Something Fun

6.2K 531 20
                                        


Gracia menghentikan motornya di depan gerbang rumah Shani. Dia merasa sedikit berat pada punggungnya, sengaja dia pelan pelan menoleh ke belakang. Gracia terkekeh pelan, ternyata Shani tertidur. Maka dia memutuskan untuk menunggu sampai Shani bangun.

Sudah 15 menit dia menunggu, Shani tidak kunjung bangun. Punggungnya pun sudah terasa pegal, beruntung sang satpam menyadari keberadaannya. Setelah memasukkan motornya, Shani tak kunjung bangun juga.

Gracia menghela nafasnya. Nih orang tidur apa pingsan sih?.

Dira yang mendengar suara deru motor, segera keluar. Cengiran Gracia yang pertama menyambutnya saat melihat anak itu.

"Sore tante" Gracia masih dengan cengirannya.

Dira memandang bingung ke arah belakang Gracia. "Loh itu Shani kenapa?"

"Ketiduran tante"

Dira cepat cepat menghampiri Shani dan mengetuk helm Shani.

"Aduh" ujar Shani, dia lalu mengedarkan pandangannya dan terkejut mendapati mamanya berasa di depannya.

"Mama ngapain disini?"

"Kamu pikir ini dimana? Cepet turun, kasian Gracia punggungnya udah pegel" omel Dira.

Shani terkejut, lalu segera turun dari motor. Dia menatap Gracia yang tertawa melihatnya. Pasti mukanya jelek banget sekarang, gimana sampe ketidur sih. Dia lalu menyerahkan helmnya pada Gracia, sekalian earphone dan hapenya.

"Masuk dulu yuk, pasti punggung kamu masih pegel kan?" ajak Dira pada Gracia. Sedangkan Gracia mengangguk saja, jujur punggungnya memang masih pegal.

Shani melihat Gracia yang menghempaskan tubuhnya di sofa, lalu menghela nafas panjang. Dia jadi merasa gak enak sekarang. Pasti sahabatnya itu capek, sudah mengendarai motor, masih menanggung beban tubuhnya. Dira keluar dari dapur sambil membawa sirup anggur, ah sirup kesukaan Gracia.

"Ayo diminum sayang" kata Dira.

"Ah tante kok repot repot aja sih, kan aku jadi enak hehehe"

Shani memandang Gracia yang sedang minum dengan rakus, lalu saat sudah habis Gracia terlihat bingung.

"Loh kok udah habis tan? Gelasnya bocor ya?" ujar Gracia dengan muka dibuat sepolos mungkin.

"Bocor ke perut kamu itu mah" gerutu Shani.

"Yaelah, gini juga gara gara siapa coba"

Dira tertawa memperhatikan interaksi keduanya, tak bisa dipungkiri dia bersyukur dengan kembalinya Gracia, Shani perlahan menjadi ceria kembali. Seperti menemukan sebuah kepingan yang selama ini hilang.

"Tante ke belakang dulu ya" Dira beranjak dari ruang tamu.

Shani lalu menarik tangan Gracia agar mengikutinya, dia mengajak Gracia ke kamarnya. Mata Gracia berbinar begitu melihat kasur, dia berlari kecil dan melempar tas dan tubuhnya begitu saja. Shani menggelengkan kepalanya melihat tingkah Gracia.

Dia lalu duduk di sebelah Gracia dan mengelus punggungnya. "Maaf ya aku ketiduran, masih pegel gak?"

"Masih pegel lah"

Lalu tanpa aba aba, Shani duduk diatas Gracia dan mulai memijat punggungnya. Kini isa sadar, berada di sisi Gracia memang zona paling nyaman yang dia rasakan. Kejadian tadi menjadi buktinya, bahkan di dalam mobil saja Shani jarang tertidur. Tapi dengan Gracia, naik motor adalah hal termenyenangkan yang pernah dia rasa.

Gracia yang awalnya terkejut mulai menikmati pijatan Shani, bahkan dia sampai memejamkan matanya.

"Kurang ke bawah Shan.... ah iya disitu"

Comfort ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang