Aku gak tau kenapa senyum ini tersungging, tapi ternyata alasannya karena kamu.
..
Shani meraba raba spot kosong disampingnya, mencari keberadaan seseorang yang menemaninya tadi malam. Saat tak mendapati apapun, kedua matanya perlahan terbuka. Tatapannya pertama kali tertuju pada jam di dinding yang menunjukkan pukul 5 pagi. Lalu terarah pada spot kosong di ranjangnya. Mungkin Gracia sudah kembali ke rumahnya, itu pikirnya.
Setelah mengumpulkan kesadarannya, Shani beranjak ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan segera melaksanakan kewajibannya. Selalu, di dalam setiap sujudnya tak pernah absen nama Gracia dia ucap. Memperkenalkan pada Tuhannya bahwa ada seseorang yang di cintainya.
Matahari terlihat sudah malu malu menampakkan dirinya, Shani sudah rapi dengan seragamnya. Dia memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya, saat tangannya memegang buku bahasa Inggris, dia menepuk kepalanya karena lupa tadi malam tidak mengerjakan tugasnya.
Dengan kesal Shani membuka buku itu dan memeriksa soal mana saja yang belum di kerjakan. Ya biar nanti nyonteknya gampang gituloh hehehe, gak ya Shani kan pinter. Matanya membulat kala semua soal di bukunya sudah terisi.
"Perasaan tadi malem banyak yang belum deh, kok udah ke isi semuanya?." Monolog Shani.
Tatapannya jatuh pada pojok kiri bawah bukunya.
Udah aku kerjain tugasnya, ayo bilang apa? ^_^ - Gracia
Seketika senyum manis terukir di bibir Shani. Ah, padahal hanya tugas loh ini. Tapi tak dapat dipungkiri, semua hal kecil yang Gracia lakukan untuknya selalu berhasil mengundang senyum di wajah Shani.
Selesai dengan urusannya, Shani segera turun untuk sarapan bersama. Langkahnya terhenti di tengah tangga, saat matanya menangkap seseorang yang menghadirkan senyum pertama di wajahnya pagi ini.
"Ngapain bengong disitu?. Sini turun, kita mabar sama Gracia." Kata Dira.
Shani segera turun dan mengambil tempat di sebelah Gracia. Dia menoleh dan membalas senyum Gracia. Tio dan Dira yang melihatnya ikut tersenyum, pasalnya selama tiga hari kemarin, mereka hampir tak menampaki senyum tulus di wajah Shani.
"Kamu beneran udah bisa sekolah?. Masih ada sisa ijin sakit kamu loh."
Gracia menelan sarapannya dan meminum susunya. "Aku gak papa kok, lagian gak enak dirumah terus bosen."
"Apa kamu di rumah aja sama tante?. Kebetulan tante lagi libur." Kata Dira.
Gracia menggeleng dan tersenyum. "Aku beneran udah gak papa kok tan."
Shani dan Gracia lalu segera pamit karena waktu sudah semakin siang. Saat sudah di depan gerbang, Shani menghentikan langkahnya dan menatap Gracia.
"Kita berangkat naik apa?. Papa lagi gak bisa nganter katanya."
"Yaudah, kita pake mobil aku aja." Gracia lalu menggandeng Shani menuju ke rumahnya. Tatapan Shani mengarah kepada tangan mereka yang saling terpaut. Pas. Tangannya seakan memang sudah diciptakan untuk menggenggam tangan Gracia.
Shani menatap Gracia, yang juga menatapnya. "Kenapa?."
"Aku mau masuk mobil."