Hari Senin, awal minggu yang cukup sibuk karena semuanya dimulai pada hari ini setelah merasakan istirahat sehari di hari sebelumnya. Tidak heran kenapa banyak orang yang membenci hari Senin.
Seorang perempuan dengan pakaian kantor - rok span berwarna coklat muda dengan atasan berwarna putih tulang berbahan sifon yang rapi membentuk lekuk tubuhnya, ditambah dengan rambut terurai rapi dan make up natural, berjalan dengan santai dari lobby gedung tempatnya bekerja sambil selalu mengukir senyum di wajah manisnya. Menurutnya, hari Senin adalah hari baik baginya untuk memulai memperbaiki kembali minggu lalu yang tidak sempurna.
"Morning Mr. Ihsan." Sapa perempuan itu kepada lelaki paruh baya yang sedang duduk di sofa ruang kerja mereka.
"Morning Summer. Seperti biasa ya, selalu ceria." Puji lelaki bernama Ihsan tersebut.
"Harus dong." Ucap Summer sambil terus menjalankan kakinya menuju meja kerjanya.
"Selamat pagi, Mina ku yang cantik jelita." Sapa Summer pada perempuan yang sedang membuat alis di meja kerjanya.
"Hmm." Hanya gumaman kecil yang keluar dari bibir tipis Mina karena dirinya sedang berkonsentrasi membuat alis.
"Morning Mr. Kiss Kiss." Sapa Summer pada lelaki yang terlihat memiliki bekas ciuman di leher jenjang lelaki itu. Dan Summer memang sudah biasa melihatnya.
"Pagi Ame, kelihatan banget ya?" Tanya lelaki itu.
"Keliatan lah, lain kali pake turtle neck Dit." Saran Summer pada lelaki bernama Dito.
"Gak ah, panas. Lo sendiri tau kan Jakarta gerahnya kayak apa."
"Lagian ini bekas dari bini gue sendiri, gak masalah kan?"
"Tapi gak semua cewek biasa ngelihat cupang lo itu, paling juga gue sama Mina doang yang gak risih." Ucap Summer sambil menggelengkan kepalanya melihat ada dua bekas ciuman yang membekas di leher lelaki itu. Itu sih yang terlihat, yang tidak terlihat? Ugh, Summer malas membayangkannya.
"Oh iya, buat laporan laba rugi bulan ini udah lo kirim ke email gue kan?" Tanya Summer pada Dito.
"Yaelah Ame, masih jam delapan pagi dan lo udah ngomongin kerjaan? Hidup lo emang gelap banget." Balas Dito yang malas karena Summer selalu saja membahas pekerjaan.
"Daripada gue ngomongin mbak-mbak cafe sebelah yang lo taksir itu. Gak berfaedah sama sekali."
"Eh eh, itu lebih berfaedah tau! Dan lo tau, dia follow instagram gue!" Kata Dito girang.
PLAK
"Aw! Apaan sih lo Ame, sakit bego!" Umpat Dito ketika Summer memukul kepala lelaki itu dengan sekuat tenaga.
"Mikirin cewek mulu, istri lo mau lo kemanain?! Udah punya istri juga masih jelalatan aja matanya." Kata Summer galak.
"Galak banget sih, lagi PMS lo?"
"Iya, lagi pengen nabokin orang. Dan kalo sampe jam sepuluh gue belom nerima laporan laba-rugi bulanan, gue bakal laporin ke istri lo kalo lo sukanya godain mbak-mbak cafe sebelah."
"Astaga Summer, lo nyebelin banget."
"Nyebelin adalah nama tengahku." Balas Summer bangga dan sedikit terkekeh.
Summer kini membuka file kerjaan yang harus diselesaikannya hari ini. Ia memang tipe perempuan yang sangat rajin dan selalu disiplin untuk masalah pekerjaan. Jadi, jangan tanya kenapa ia bisa menjabat sebagai supervisor accounting di usia yang masih terbilang muda itu.
*****
Lelaki itu terlihat serius mempelajari kertas-kertas yang bertebaran di meja kerjanya. Laporan-laporan para karyawannya yang perlu ia tanda tangani menumpuk hebat seperti gunung Everest karena ia harus dinas ke Korea Selatan minggu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER
Romance[COMPLETED] Ketika kau takut untuk kembali mencoba membuka hati setelah pernah merasakan sakit yang begitu dalam. Ketika kau takut untuk kembali menjalin hubungan. Ketika kau takut untuk jatuh cinta. Ketika kau bahkan seakan sudah menyerah akannya. ...