Gracia pagi sekali sudah nangkring diatas motor, di depan rumah Shani. Tapi dia bingung, dia kan belum bilang Shani kalau dia mau berangkat bareng.
Tunggu di sekolah aja dah.
Akhirnya Gracia memutuskan untuk berangkat lebih dulu. Di sekolah Gracia sudah punya banyak teman, itu karena semua tak tau siapa dia sebenarnya.
Di kelas dia melihat dua teman barunya yang sudah datang. Angel dan Aurel.
"Hai Gre, katanya kemarin mau berangkat sama temen lo di kelas ini?" ujar Aurel.
Gracia menaruh tasnya di depan meja Aurel dan Angel. Bangku Shani, karena hanya disitu tempat yang kosong. Gracia menatap mereka bergantian, "gue gak jadi jemput dia, takut udah berangkat"
Di tengah perbincangan mereka, seorang siswi datang menghampiri mereka. "Permisi"
Gracia mendongak, ternyata siswi itu adalah Shani. Gracia menatap heran ke arah Shani.
Seriusan ini Shani?.
Bagaimana gak heran, Shani memakai kacamata dan rambut kepang dua. Persis seperti korban bully di film dan novel.
"Shani, lo ngapain dandan kayak gini? Lepas gak tuh kepangan rambut lo" ujar Gracia sambil melihat Shani yang sudah duduk disampingnya.
Angel dan Aurel menatap keduanya heran, pasalnya kemaren Shani gak masuk dan bagaimana bisa Gracia kenal sama Shani.
Sedangkan Shani menatap cemas ke arah Aurel dan Angel, dia takut mereka tak mau berteman dengan Gracia jika tahu kalau Gracia sahabatnya.
"Jadi lo kenal gadis aneh ini?" tanya Angel.
Gracia menatap mereka tajam. "Yang lo bilang gadis aneh ini sahabat gue dari kecil"
Sontak membuat Aurel dan Angel melongo.
Perkataan Gracia semakin membuat Shani cemas, dia membenarkan letak kacamatanya yang bahkan sama sekali gak melorot. Dia benar benar mengkhawatirkan Gracia sekarang, dia tak mau Gracia dijauhi seperti dia.
Bel tanda masuk berbunyi, membuat Gracia mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut mengenai Shani. Satu persatu siswa mulai memasuki kelas dan menatap aneh ke arah mereka. Membuat Shani semakin menundukkan kepalanya. Tapi Gracia malah menatap mereka tajam, membuat mereka melemparkan tatapan bertanya tanya.
Jam pelajaran terasa begitu lambat bagi Gracia, hingga saat pergantian pelajaran, Gracia tak tahan lagi untuk meminta penjelasan. Dia menghadap kebelakang, "bisa jelasin gak kenapa Shani disebut gadis aneh?" tanya Gracia pada duo A (Angel dan Aurel).
Dia tidak mungkin kan tanya langsung pada Shani.
Merasa dirinya di omongkan, Shani menajamkan pendengarannya.
"Ya lo lihat sendiri dandanannya, dia juga kalo bicara irit banget. Di tatap juga suka gugup, seakan kita ini virus" jelas Aurel.
Gracia kini menatap Shani. "Bener Shan?"
Shani hanya mengangguk.
Gracia menghela nafasnya. "Mulai hari ini, dia temen kita"
"WHAT?!!" pekik duo A bersamaan. Mau tidak mau mereka menurut, karena kemarin saat Shani gak masuk, Gracia menolong mereka saat ulangan. Padahal Gracia hanya murid baru, tapi sudah baik pada mereka.
Jam pelajaran selanjutnya kosong, membuat suasana kelas jadi ramai mengalahkan pasar. Ada yang gosip, ada yang main gitar bahkan ada yang sibuk berdandan. Sedangkan Shani daritadi membaca buku. Gracia menatap Shani heran, Shani sangat berbeda saat disekolah. Bahkan Gracia saja tidak pernah diajak bicara sejak tadi.
Tidak tahan, Gracia akhirnya menutup buku yang Shani baca. Membuat Shani menoleh ke arahnya.
"Lo kok daritadi diem aja sih? Dirumah lo biasa aja sama gue" ujar Gracia.
Shani membenarkan letak kacamatanya. "Aku gak mau kamu dijauhin temen temen, karena berteman sama aku"
Gracia menatap Shani gemas, lalu menarik wajah Shani agar menatapnya. "Denger ya, gue gak peduli mereka jauhin gue. Gue bakal tetep ada sama lo. Jadi please, tetep jadi Shani yang gue kenal"
Shani menatap Gracia tak berkedip, disana di dasar hatinya. Ada perasaan hangat yang menjalar. Dia lalu menganggukkan kepalanya, membuat Gracia tersenyum lebar.
"Nah gitu dong, itu baru Shani gue"
*...*
Prang!!
Mendadak suasana kantin yang sedari tadi rame mendadak hening. Shani menatap takut pada seragamnya yang terkena noda teh.
"Maaf, a-aku akan menggantinya" ujar Shani takut takut.
Sedangkan pemilik teh tersebut adalah Edgar, most wanted sekolah yang sudah menatap Shani tajam. "Kalo jalan tuh pake mata!! Dasar cewek aneh!!" bentak Edgar.
Shani merutuki keputusannya untuk mengikuti Gracia ke kantin. Sedangkan Gracia yang duduk dengan duo A mulai menghampiri sumber keributan.
"Sorry, temen gue gak sengaja. Dia juga bakal ganti kok. Bisa gak ngomongnya biasa aja?. Lagian jalan tuh pake kaki, bukan mata." ujar Gracia tenang. Duo A yang melihat itu hanya bisa berdoa, semoga temannya di beri keselamatan.Edgar beralih menatap Gracia. "Lo cewek cantik ngapain temenan sama gadis aneh ini?. Gak takut ketularan lo?." ujar Edgar enteng.
"Ya terserah gue dong, ngapain lu ngurusin gue?. Udah yuk kita pergi aja Shan" Gracia menarik tangan Shani menjauh dari sana, tanpa disadarinya tatapan Edgar terus mengarah kepadanya.
Tbc
Nah, makin gaje nih cerita yee..
Vote dan komen jangan lupa 😘
Keyhole💜