Jam pelajaran sudah mulai sejak sepuluh menit yang lalu,namun cloudy tidak mengucapkan sepatah kata pun pada rain. Selama pelajaran berlangsung,tidak ada yang membuka suara terlebih dahulu. Bahkan cloudy yang suka marah dan juga menyalah nyalahkan hal apapun pada rain kini tidak terjadi.
Mereka berdua diam di bangku masing masing,seakan akan tidak saling kenal satu sama lain. Itulah yang membuat hati rain seperti diris iris oleh pisau yang tajam nan panas. Jika saja ia tidak melakukan hal konyol tadi! Mungkin ini semua tidak akan pernah terjadi.
Rain menyibukkan diri dengan membaca buku,sedangkan cloudy melamun dan menidurkan kepalanya di atas meja dengan arah yang berlawanan sehingga ia tidak akan melihat wajah rain.
Sebenarnya mereka berdua sedang sibuk dengan pikiran mereka masing masing,saking sibuknya hingga tidak menyadari seorang siswi baru yang hendak berkenalan di depan sana. Sama seperti rain yang memperkenalkan dirinya beberapa minggu lalu.
"Baiklah,kamu boleh duduk di..."bu tia menggantungkan ucapannya sambil mencari bangku kosong di kelas ipa3
"Saya boleh duduk di sebelah karel bu?"potongnya yang membuag bu tia menoleh ke bangku di samping karel lalu lihat mengangguk setuju.
"Kita sekelas let?"tanya karel heboh saat melihat letta sudah duduk di sampingnya.
"Yaps! Makanya lama! Tapi Sebenernya gue penginnya sekelas sama bang langit si.."
"Lah,kenapa nggak minta masuk ke kelasnya langit aja?"tanya karel kebingungan.
"Kan langit udah kelas dua belas karel!"jawab letta agak kesal.
Sedetik kemudian karel menepuk dahinya kasar"oiya! Gue lupa kalo tu bocah itu tua"ujar karel sambil terkekeh geli.
Merasa ada suara bising mengganggu pendengarannya,cloudy terduduk tegak menoleh ke sumber suara dan hendak memarahinya. Namun ia terkejut bukan main,niatnya untuk marah marah kini ia urungkan.
"LETTA?!"teriak cloudy tak tanggung tanggung bahkan sama sekali tidak memikirkan bu tia yang terlonjak di depan sana karna ulahnya.
Letta menoleh,lalu melambaikan tangannya ke arah cloudy sambil tersenyum"hai clo?"sapa letta dengan anggun.
Cloudy menggebrak mejanya dengan keras"KITA SEKELAS LET?!"kini pertanyaan itu kembali terlontar,namun oleh bibir mungil cloudy.
Letta mengangguk"iyaaa..."jawab letta agak malas.
"GULAK! GUE SEN--"
"DIIIAAAAAMMMMMM!!!!!!!!!!"teriak bu tia yang memotong ucapan cloudy yang belum habis itu.
"KALIAN BISA LANJUTKAN OBROLANNYA SETELAH JAM SELESAI!!!!"teriak bu tia lagi membuat cloudy tersenyum kecut dan menidurkan kembali kepalanya.
Rain ikut menidurkan kepalanya,menatap rambut terurai cloudy dari belakang sambil mencium aroma buah buahan yang segar dari rambut cloudy.
"Itu siapa?"bisik rain sambil mendekatkan kepalanya menjadi lebih dekat agar cloudy bisa mendengarnya.
Helaan nafasnya panjang bisa rain lihat ketika tubuh cloudy mengembang sedikit lama"bukan urusan lo!"jawan cloudy dengan berbisik tanpa menoleh ke arah rain dan tetap mempertahankan posisinya.
Senyuman manis di bibir rain pudar seketika"clo,lupain aja kejadian tadi pagi"bisik rain "oya lo jangan pergi ya?.."lanjutnya.
Cloudy mengernyit bingung,namun ia memilih untuk mengacuhkannya,membiarkan rain mengira bahwa ia sekarang memang benar benar sudah mengacuhkan bahkan membencinya.
"Cloo... Bangunin gue kalo ada guru yaah"pinta rain.
Setelah rain mengucapkan itu,suasana kembali hening,tidak ada berbincangan apapun antara cloudy dan rain. Sampai lama kelamaan kepalanya terasa sakit akibat mengarah ke satu arah selama bermenit menit dan menimbulkan rasa pusing dikepalanya,cloudy pun memutuskan untuk memutar kepalanya ke arah berlawanan,dan selalu siap bila nanti ia harus menatap wajah tenang rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Prince[Tahap Revisi]
Teen Fiction[SEQUEL STARTING WITH SCOUTS] Kini Cloudy bukan lagi seorang gadis manis yang penyayang. Dia telah berubah menjadi seseorang yang sangat berbanding terbalik dengan sifatnya yang dulu. Kini dia menjadi gadis galak yang hobi menindas orang,bahkan sena...