sayang sama lo nafelsa batin langit.

Elsa merebahkan tubuh penatnya di atas kasurnya yang empuk. Sungguh,ia sangat merindukan langit. Merindukan pujaan hatinya yang sejak beberapa hari yang lalu telah meninggalkan tanah air. Dan mulai menata hidup baru di london,inggris.

"Kak langit lagi apa yah sekarang?"tanya elsa pada dirinya sendiri dengan mata yang terus menatap langit langit atap kamarnya.

"Udah makan belom?"

"Kak langit kangen elsa juga gak yah?"

"Elsa pengin kak langit cepet pulang"

"Elsa kangen kak..."

"Kapan kak langit pulang?"

"Kenapa kak langit betah banget di london? Emang kak langit ngga kangen elsa?"

Merasa percuma dan sia sia,elsa segera membuang nafasnya dengan kasar. Lalu menoleh ke samping kanannya,menoleh ke arah nakas. Tempat dimana sebuah miniatur kecil berdiri dengan kokohnya disana.

Tangannya terulur,mengambil miniatur tersebut. Elsa ingat betul saat ia menerima miniatur tersebut. Yaps! Ini adalah miniatur pemberian langit saat ia berulang tahun. Harganya memang tidak seberapa. Namun pemberinya yang membuat benda ini begitu spesial.

"Elsa kangen kak langiit...."gumam elsa diiringi tetesan air mata yang dengan cepatnya meluncur dari kelopak mata. Membasahi pipi elsa dengan segala rasa kerinduannya.

"Astaga el! Lo nangis?!"kaget verly yang baru saja membuka pintu kamar elsa dan segera mendapati elsa tengah menangis sambil memeluk benda kecil yang entah apa namanya.

"Lo kenapa el?"kini giliran tasya yang bertanya,seraya mendekat dan duduk di tepian kasur elsa.

Elsa mendongak,menatap kedua sahabatnya dengan tatapan tak heran. Mereka berdua memang sering bermain di rumah elsa. Bahkan mereka berdua sudah menganggap rumah elsa seperti rumahnya sendiri. Mereka bisa dengan bebas keluar masuk tanpa perlu meminta izin terlebih dahulu kepada tuan rumah. Pun sebaliknya dengan elsa yang juga sudah menganggap rumah kedua sahabatnya sebagai rumahnya sendiri.

Elsa tersenyum"gue cuman kangen sama kak langit ver"jawab elsa dengan tenang.

Mata verly dan tasya membelalak,nampak tak percaya. Seorang nafelsa menangis hanya karna merindukan seorang langit kalavegar? Oh my god! Ini sangat tidak mungkin

"Jangan bo'ong lo. Kalo lo punya masalah cerita aja elah sama kita kita"ujar tasya dengan wajah membujuk. Membujuk agar elsa mau bercirita tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya.

"Bener tuh el. Udah deh,mendingan lo cerita aja sekarang,siapa tahu kita bisa bantu masalah lo kan?"kini verly ikut menambahi.

Elsa masih tersenyum sambil menggeleng"enggak. Gue lagi gak ada masalah. Satu satunya masalah gue adalah jarak,lo bisa bantu gue hancurin jarak ini?"tantang elsa.

Kini,barulah verly dan tasya membisu. Tak bisa berkata apa apa. Mungkin yang dikatakan elsa benar soal kerinduannya terhadap langit.

"Lo cinta banget sama langit el?"verly mulai membuka mulutnya lagi.

Elsa tersenyum sambil mengangguk"iya"

"Eemm... El,mungkin kita ga bisa hancurin jarak yang menjadi masalah lo. Tapi,waktu bisa ngebantu lo,dia yang akan ngehancurin semua jarak antara lo dan langit bila waktunya tlah tiba"kata tasya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.

"Nah! Tumben lo pinter sya"kekeh verly,berusaha mencairkan kembali suasana pengap di kamar elsa.

Elsa ikut terkekeh"makasih yaah,udah mau tetep di sisi gue,dalam kondisi apapun"kata elsa sambil menatap verly dan tasya bergantian.

"Sahabat!..."mulai verly dengan tradisi persahabatannya sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

"Kapan pun!..."sahut tasya.

"Dimana pun!..."ujar elsa

"Selamanya!..."seru mereka bertiga bersamaan. Menggantikan posisi cloudy dahulu. Memang menyakitkan,namun mungkin waktu juga yang nantinya akan memperbaiki semuanya.

TBC
...

Woowww,jadi ada dua elsa nii... Heemm jadi elsa yang di london panggilannya tetep elsa yaa? Tapi kalo yang di indonesia panggilannya nafel--panggilan kesayangan dari langit:3

Typo mahakarya terindah:)

Salam

Thayaakamaku

Rain Prince[Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang