27.Kondisi Vegar

34 8 0
                                    

"Langit?..."panggil seorang pria tua yang masih terlihat bugar dan segar. Namun sangat berbeda dengan kondisinya saat ini yang mulai melemah karna suatu penyakit.

"Iya,ini langit kek"kata langit seraya mendekat.

Pria paruh baya itu tersenyum menatap cucu pertamanya yang sangat tampan. Jika masih ada istri tersayangnya disini,pasti ia juga sangat senang melihat cucunya telah tumbuh menjadi seorang remaja yang gagah nan tampan.

"Diana,lihat cucu kita ini. Ia sangat tampan,mata teduhnya mirip seperti matamu. Cantik sekali"kata vegar sambil meraba wajah langit dengan senyuman yang masih terukir dengan hangatnya.

Langit diam saja. Ia juga tau,kalau kakeknya memang sedikit terganggu mentalnya setelah diana--nenek langit yang sekaligus ibu kandung dari rayyan dan raka,meninggal. Sejak saat itu vegar sangat terpukul.

Seminggu sebelum diana meninggal. Ia sempat meminta vegar untuk berlibur ke london,menikmati indahnya jam gadang raksasa yang sudah seperti maskot dari kota london. Namun,karna dina--istri kedua vegar yang tidak lain adalah adik kembar dari diana,sedang mengandung anak kedua,membuatnya tidak tega meninggalkan dina seorang diri di kehamilannya yang mulai mendekati kelahiran. Dan,diminggu berikutnya,diana pergi meninggalkan vegar,meninggalkan dunia ini dengan begitu cepat. Membuat rasa bersalah yang amat besar tumbuh dengan suburnya di dalam tubuh vegar.

Terpukul dan rasa tidak ingin kehilangan jelas vegar rasakan saat itu. Tanpa berpikir panjang vegar langsung memilih untuk tinggal di london dan akan selalu membenci dina. Yha,vegar berpikir dina adalah alasan mengapa diana meninggal. Alasan mengapa vegar menolak berlibur bersama diana yang ternyata adalah permintaan terakhir diana.

Ditinggal seorang diri disaat situasi berduka jelas membuat beban tersendiri bagi dina. Sepanjang hari,dina habiskan hanya untuk menangis dan menangis. Tidak ada lagi yang bisa dina lakukan saat itu. Hari berikutnya dina mulai tak ada nafsu untuk makan,kepalanya terasa pusing. Bahkan hanya untuk berjalan ia bahkan sempoyongan tak karuan dengan perutnya yang sudah sangat besar. Saat itulah,dina terjatuh dari tangga. Membuat kandungan yang selama ini ia jaga dengan sepenuh hati harus ia relakan pergi begitu saja. Yha,dina keguguran.

Makin hari kejiwaan vegar makin terganggu. Ia memaksa aghata--anak kandung dina,untuk ikut tinggal bersamanya di london dan menjauh dari dina yang notabenenya adalah ibu kandungnya sendiri.

Aghata menurut,toh bagaimana pun juga vegar tetap ayahnya. Namun bukannya membaik,kejiwaan vegar malah memburuk. Ia mulai berlaku kasar tiap kali ia melihat wajah aghata.

Ia selalu berteriak 'pergi kau dina! Karna kau,dianaku pergi! Mengapa bukan kau saja yang pergi hah?!'

Itu dikarenakan wajah aghata di usia remaja mulai membentuk seperti wajah dina. Sangat mirip,membuat vegar bahkan mengira kalau aghata adalah dina.

Namun,karna perlakuan vegar yang kian hari kian memburuk membuat aghata benar benar tidak kuat tinggal lebih lama di london bersama vegar. Ia pulang ke indonesia,kembali berkumpul dengan ibunya dina,juga dua saudara lelakinya--rayyan dan raka.

Langit mencium punggung telapak tangan vegar dengan sopannya.

"Ayo,salim juga pada nenekmu ini"kata vegar seraya menunjuk ke udara kosong di sebelahnya.

Langit menatap udara kosong disebelah kakeknya,lalu menoleh kembali ke arah kakeknya"tapi langit nggak liat ada siapa siapa disana kek"jawab langit seadanya

"Maksud kamu apa? Diana ada disini! Di sebelah kakek!"ujar vegar ngotot. Membuat keriput keripu lucu diwajahnya kini malah terlihat menyeramkan. Bahkan mata vegar kini mulai memerah,entah sejak kapan,langit bahkan baru menyadarinya.

Langit semakin dibuat bingung dalam keadaan seperti ini. Apa yang harus ia salimi kalau dirinya sendiri bahkan tidak melihat apapun di depannya.

Sampai akhirnya seorang pelayan pria berpakaian rapi mendekat ke arah langit,lalu membisikkan sesuatu.

"Kakek anda mengalami gangguan kejiwaan dimana ia selalu berhalusinasi setiap waktu"bisiknya. Langit manggut manggut mengerti. Ternyata apa yang diceritakan letta tentang kakeknya memang benar. Setelah melihat kondisi kakeknya menggunakan mata kepalanya sendiri,langit jadi merasa prihatin.

"Ayu cepat salim atau nenekmu ini akan marah!"ancam vegar membuat langit dengan reflek berpura pura menjabat uluran tangan dan menempelkannya di dahinya.

Vegar yang tadinya terlihat marah kini malah tersenyum"bagus"katanya.

Langit hanya tersenyum kikuk. Ia memang tidak masalah harus tinggal dan belajar dimana. Namun yang ia masalahkan sekarang,apa mungkin ia bisa bertahan dalam waktu setahun tinggal bersama vegar? Entahlah,semoga tuhan selalu membuat hatinya bersabar.

"Kek,langit cape. Boleh langit ke kamar sekarang?"ijin langit dengan sopan. Bahkan ia sampai menggunakan kata formal,ia takut kakeknya tidak mengerti bahasa yang sering ia pakai sehari hari. Langit tahu,sekarang ia sedang berada di london. Tempat dimana bahasa inggris adalah bahasa keseharian orang orang disini.

"Tentu"

"Bang raaiinn!!!!"teriak nasla heboh saat rain baru saja memasuki rumah. Bahkan bian yang sedang berkutat dengan laptopnya pun seketika tersenyum dengan gelengan kepala tak habis pikir.

"Sudah pulang rain?"tanya bian berbasa basi seperti biasanya.

"Iya pah.."

"Gimana sekolah?"

"Lancar pah"jawab rain sama seperti dengan jawaban di hari hari sebelumnya.

"Udah papaahh! Jangan tanya tanyain lagi bang rainnyaa... Nasla mau ngomong dulu sama bang rain taauuuu"kata nasla seraya mengerucutkan bibir merah mudanya yang mungil.

Bian tertawa kecil"iyaa"kata bian singkat lalu mulai sibuk dengan laptopnya lagi.

"Baangg raaiinn..."panggil nasla dengan manja seraya menarik narik celana rain dengan kasar.

"Iya nas? Kenapa? Bang rain kan udah disini"tanya rain sambil berjongkok. Menyesuaikan posisinya dengan tinggi badan nasla agar terlihat lebih nyaman.

"Nasla sedih baang"

"Kenapa?"

"Kakak cloudy kok udah nggak pernah main kesini?"rengek nasla.

Rain terdiam sejenak,lalu mulai tersenyum pada nasla"kak cloudy nya lagi sibuk nas"jawab rain bohong.

Nasla tambah mengerucutkan bibirnya kedepan"yaudah lah! Nasla mau main aja"kata nasla lalu pergi dengan kaki yang dihentak hentakkan ke lantai.

Rain menghembuskan nafas dengan sedikit berat,lalu mulai melangkahkan lagi kakinya menuju kamar.

Hal pertama saat ia membuka pintu kamarnya adalah,bayangan cloudy sedang bermain bonela barbie dengan nasla. Itu semua seolah membuat rain merasakan kerinduan yang menggelebat. Kerinduan akan sifat cloudy dahulu yang membuatnya nyaman,membuatnya begitu mencintainya bahkan menyayanginya.

"

Kapan lo bisa sadar clo? Kapan lo bisa nerima gue apa adanya?"gumam rain sambil tersenyum getir. Menyadari takdir yang seolah sedang memainkan perasaannya.

TBC
...

Hohohoo!!! Thaya kambeek niihh...uuunnnceehaa! Ada yang rindu tydaak?😆

Gak ada yaa?😕

Yasudahla😶 jangan lupaa buat tekan bintang yaahh!

Maap kalo ada typo✌

Salam

Thayaakamaku

Rain Prince[Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang