"Apa itu artinya Shani?"
Shani semakin gugup sekarang, Gracia mengangkat wajah Shani agar menatapnya. Tapi mata Shani bergerak kesana kemari, asal bukan ke arah Gracia.
"Kita ini sahabat kan?, lo bisa cerita apapun sama gue."
Akhirnya Shani memejamkan matanya, lalu menghela nafasnya. Sekali kali nekat gak papa kan."aku suka sama kamu Gracia"
Gracia tertawa. "Iyalah, kalo gak suka, ngapain lo mau temenan sama gue yang gini."
Shani menggertakkan giginya, lalu dia melepaskan kacamatanya. Gracia yang melihat Shani bertingkah tak biasa, menatapnya heran.
Tanpa aba aba, Shani menarik tengkuk Gracia dan mendaratkan bibirnya di atas bibir Gracia. Shani memejamkan matanya, bersiap akan resiko yang akan menimpanya. Sedangkan Gracia membelalakkan matanya, terlalu terkejut dengan apa yang terjadi.
Deg deg deg deg
Gracia perlahan ikut memejamkan matanya, melingkarkan tangannya pada pinggang Shani. Bibirnya bergerak di seiring dengan jantungnya yang bertalu. Shani yang memang baru pertama kali, hanya diam, membiarkan bibir Gracia menjelajahi rongga mulutnya.
Setelah dirasa kehabisan nafas, Gracia melepaskan tautan bibirnya. Dengan kening saling menempel dan nafas yang bersahutan, mereka saling merengkuh.
"Kamu udah paham kan artinya?" tanya Shani di sela helaan nafasnya.
Gracia hanya mengangguk, dia dua kali bingung sekarang. Dia tidak mengharapkan semua perhatiannya berakhir seperti ini, yang dia ingin Shani nyaman berada di dekatnya, dan tetap mau berteman dengannya. Dia tak pernah memperhitungkan bahwa akan berakhir seperti ini, Shani salah mengartikan perhatiannya.
Shani menjauhkan wajahnya, sekarang dia merasa cemas. Bagaimana kalau Gracia malah menjauh dari dia, bodoh.
"Gue dulu juga korban bully kayak elo, waktu SMA kelas satu. Setiap hari gue dapat cacian karena dianggap anak haram oleh mereka. Karena kondisinya, gue di Manado cuma sama mama, dan ayah tetap disini. Gue dulu juga sama kayak elo, sampai akhirnya gue gak tahan....." Gracia sedikit menghela nafasnya.
"Suatu hari, dimana gue merasa itu adalah kenangan terburuk gue........
Flashback
Seorang siswi memakai seragam putih abu abu, terlihat berjalan tergesa. Di belakangnya, terlihat dua orang laki laki yang berseragam sama, mengikutinya sambil menyeringai.
Siswi itu semakin gemetar saat di depannya kini hanya ada jalan buntu. Di belakangnya, dua laki laki tadi tersenyum puas.
"Gak ada gunanya lari Gracia, serahin diri lo sekarang juga sama kita. Dan lo akan pulang baik baik aja"
"Rafa, Rehan apa salah gue sama kalian? Kenapa kalian perlakuin gue kayak gini?" ujar Gracia menatap takut takut pada Rafa dan Rehan.
"Gak usah banyak bacot lo, Raf, pegangin dia"
Rafa pun berjalan ke belakang Gracia dan memegang tangannya. Sedangkan Rehan mulai memainkan rambut Gracia, tangannya perlahan turun ke arah kancing seragam Gracia.
"Bodoh banget mereka yang bilang elo anak haram, meskipun emang bener hahaha, tapi tubuh lo terlalu indah buat lewatin perhatin gue"
Gracia menatap jijik pada orang di depannya, apalagi sekarang Rehan mulai menelusuri lehernya. Sekuat tenaga, Gracia memberontak. Tapi percuma, Rafa menahannya terlalu kuat. Airmata perlahan meleleh di pipinya, seakan menyambut akan hancurnya dunianya sebentar lagi.
