No Drop

4.4K 348 41
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, bahkan seluruh siswa sudah keluar kelas. Kini hanya menyisakan Gracia, Shani dan Aurel saja.

"Lo berdua ngapain belum pulang?" Tanya Aurel.

Gracia menoleh pada Shani, karena dia sedari tadi nungguin Shani yang masih asik dengan Novel yang di bacanya. "Gue masih nunggu Shani, lo duluan aja sana."

Aurel menatap curiga ke arah keduanya, "Mau ngapain lo berdua? Inget woy ini sekolah. Jangan ena ena di sini lo, di liat satpam mampus sia."

Setelah berkata seperti itu, Aurel segera terbirit keluar karena mendapat tatapan tajam dari Gracia. Sepergian Aurel, Gracia menatap Shani lelah.

"Kamu kenapa sih sayang? Nanti di lanjut di rumah kan bisa." Kata Gracia.

Shani kemudian memasukkan Novelnya dan mencondongkan tubuhnya ke arah Gracia. "Aku kayaknya bocor deh yang."

"Loh ini kan gak hujan." Gracia menatap heran.

Shani menepuk pipi Gracia pelan, "Bukan hujan, tapi ini masalah di bawah sana." Kata Shani sambil melirik ke bawah.

Butuh beberapa detik bagi Gracia untuk mengerti ucapan Shani, setelah itu dia berdiri dan memgambil jaketnya. "Sini berdiri depan aku."

Setelah berdiri, Gracia melilitkan jaketnya di pinggang Shani. "Naaah udah, ayo pulang."

Shani mengambil tas nya, kemudian mengikuti Gracia yang keluar lebih dulu.

Di sepanjang koridor, yang ternyata masih banyak siswa yang nongkrong. Tak hentinya menatap heran ke arah keduanya, membuat Shani risih. Gracia yang menangkap raut Shani, dia menghentikan langkahnya.

Menatap satu persatu mata yang melihat mereka. "Ngapain lihat lihat? Baru tau kalo gue cantik?"

Ucapan Gracia sontak mengundang sorakan dari beberapa siswa, dengan acuh Gracia menarik tangan Shani agar berjalan lebih cepat.

Saat sudah di dalam mobil, Shani membuka suaranya. "Makasih ya, aku makin sayang sama kamu."

Gracia menoleh dan tersenyum, "Tenang aja, sayangnya kamu ke aku, aku bayar lunas plus bunga. Gak pakek kredit segala."

Shani terkekeh dengan gombalan receh Gracia, dia kemudian memutar tubuhnya dan memperhatikan Gracia yang sedang mengemudi. Gracia semakin cantik berlapis lapis saat sedang serius seperti ini, wajah yang biasanya terlihat tengil itu hilang entah kemana.

Merasa di perhatikan, Gracia menoleh sebentar. "Kenapa?"

"Kamu kok makin cantik sih, pacarnya siapa?" Kata Shani.

Gracia terkekeh mendengar gombalan Shani. "Kebetulan saya jomblo nih, mbak mau gak jadi pacar saya?"

"Boleh deh, saya juga baru putus." Balas Shani.

"Kalau gitu saya minta id Line nya mbak boleh gak?"

"Buat apa?" Kata Shani melanjutkan keisengan yang mereka buat.

"Biar aku tau kabar orang yang aku sayang gimana. Ciat ciat ciat"

Mereka terbahak bersama saat menyadari betapa absurdnya tingkah mereka barusan. Menetralisir rasa kesal akibat jalanan yang selalu macet saat jam pulang.

Cinta itu memang masalah serius, tapi ada kalanya cinta juga menghadirkan hal lucu yang memang harus di tertawakan bersama. Jangan terlalu serius bacanya, coba sekarang senyum. Nah, gitu kan cakep 😆.

....

Di sebuah komplek, Edgar terlihat menghentikan motornya di sebuah rumah. Dia mengunci motornya kemudian turun, menekan bel dua kali.

Comfort ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang