Maafin gue nas,tapi cepat atau lambat gue pasti bakal pergi. Entah pergi jauh dari keluarga ini atau mungkin pergi meninggalkan dunia ini.
-Rainalvian Defra-...
"Mah misel pulang!"teriak misel sambil mendorong keras pintu dan masuk dengan tas yang diseret seret.
"Dari mana aja sayang? Baru pulang jam segini?"tanya citra lembut.
Misel duduk di salah satu sofa"main! Nasla mana ma?"
"Nasla lagi main sama rain di taman deket kompleks"jawab citra jujur.
"Ck! Rain lagi! Rain lagi! Semua tentang rain! Semuanyaa!!"pekik misel kesal dan langsung menaiki anak tangga dengan tas yang ia seret menuju kamarnya.
Langkah misel terhenti saat melihat figura yang kembali mengembalikan ingatannya bertahun tahun lalu.
Itu foto rain kecil yang tengah tersenyum sambil mengangkat piala besarnya ke udara,yaps! Itu adalah moment dimana rain mendapat juara satu lomba balap sepeda,tentu saja rain berpose tidak sendirian disana,ia berpose dengan sepeda berwarna biru sialan itu!
Disebelah figura terdapat tiga figura lagi,misel bergerak kesamping menatap figura kedua. Lagi lagi itu foto rain yang tengah memamerkan lukisannya,ia memenangkan perlombaan melukis ditingkat smp dengan sangat baik.
Misel tersenyum kecut dan kembali bergeser kefigura ketiga. Rain lagi! Saat itu ia mewakili sekolahnya try out matematika tingkat nasional. Dan lagi lagi,rain mendapat juara satu dengan hadiah yang sangat memukau,tiga puluh juta uang,medali emas yang anggun,piagam yang indah,dan piala yang sangat besar!
Dia bergeser lagi. Itu figura yang terakhir,dan itu bukanlah foto rain yang tengah tersenyum. Melainkan fotonya sendiri yang tengah tersenyum sambil mengangkat piala kecilnya ke udara,juara harapan tiga lomba menari tingkat kecamatan. Itu adalah moment dimana misel kecil untuk pertama kalinya mendapat sebuah piala. Piala kecil yang tak sebanding dengan koleksi piala orehan rain.
Pandangan misel kini teralihkan oleh etalase disebelah figura. Etalase besar yang dipenuhi berbagai macam piala besar milik rain. Etalase itu tidak hanya satu,melainkan dua. Jadi kebayangkan gimana prestasi rain? Jika dilihat lihat,dua etalase itu juga sebanding dengan apa yang ada di sekolahnya saat ini,SMA Grahana.
Sebuah sekolah favorit untuk kalangan keluarga kaya raya. Tidak sembarang orang bisa bersekolah disana,hanya keluarga yang mampu saja yang akan menyekolahkan anaknya di SMA Grahana.
"Kak misel!"panggil nasla dari belakang misel.
Misel membalikkan badannya,mentap nasla yang baru saja memanggilnya,lalu menatap bengis ke arah rain yang tengah menggandeng adiknya itu.
"Kak misel ngapain disitu? Kak misel pengin punya piala banyak kayak bang rain yah?"tebak nasla.
"Gak!"jawab misel ketus lalu kembali berjalan menuju kamarnya.
Sementara nasla yang mendapat bentakkan oleh misel hanya bisa terdiam,menggigit bibir bawahnya menahan dirinya sendiri agar tidak menangis meskipun matanya sudah berkaca kaca.
Rain berkongkok dan menangkup kedua pipi nasla dengan telapak tangannya"nasla nggak salah,bang rain yang salah,jangan nangis yah?"ujar rain menenangkan nasla.
Nasla sempat terisak,namun itu hanya berlangsung beberapa detik saja"kenapa kak misel suka marah marah? Kenapa bang rain yang salah terus?"tanyanya polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Prince[Tahap Revisi]
Novela Juvenil[SEQUEL STARTING WITH SCOUTS] Kini Cloudy bukan lagi seorang gadis manis yang penyayang. Dia telah berubah menjadi seseorang yang sangat berbanding terbalik dengan sifatnya yang dulu. Kini dia menjadi gadis galak yang hobi menindas orang,bahkan sena...