40.Cup!

45 7 22
                                    

"Gue pengin jenguk rain. Lo anter gue rel"komando langit yang langsung diangguki oleh karel.

Karel menyalakan mesin dan melajukan mobilnya dengan hati hati. Tidak ada percakapan apa pun diantara mereka berdua. Sampai akhirnya,sebuah suara berhasil menyita rasa penasaran langit juga karel. Seperti suara benda jatuh dari bagasi.

"Apaan rel?"tanya langit.

Karel menggeleng"nggak tau,perasaan gue ga bawa barang apa apa deh"jawab karel jujur.

"Ouh,yaudah biarin"

"Engga ah,menurut film film action yang pernah gue tonton. Bunyi kaya gitu tuh tanda kalau ada seorang penyusup lang!"oceh karel dengan antusias.

"Cuman film"

"Bukan cuman film! Bisa jadi beneran ada"sergah karel tetap pada pendiriannya. Ia menepikan mobilnya lalu turun untuk mengecek kondisi bagasinya. Langit yang malas hanya bisa ikut turun karna memang ia juga penasaran,barang sebesar apa yang karel bawa hingga mengeluarkan bunyi yang keras saat mobilnya melewati polisi tidur.

"ASTAGHFIRULLAH! YA GUSTI PANGERAN KULO!"seru karel kaget melihat apa yang ada di dalam bagasinya.

"ASTAGA!"seru langit yang sama terkejutnya melihat sosok penampakan elsa yang sedang dalam posisi badan terlipat lipat dalam bagasi dengan sebuah cengiran kuda mengembang diwajahnya.

"Yaahh... Ketauan yaah?"kata elsa dengan bodohnya,ia pun turun dari bagasi dan mulai meluruskan tulang tulangnya yang sempat dilipat lipat agar dapat masuk kedalam bagasi.

"Ngapain lo disini?"tanya langit datar.

"Gue kan dah bilang. Lo.dirumah.aja!"bisik karel penuh dengan penekanan.

Elsa meringis seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Rel? Jelasin ke gue!"tuntut langit.

Karel seketika salting ditempat. Ia mengikuti jejak elsa dengan menggaruk tengkukknya dengan ringisan watados. WAjah TAnpa DOsa.

"Anuuu...."karel berusaha memutar otaknya,namun belum juga menemukan kata yang cocok untuk ia ucapkan di depan langit.

"Anu anu apa?!"bentak langit yang pikirannya mulai ambigu.

Karel menyengir kuda. Ia malah jadi ikut ikuttan parno mendengar bentakkan langit"yaaa...ituu laa..anuu..."

"Apa perlu gue jitak kepala lo?!"ancam langit bagaikan sebuah mantra ajaib yang bisa dengan mudahnya membuat karel lancar berbicara dengan cukup baik di depan langit.

"Anu lo kan kemarin ga ngebolehin elsa ikut lo. Jadi setelah gue anterin lo,gue balik lagi ke bandara nyamperin elsa buat pulang aja ke rumah gue"ceplos karel.

Langit terdiam. Masuk akal juga melihat karel yang memang tergolong dalam kategori tidak tegaan.

"Trus?"

"Yaa gu--"

"Aku disuruh karel buat umpetan di bagasi kalau mau ikut kamu ke rumah sakit"potong elsa dengan bohongnya. Memang! Gadis tak tau diuntung! Sudah diberi tumpangan tidur gratis dirumahnya,ia malah kini membuat sebuah fitnah tak benar!

"BOHONG! KAN GUE BILANG KE LO SUPAYA LO TETEP DIRUMAH PE'A!"sahut karel tak terima difitnah oleh gadis bule cantik yang tak tau malu.

Langit menatap dingin kearah elsa"bener?"tanyanya.

"I..iya lah! B-buat apa aku bohong? Kamu ga percaya sama aku?"sergah elsa sambil berusaha mencairkan suasana agar tidak terasa canggung.

"Ga. Rel,cepet masuk. Gausah buang buang waktu ngomong sama orang gila."perintah langit. Sedetik kemudian ia berjalan dengan langkah lebar lebar dan segera duduk di jok sebelah kemudi. Karel pun sama,ia bahkan sempat berlari kecil dan dengan mudahnya terduduk rapi di jok kemudi lalu mengunci mobilnya dan melesat jauh meninggalkan elsa yang kesal ditinggal seorang diri di jalanan yang sama sekali tidak ia kenali.

Rain Prince[Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang