Rain berdiri seorang diri ditengah kesepian. Tidak ada siapa siapa ditempat serba putih ini. Bahkan ia pun baru tersadar kalau pakaiannya pun serba putih.
"Mamah?"panggil rain yang hatinya mulai gelisah.
"Papah? Misel? Nasla?"panggilnya lagi.
"Bang raaiinnn!!!!"teriakkan menggemaskan itu seketika menyingkirkan semua keresahannya,ia menoleh kebelakang. Itu gadis kecil yang sangat ia sayangi. Nasla.
Nasla memeluk lutut rain. Mengingat tinggi badannya dengan nasla memang sangat jauh. Rain akhirnya berjongkok,menyamakan tinggi badannya dengan nasla.
"Yang lain pada dimana nasla?"tanya rain dengan lembut seraya membelai rambut halus berbau buah buahan khas shampoo nasla.
"Itu!"tunjuk nasla kesebelah kiri rain. Rain menoleh,mengikuti arah yang nasla tunjuk. Disana sangat gelap,pelan namun pasti. Seseorang keluar dari kegelapan itu,rambutnya panjang yang sesekali berterbangan,wajahnya pucat,namun tetap terlihat cantik dengan dress putih yang ia gunakan. Sebelas duabelas dengan penampilan nasla.
"Misel?"panggilnya yang masih tak yakin dengan apa yang ia lihat.
Misel tersenyum manis kearah rain. Senyum yang selama ini tidak pernah ia dapatkan dari adiknya yang satu ini. Hati rain berdesir. Senang! Itulah kata yang mendominasi tubuhnya saat ini.
"Kak misel cantik kan bang?"tanya nasla yang membuat rain langsung mengangguk.
"Iya,cantik"
Misel hanya tersenyum. Nasla yang masih dalam pelukkan rain mulai menarik narik kemeja putih yang rain gunakan saat ini"baang! Nasla sayang bang rain! Bang rain juga sayang kan sama nasla sama kak misel?"
Rain mengangguk"iyadong. Kan kalian adik bang rain yang harus abang jaga"
"Kami ngga perlu kamu jaga lagi"kata misel. Membuat rain menoleh dengan alis yang bertautan.
"Kenapa?"
Misel dan nasla sama sama diam. Tidak ada yang berniat untuk menjawabnya. Sampai akhirnya nasla memilih untuk melepas pelukkannya lalu berlari kearah misel dan memeluknya"bang! Nasla sama kak misel mau pergi dulu! Bang rain jangan kangen yaa?"goda gadis kecil itu sambil terkekeh melihat wajah rain yang memerah karna malu.
"Memangnya nasla mau pergi kemana? Abang boleh ikut kan? Pasti kalian mau pulang kerumah ya?"
Nasla dan misel kompak menggeleng"bang,kamu harus tetap disini. Hanya aku dan nasla aja yang pergi,kami sayang kamu bang rain..."kata misel.
Rain merasa sedikit kecewa,tapi ia juga senang mendengar misel akhirnya mau memanggilnya dengan sebutan 'bang' diawal namanya.
"Ayo nasla"ajak misel seraya menggandeng dan menuntunnya berjalan kearah kegelapan--tempat yang sama saat misel keluar dan menemui rain.
Baru tiga langkah,namun nasla sudah tak mau melanjutkan langkahnya lagi. Ia menahan tangan misel untuk berhenti"sebentar kak"ucap nasla lalu melepaskan genggaman misel dan berlari mendekat kearah rain serta mengecup salah satu pipi rain dengan lembut.
"Nasla sayang bang rain. Hehehe..."kekehnya lalu berlari lagi kearah misel dan menggandeng tangan kakaknya untuk melanjutkan jalannya.
"Sel! Gue ikut!"seru rain seraya melangkahkan kakinya mendekat ke arah misel. Misel dan nasla berbenti,menoleh ke arah rain dengan raut prihatin.
"Bang... Jangan ikut!"larang misel namun tetap rain acuhkan.
"RAIINN!!!"
Sampai akhirnya,teriakan itulah yang mampu menghentikan langkah rain,rain menoleh ke sebelah kanan. Disana ada cloudy menggunakan dress putih,wajahnya segar dan cantik dengan rambut yang terurai"cloudy?..."panggil rain bingung dengan keadaan yang sedang ia hadapi.
"Ayo raiin,ikut aku..."ucap cloudy dengan lembut sembari mengulurkan tangan kanannya,siap menerima genggaman tangan rain.
Rain terdiam,bingung harus memilih untuk ikut bersama dua adiknya atau cloudy gadis yang sangat sangat SANGAT! ia cintai.
"Pergi bang! Aku dan nasla juga harus pergi. Jaga diri baik baik,kami disini selalu mendoakanmu"ujar misel.
"Rain?"panggil cloudy lagi dengan raut wajah kecewa.
Tanpa rain sadari,kakinya melangkah dengan sendirinya mendekat kearah cloudy. Tangannya pun terulur dan segera menggenggam erat tangan hangat cloudy.
"Hahaha...hehehe.. Dadah bang rain!"teriak nasla setelah tertawa riang dan tak terlihat lagi punggungnya dimakan kegelapan.
☔
Rain membuka secara perlahan matanya namun segera tertutup lagi oleh silaunya cahaya yang langsung ia dapat. Sudah empat hari rain berbaring di ranjang ini. Namun baru sekarang rain bisa membukakan matanya lagi.
"Rain? Kamu sudah bangun nak?"kata citra dengan mata yang berkaca kaca.
Mendengar ucapan citra membuat rain memaksakan matanya untuk terbuka lagi. Disini,diruangan yang tak ia kenali. Ada banyak orang yang melingkarinya,ada citra, bian,langit, cloudy, dan karel.
"Mamah...rain kenapa?"tanya rain lirih,sambil mengamati ruangan yang didominasi oleh warna putih dan sedikit corak garis berwarna biru.
"Kamu ditembak bagian dadanya nak,sekarang kamu dirumah sakit"jelas citra yang matanya bahkan sudah mengeluarkan air mata bahagia,akhirnya bisa melihat putranya bangun.
Rain terdiam,nampak mengingat ngingat apa yang sebelumnya terjadi dann...AHH! tentu saja rain ingat! Saat itu ada cloudy dan bisma,lalu... Dadanya kena tembak dan.."cloudy!"serunya.
Cloudy yang memang sudah ada di ruangan rain langsung angkat suara"iya rain, ini gue disini..."jawab cloudy lirih seraya menggenggam tangan kanan rain.
Rain menoleh ke arah cloudy"clo..lo ngga papakan? Ada yang sakit ngga?"tanya rain panik bukan main.
Cloudy tersenyum sembari menggeleng"gue ngga papa rain. Justru harusnya gue yang nanya ke lo 'ada yang sakit ngga'rain?"
Rain tersenyum,lalu dengan susah payah menggeleng pelan"selama ada lo disini. Gue baik baik aja"
"Jadi keadaan lo udah mendingan rain?"tanya langit.
Rain menyerngitkan keningnya"langit? Sejak kapan lo balik?"bukannya menjawab,rain malah balik bertanya.
"Sehari setelah lo dibawa kerumah sakit"jawab langit jujur. Rain hanya mengangguk paham,wajahnya kembali menoleh ke arah citra.
"Mah,misel sama nasla mana?"tanya rain bingung karna tidak menemukan sosok adiknya.
Citra tidak langsung menjawab,ia menoleh sejenak dulu kearah bian disebelahnya,lalu bian pun mengangguk. Membuat arah mata citra kembali kearah rain"mereka ada dirumah eyang rain"
"Oouhh...."
"Kenapa mereka ngga nungguin rain disini kaya mamah"tanya rain lagi.
"Anak dibawah umur ngga boleh masuk ke rumah sakit rain. Makanya nasla ada dirumah eyang dijagain misel"jawab bian terpaksa bohong.
Karna ia tahu,ini bukan waktu yang tepat untuk memberi tahu rain tentang dua adiknya yang sudah tak bernyawa. Misel yang meninggal karna jantungnya dengan sengaja ia berikan untuk rain. Sedangkan nasla yang baru kemarin malam dikabarkan telah ditemukan tersangkut disalah satu bebatuan dengan kondisi tak bernyawa.
Mereka berdua menghembuskan nafas terakhirnya tepat saat rain tengah dioprasi kemarin malam.
TBC
...Ada yang keberatan ngga nih kalau nasla sama misel meninggalnya barengan?;)
Aduuhh,buat rain semoga lekas sembuh yaahh😢
Salam
Thayaakamaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Prince[Tahap Revisi]
Ficção Adolescente[SEQUEL STARTING WITH SCOUTS] Kini Cloudy bukan lagi seorang gadis manis yang penyayang. Dia telah berubah menjadi seseorang yang sangat berbanding terbalik dengan sifatnya yang dulu. Kini dia menjadi gadis galak yang hobi menindas orang,bahkan sena...