15.Guyuran Hujan

38 6 0
                                    

Langit mengendarai motornya keluar dari area sekolahnya,lalu mulai menaikkan kecepatan pada motornya.

"Pegangan!"pekik langit agak keras,takut bila elsa tidak mendengarnya.

"Ha? Apa kak?"tanya elsa sambil memajukan kepalanya kesisi kanan kepala langit.

Benar kan? Elsa tidak mendengarnya,langit menghela nafas"pegangan! Gue kalo bawa motor ugal ugalan! Lo mau mental?!"ujar langit sedikit lebih panjang dari sebelumnya.

Elsa menunduk,menyembunyikan pipinya yang mulai merona,pelan namun pasti tangan elsa mulai melingkar di pinggang langit.

"Bukan pegangan situ! Pegangan belakang!"ralat langit.

Seketika elsa benar benar merasa yang namanya malu. Ia langsung melepas lingkaran lengannya dari pinggang langit,dan dengan cekatan langsung berpegangan dibelakang.

Sebenarnya tadi elsa sudah sangat senang karna langit menyuruhnya untuk berpegangan,tapi ternyata yang langit maksud berpegangan itu ini? Yasudah lah,yang terpenting adalah ia bisa menaiki jok motor langit hari ini! Jam ini! Menit ini! Dan detik ini!

Elsa mengulum senyumnya sambil sesekali melihat pemandangan indah khas sore hari.

Tanpa elsa sadari,langit berulang kali mencuri pandang ke wajahnya lewat kaca spionnya. Langit tersenyum dalam helm full facenya dan menahan tawa saat melihat reaksi elsa ketika ia meralat ucapannya sendiri.

"Lho,kak. Kok kita muter muter doang?"tanya elsa ketika menyadari kalau motor langit sedari tadi hanya berputar putar di area itu itu saja.

Langit menelan salivanya,dan berusaha tetap biasa saja"orang lo nggak ngomong dimana rumah lo!"bentak langit.

"Eh..."elsa nampak berpikir"oiya,kak langit belum tau rumah gue ya?"tanya elsa sambol cengengesan.

"Iya bego!"

Elsa terkekeh mendengar umpatan langit untuknya,sejurus kemudian ia mulai memberi tahu alamat rumahnya,dan langit hanya merespon dengan anggukan.

"Tau kan kak?"

"Iya!"

Elsa tersenyum sambil melirik ke kaca spion,menatap wajah serius langit sepuasnya. Sampai akhirnyaa....

"Apa lo liat liat?!"tanya langit tegas.

"Kak langit ganteng,elsa boleh jadi pacar kak langit?"tanya elsa tiba tiba membuat langit secara spontan langsung menarik rem dadakan,akibatnya adalah elsa jelas terdorong ke depan,tepatnya ke punggung langit dengan tangan yang sudah melingkar erat di pinggang langit.

"Nggak!"tolak langit mentah mentah.

"Kenapa kak?"tanya elsa lagi masih dengan posisinya memeluk langit dari belakang.

"Ck! Gue nggak pernah suka sama lo! Gue juga pradana!"jelas langit dengan tegas.

Elsa geram mendapat penolakan terus,ia semakin mengeratkan pelukannya,sangat erat hingga langit tak bisa bernafas.

"Lepasin anjay! Gue nggak bisa nafas!"protes langit.

Elsa terkekeh geli lalu segera melepaskan pelukkannya"yaudah,besok elsa tanya lagi ke kak langit. Siapa tau kakak udah berubah pikiran"ucap elsa dan kembali duduk tegak dan berpegangan dibelakang.

Langit melajukan kembali motornya dan berpura pura tidak mendengar penuturan elsa.

Rumah elsa masih jauh,namun cuasa nampaknya sedang tak mendukung. Hujan deras kini mengguyur langit dan elsa tanpa permisi. Membasahi pakaian bahkan tubuh mereka berdua,bukan hanya hujan angin pun ikut bertiup kencang,membuat suasana makin dingin sedingin hati langit.

Rain Prince[Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang