Chapter 38

923 144 11
                                    

Perempuan itu memasuki rumahnya yang sepi dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajah cantiknya sejak tadi ia bertemu dengan laki-laki yang sangat ia rindukan selama ini. Lembutnya sentuhan tangan laki-laki itu saat menghapus air mata yang keluar dari mata indah Summer, membuat perempuan itu terus mengelus pipinya yang dari tadi masih terlihat memerah.

"Iye dah yang lagi kasmaran, senyuuuum terus," ledek Raga yang kini sedang menaruh sebuah koper hitam di samping sofa ruang tamu.

"Emang siapa yang kasmaran?" tanya seorang wanita paruh baya yang berdiri di belakang Raga dengan penasaran.

"Anak cewek Tante tuh, abis disamperin sama mantannya, senyum terus dari tadi," Nyonya Weny membulatkan kedua matanya saat mendengar jawaban Raga yang dengan entengnya keluar dari bibir tipisnya.

"Raga! Apaansih lo!" protes Summer pada lelaki jangkung yang kini sudah ngeloyor masuk ke dapur buat mengambil beberapa bahan minuman untuk kafe.

"Zakky kesini?" tanya Nyonya Weny pada anak perempuannya yang masih mengomeli Raga dengan berteriak.

"Ame, jawab Mamah dulu," Nyonya Weny menarik lengan Summer pelan untuk menuntut jawaban.

Summer terlihat sedikit kikuk untuk menjawab. Padahal apa susahnya tinggal jawab yang sebenarnya? Perempuan itu kini merasakan kedua pipinya semakin memanas dan ibunya yang menyadari perubahan ekspresi wajah merah Summer, tersenyum jahil pada anaknya .

"Mamah seneng deh dengernya, besok ajakin ketemuan ya!" ajak Nyonya Weny semangat.

"Tapi, cara ngasih taunya gimana? Aku gak punya nomornya yang baru," gumam Summer sedih. Semenjak ia mengganti ponsel dan nomornya, ia sudah tidak memiliki nomor ponsel Zakky lagi. Dulu, ia pikir lebih baik begitu agar ia bisa lebih mudah melupakan Zakky. Tapi sekarang, ia merutuki kebodohannya dulu.

"Eh tapi kan, Zakky bilang dia mau datang lagi besok. Semoga dia gak bohong deh kalo mau datang lagi, nanti aku ajakin dia kesini deh buat ketemu Mamah," seketika ekspresi sedih Summer berubah semangat saat ia ingat kalimat Zakky yang mengatakan jika ia akan datang menemui Summer lagi besok. Senyum cerah di wajahnya kini muncul dan itu membuat Nyonya Weny tersenyum lega.

Selama ini, Summer terlihat selalu diam dan murung, walaupun perempuan itu tertawa dan terlihat ceria di depan ibunya, tapi ibunya tahu jika Summer tidak terlihat tulus saat tertawa dan tersenyum. Sangat berbedan dengan yang Nyonya Weny lihat sekarang. Senyum itu terlihat begitu tulus dan asli, terbukti dari pancaran mata indah anaknya itu. "Ternyata memang cuma Zakky obatnya ya, Ame."

*****

"Pagi semuanya!" sapa seorang perempuan ceria.

Dua lelaki yang sedang berada di kasir dan merapikan etalase dibuat kaget dengan kedatangan seorang wanita yang menurut mereka berbeda dari penampilannya yang biasa mereka lihat.

Sam menyenggol lengan teman di sebelahnya yang ikut melongo melihat perempuan cantik di depannya itu. Adit yang merasa disenggol langsung kembali pada dunia nyatanya. Kepalanya ia gelengkan dua kali untuk memastikan bahwa yang di depannya sekarang ada Summer.

"Mbak?" tanya Adit hati-hati.

"Ya, Dit, kenapa?" jawab Summer cuek sambil menguncir rambutnya ke atas.

Adit dan Sam tersentak kaget karena perempuan di depannya benar-benar Summer. Wanita itu terlihat berbeda hari ini karena wanita itu tampak memberikan beberapa jenis make up tipis pada wajahnya. Walaupun tetap terlihat natural dengan make up itu, tapi wajah Summer jadi terlihat cerah dan segar dari yang biasa mereka lihat.

 Walaupun tetap terlihat natural dengan make up itu, tapi wajah Summer jadi terlihat cerah dan segar dari yang biasa mereka lihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang