Chapter 18

1K 175 25
                                    

Malam itu terlihat begitu cerah dengan suasana udara yang cukup mendukung acara yang diadakan oleh keluarga Summer -atau lebih tepatnya diadakan oleh Summer  untuk mengadakan pesta barbekyu di halaman belakang rumah yang cukup luas. 

Acara dimulai pukul setengah delapan malam dan beberapa orang yang diundang sudah terlihat mulai memasuki halaman belakang rumah orang tua Summer dengan membawa beberapa bingkisan. Seperti contohnya saja, Dito dan istrinya datang dengan membawa sebuah boneka karakter kartun Korea Larva Merah dan Larva Kuning yang mereka berikan kepada kedua orang tua Summer dengan alasan semoga hidup mereka bisa seceria tokoh kartun Korea itu. Atau seperti Nima dan Alvyn yang datang dengan membawa beberapa makanan sehat dan sebuah raket badminton, karena Tuan Haris sangat hobi dengan olahraga bulutangkis dan mereka berharap Tuan Haris bisa kembali bermain bulutangkis seperti dulu lagi.

Selain mereka, masih banyak orang-orang yang datang ke acara kecil itu dengan membawa bingkisan yang mereka berikan kepada orang tua Summer. Walaupun kebanyakan dari tamu itu adalah teman-teman Summer, tetapi beberapa teman dekat dari ayah dan ibu Summer juga terlihat hadir di sana.

Summer, Zakky dan Bi Sumi terlihat sedang menata barang-barang yang akan dijadikan untuk tempat meletakkan bahan-bahan barbekyu. Sedangkan kedua orang tua Summer terlihat begitu ramah menyapa beberapa tamu yang hadir dan berbincang dengan mereka.

Ada satu tamu yang cukup membuat Summer seperti terserang sengatan listrik tepat di jantungnya. Sebuah senyuman seorang perempuan paruh baya yang hadir di acara itu dibalas dengan senyuman sedikit canggung saat mengetahui jika wanita paruh baya yang datang di acara keluarganya malam itu adalah ibu dari Zakky.

"Ame, sini!" Panggil Zakky dengan ekspresi wajah sumringah memanggil Summer yang sedang terpaku di depan alat pemanggang barbekyu.

Summer pun berjalan mendekat dengan perlahan ke arah Zakky dan ibu Zakky. Ia masih sedikit kaget karena Zakky sama sekali tidak memberitahunya jika lelaki itu akan mengundang ibunya untuk datang ke acara kecil di rumahnya itu. Karena kebetulan orang tuanya dan orang tua Summer cukup kenal dekat, jadi Zakky juga memutuskan untuk mengundang ibunya di acara keluarga Summer. Yah, hitung-hitung juga ia ingin memperkenalkan Summer kepada ibunya.

Zakky langsung menggenggam tangan Summer yang sedikit berkeringat dingin dengan erat dan menariknya agar lebih mendekat kepadanya.

"Ame, ini mamah aku,"

"Dan, Mah, ini Summer, you can call her Ame," ucap Zakky saling memperkenalkan kedua wanita yang ada di depan dan samping badan besarnya.

"Cantik banget sih, mirip mamahnya," ucap ibu Zakky sambil tersenyum dan menjabat tangan Summer dengan lembut.

Summer pun membalas jabatan tangan ibu Zakky dan mencium punggung tangan wanita itu pelan. "Makasih tante, tante juga gak kalah cantik kok," puji Summer.

"Hahaha bisa aja deh, orang tante udah tua gini masa dibilang cantik,"

"Beneran deh, tante. Malah tante lebih cocok jadi kakaknya Zakky aja ketimbang jadi ibunya," jujur Summer. Karena ia memang takjub dengan kecantikan ibu Zakky yang bak dewi dari kahyangan. Pantas saja anaknya setampan Zakky.

"Teh Sarah? Ya ampun beneran Teh Sarah! Pah! Pah! Ini ada Teh Sarah!" Panggil ibu Summer pada Tuan Haris dengan sedikit heboh. Lalu setelah itu Nyonya Weny dan Tuan Haris menyambut hangat datangnya Nyonya Sarah di acara mereka.

"Kok nggak bilang-bilang kalo mau dateng?" Tanya Tuan Haris yang kini sudah ikut bergabung di obrolan itu.

"Nggak dibolehin Zakky, katanya biar surprise gitu," jawab Nyonya Sarah dengan tawa kecil diakhir kalimat.

SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang