Pagi pagi sekali. Rayyan ghesya dan dua anaknya sudah berlarian ditengah ramainya bandara yang seakan tak pernah sepi oleh hilir mudik bergantian.
Hari ini juga. Mereka akan berangkat ke london. Sedangkan raka,aurel dan karel? Ralat,sedangkan raka,aurel,karel dan elsa. Mereka ikut dikeberangkatan kedua setelah pesawat rayyan berangkat.
Kenapa elsa ikut dengan keluarga karel? Yakarna langit menolak mentah mentah permohonan elsa untuk diizinkan berangkat bersama. Dan rayyan ghesya? Mereka tau benar bagaimana sifat keras kepala anaknya yang satu ini. Mereka pun hanya bisa tersenyum dan berkata bila alangkah lebih baik untuk elsa ikut rombongan karel.
Elsa hanya bisa pasrah. Ia tak bisa berangkat bersama dengan langit. Seseorang yang sangat ia cintai. Eemmm,mungkin juga seseorang yang sangat ia obsesikan untuk bisa menjadikan langit sebagai kekasihnya.
"Lo ngga sekalian pulang ke london el?"tanya karel ketika melihat elsa yang sudah siap berangkat ke bandara dengan tas selempangnya yang simple.
Elsa menggeleng"engga ah. Kan langit masih belum nembak gue,gimana bisa gue tinggalin langit sendirian di indo coba?"
Karel memutar bola matanya dengan jengah"eell!"panggil karel seraya memegang erat kedua bahunya"langit udah punya nafel bahkan sebelum ia pergi ke london dan ketemu sama lo! Gimana bisa lo ngiranya langit suka sama lo?"lanjut karel dengan nada tegas. Entah apa motifnya,mungkin hanya sekedar menyadarkan bule nyasar ini.
Elsa menatap kedua manik mata karel yang indah. Sama indahnya dengan manik mata langit"wallpaper ponsel langit itu ada tulisan elsanya! Sandinya juga vebiola,itu karna dia mahir main biola kan?"
"BWAHHAHAHA!"seketika tawa karel lepas begitu saja"okeh. Fixs sih ini salah paham. Jadi,nama orang yang langit cintai itu nafelsa vebiola. Di sekolah dia biasa dipanggil elsa,tapi langit ngga suka nama itu,dia lebih suka panggilnya nafel"jelas karel dengan kekehannya yang bertahan lama.
Elsa diam. Kedua pandangannya seketika kosong,bibirnya tertutup rapat. Seperti ada sebuah gembok besar terpasang disana. Apa yang dikatakan karel benar? Atau ini hanya siasatnya saja agar dirinya bisa menjauh dari langit dan kembali ke london?
"Masih belum percaya juga?"tanya karel.
Mata elsa kembali menatap karel dengan tatapan yang masih kosong dan enggan untuk mengeluarkan suaranya"jadi ginii,lo masih inget pas pertama gue jemput lo sama langit di bandara?"lanjut karel yang hendaj mengklarifikasikan segala kesalah pahaman yang ada.
Elsa mengangguk. Tanda ia ingat.
"Gue bawa perempuan kan? Itu nafel namanya"
Elsa mengerutkan keningnya,masih belum paham dengan apa yang dikatakan karel.
Karel menghela nafasnya,mengelus dadanya sejenak agar bisa ditambahkan kesabaran lebih untuk menghadapi manusia seperti elsa ini"apa yang lo liat pas langit liat nafel di hari itu?"
Elsa berpikir sejenak. Mengingat ngingat hari itu"langit peluk cabe itu"jawabnya dengan wajah polos,membuat karel menggelengkan kepalanya.
"Namanya nafel el. Bukan cabe"koreksi karel dengan sabarnya.
"Terserah"
"Iyaa. Jadi gimana nih?"
"Gimana apanya sih rel?"
"Lo masih mau ngejar ngejar langit yang hatinya udah diisi sama yang lain?"tanya karel lembut. Kedua tangannya pun masih bertengger dikedua pundak elsa.
Elsa menunduk. Lalu menggeleng lemah"engga,yaudah gue beresin barang barang gue dulu. Jangan ditinggal ya"kata elsa lalu melepaskan kedua tangan karel yang ada di pundaknya.
Secepat kilat. Karel menghentikan langkah elsa dengan menggenggam salah satu pergelangan tangannya"ngga usah"kata karel.
"Kenapa? Lo masih mau gue tetep di indo?"tanya elsa.
Karel terkekeh"sekarang jam berapa neng??? Udah ayo berangkat! Bokap nyokap gue udah di mobil tuuh,dari tadi manggilin kita jugak"jelas karel mengenai alasannya untuk menahan elsa.
"Kapan panggilnya?"
"Tadi"
"Kok gue ga denger?"tanya elsa masih dengan wajah bingungnya.
"Banyakan ngelamun sih lo!"cela karel seraya menggandeng tangan elsa agar bisa lebih cepat untuk berjalan ke halaman rumahnya dan segera berangkat.
☔
"Eyang?"pangil rain sambil terus mengetuk pintu kayu di depannya. Ya,rain kini mengunjungi rumah eyangnya. Untuk apa? Tentu saja untuk menemui dua saudaranya,atau paling tidak menanyai keadaan adiknya sebelum pergi berlibur. Entah pergi kemana mereka berdua,apa mereka sama sekali tidak merindukannya? Apa nasla sudah bosan menarik narik bajunya? Apa misel masih tetap tidak mau merimanya sebagai kaka lelakinya?
Pintu terbuka. Menampilkan sosok wanita tua dengan rambut yang sudah hampir setengahnya beruban. Wajahnya yang penuh dengan kerutan itu bagaikan saksi bisu tentang seberapa lama ia menghabiskan hari harinya.
"Rain?"panggil eyangnya sedikit tidak percaya. Bibirnya melengkung indah membentuk sabit. Tangan tua itu terulur untuk menyentuh wajah rain yang sudah sebesar ini. Sudah setampan ini. Dan lagi sudah setinggi ini.
Rain tersenyum. Membiarkan nenek tua ini menyentuh wajahnya hingga puas sampai akhirnya,ia mempersilahkan rain masuk dan duduk manis disalah satu kursi kayu yang terukir indah.
"Sudah lama sekali aku tak melihatmu rain"kata firda--nenek rain.
Rain tersenyum simpul. Matanya dapat menangkap pancaran kerinduan di wajah firda"iya eyang"jawabnya.
"Eyaang... Rain kangen misel sama nasla"ujar rain lirih. Membuat pancaran kerinduan itu berganti dengan pancaran penuh duka.
"Kita berdoa saja. Semoga mereka diterima disisi-Nya"firda menjawabi dengan entengnya. Membuat tanda tanya besar rain bertanya tanya.
Diterima disisi-Nya? Maksudnya apa? Bukankah kedua adiknya sedang berlibur saat ini? Lalu kenapa eyang berkata seperti itu? Apa yang sedang terjadi?
"Maksudnya?"tanya rain bingung.
Firda menghela nafas beratnya"sudah seminggu setelah meninggalnya adikmu rain. Dan kau masih belum bisa memerima kepergian adikmu?"kini gantian firda yang bertanya.
"Me-meninggal?"beo rain kaget. Matanya membulat. Dadanya terasa sesak.
Kini firda yang terkejut dengan tespon rain"lho? Kamu baru tau itu?"
Rain mengangguk cepat"iya yang! Bukannya mereka pergi berlibur saat rain dirumah sakit? Kata mamah sama papah gitu! Eyang bohongkan? Jangan bercanda eyaangg...."ucap rain dengan segala kegelisahannya. Bahkan ia sampai tak sadar kalau tubuhnya sudah berdiri dengan rahang yang mengeras.
Firda meneteskan air matanya. Merasa bersalah dengan kata yang ia ucapkan sebelumnya. Pasti sangat berat untuk citra dan bian berbicara yang sebenarnya. Seharusnya biar mereka saja yang menjelaskannya disaat yang tepat nanti.
"Eyaanggg.... Jawab yaaangggg"
Firda menunduk"aku tak tau harus berkata apa. Tanyakan saja pada orang tuamu rain"katanya.
Rain langsung pergi begitu saja. Menjalankan motor besar pemberian bian dengan kecepatan tinggi. Tak perduli jika di jalan nanti ia kecelakaan. Malah kalau langsung kecelakkan itu bagus kan? Ia jadi bisa lebih cepat menyusul dua adiknya.
"Mahh,mamah harus jelasin semua ini ke rain"gumamnya sambil terus menambah kecepatan motornya.
TBC
...
Ooyyyyyy!!!! Thayaaa is baacckkkk😆 ciee ngga ada yang kangen maa akoohh😚
Betewe,ini detik detik mau ending ya gayyzzz!!!! Rain prince tamat,alur
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Prince[Tahap Revisi]
Teen Fiction[SEQUEL STARTING WITH SCOUTS] Kini Cloudy bukan lagi seorang gadis manis yang penyayang. Dia telah berubah menjadi seseorang yang sangat berbanding terbalik dengan sifatnya yang dulu. Kini dia menjadi gadis galak yang hobi menindas orang,bahkan sena...