Malam ini, Gracia terlihat berkunjung ke rumah Shani. Dengan jaket denim dan jeans belel, dia memasuki kediaman Shani. Tak lupa senyuman manis yang selalu menghiasi bibirnya.
"Malam om, tante. Shani nya ada?" ujar Gracia sambil menyalami tangan Tio dan Dira.
"Ada kok, di kamarnya. Tau tuh ngapain" jawab Tio.
Gracia menggaruk hidungnya yang tidak gatal sama sekali. "Om, Shani mau aku ajak jalan jalan boleh gak?" ujar Gracia akhirnya.
"Jalan kemana?."
"Gak jauh jauh kok om, boleh gak?" Gracia memasang wajah melasnya, dengan bibir bawah agak dimajukan dan mata yang berkaca. *iiihh pingin bawa pulang, plak. Oke maaf, yuk lanjut.
Tio dan Dira tertawa melihatnya, lalu tangannya terulur mengelus rambut Gracia. "Kamu kok lucu banget sih, om jadi gak tega nolaknya hehehe iya boleh lok."
"Yeeeyy.....eh, hehehe" Gracia memekik girang tanpa sadar, dia lalu menggaruk tengkuknya malu. Pasalnya ini baru pertama kalinya dia mengajak Shani keluar malam, biasanya kalau gak siang, ya sore.
"Yaudah, aku ke kamar Shani dulu ya om, tan."
.
Gracia tanpa mengetuk pintu, seperti biasanya langsung nyelonong masuk. Yang dihadiahi tatapan tajam dari Shani yang sedang ganti baju, untung saja Shani sudah memakai celana.
"Bisa gak sih ketuk pintu dulu, untung aja udah selesai" ketus Shani.
Gracia terkekeh, lalu duduk di sofa sebelah Shani. "Kayak baru kenal aja sih, lagian sama sama cewek ini."
Selalu itu yang Gracia lontarkan, membuat Shani menatap tajam. Bukannya takut, Gracia malah tertawa.
"Biasa aja dong natapnya, btw lo jarang panas panasan ya, kok lo putih banget sih" Gracia membolak balik tangan Shani di genggamannya.
Shani menarik tangannya, "ngapain panas panasan kalo gak ada gunanya, mau apa kesini?"
"Mau ajak lo kencan."
"Serius Gracia."
"Cieee mau banget di seriusin mbak, kuylah saya seriusin."
Shani mengambil jaket denimnya lalu memakainya, lihat, bahkan sekarang dia terlihat seperti couple dengan Gracia. "Ayok berangkat, katanya mau kencan."
Tawa sudah tak dapat di bendung lagi oleh Gracia, "duuh ileh, yang ngebet pengen di seriusin. Pake nyamain jaket segala uhuk cieee."
Melihat muka Shani yang semakin masam, Gracia segera menyudahi acara menggoda Shani sampe bete. Dia menggandeng lengan Shani dan segera keluar.
Saat sampai di depan, Shani menatap bingung. "Mana motor kamu?"
"Katanya gak suka sama suara berisiknya, ya gue pake mobil lah"
Shani semakin heran, jadi mobil Audi putih ini punya Gracia. Segera saja Shani masuk dan duduk di samping kemudi. Dia memperhatikan Gracia yang menyetir dengan lihai, seolah sudah biasa melakukannya.
"Ini mobil siapa?"
"Gue nyolong."
Tawa Gracia kembali meledak melihat muka terkejut Shani, sungguh lucu mukanya saat kaget seperti itu. "Punya gue, hadiah dari mama. Udah lama sih sebenarnya, tapi gue lebih seneng pake motor."
"Aku juga lebih seneng naik motor, kalo yang bonceng kamu. Eh..." Reflek, Shani menutup mulutnya. Bodoh banget, pasti Gracia sudah besar kepalanya sekarang. Dan benar saja, Gracia sudah menatap jail padanya.