Chapter 7

1K 187 46
                                    

Zakky tidak tahu apa yang membuatnya sangat tertarik dengan perempuan yang sekarang sedang duduk di passanger seat -disebelahnya dengan kepala yang sedang menoleh ke kanan dan kiri untuk membantu Zakky mencarikan tempat parkir.

Saat semalam Summer bilang akan mengajak Zakky untuk ikut ke acara komunitas dimana perempuan itu menjadi volunteer untuk mengajar di komunitas itu, tanpa pikir dua kali ia langsung meng-iyakan ajakan Summer dengan alasan akan mengajak Asher sekalian untuk datang ke acara itu, dan Summer pun juga setuju karena dia juga akan membawa Nana ikut serta ke acara komunitasnya yang memang acaranya dikhususkan untuk anak-anak binaan komunitas itu. 

Zakky pun entah kenapa sangat antusias saat Summer mengajaknya ke acara itu, padahal Zakky sendiri adalah tipe orang yang akan selalu memanfaatkan hari Minggu-nya dengan sebaik mungkin untuk selalu istirahat di rumah dan menolak semua ajakan orang-orang yang mengajaknya pergi di hari itu. Namun, sepertinya Summer adalah pengecualian.

"Eh, eh, situ aja tuh, Mas Mus udah ngasih kode," kata Summer dengan tangan kanannya yang menepuk-nepuk lengan tangan Zakky pelan untuk memberitahu kalau dia baru saja menemukan tempat parkir untuk mobil Zakky berhenti diikuti dengan tangan kirinya yang menunjuk seorang laki-laki dengan rompi orange khas tukang parkir yang sedang memberi aba-aba agar Zakky parkir di tempat itu.

Zakky memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah sederhana namun terlihat mewah secara bersamaan. Zakky melihat keadaan sekitarnya. Dilihatnya suasana perkampungan yang tidak begitu kumuh, tetapi tidak elite juga.

"Katanya ke komunitas lo, kok malah parkir di depan rumah sih?" tanya Zakky bingung, karena di kampung yang cukup tertata itu terlihat banyak sekali mobil-mobil yang parkir disana -di depan rumah-rumah sederhana di perkampungan itu.

"Ya emang parkirnya disini," jawab Summer enteng sambil berusaha melepas seat belt yang memang agak sedikit susah dibuka.

"Sorry, gue belom benerin nih seat beltnya," kata Zakky sambil membantu Summer untuk melepaskan sabuk pengamannya.

KLEK

"Nah udah," kata Summer lega saat Zakky berhasil melepaskan seat belt yang ia gunakan.

Summer dan Zakky pun turun dari mobil beserta Asher dan Nana yang sekarang ada di samping kanan dan kiri mereka. 

"Emang kampung ini tuh buat parkir mobil-mobil yang mau masuk ke mall itu tuh," kata Summer sambil menunjuk gedung pencakar langit yang terlihat megah dengan dagunya.

"Biasalah, kebanyakan orang nggak mau bayar parkir per-jam nya. Jadi, mereka milih buat parkir disini," lanjut Summer menjelaskan alasan mereka yang parkiri di perkampungan itu.

"Tipikal orang Indonesia gak sih? Hahahaha," celetuk Zakky asal dan Summer ikut tertawa kecil.

Summer dan Zakky beserta dua anak kecil disamping mereka kini berjalan ke arah laki-laki yang tadi sudah berbaik hati mencarikan mereka tempat untuk parkir mobil.

"Eh, Mbak Nanas to, tak kira tu tadi sopo hehehehe," kata lelaki itu ramah dengan logat medok Jawa kentalnya yang akrab Summer panggil dengan nama Mas Mus.

Mas Mus memang salah satu tukang parkir yang ada disana dan sudah kenal dekat dengan Summer karena anaknya yang juga ikut belajar di komunitas tempat Summer mengajar, dan kebetulan anak itu sangat dekat dengan Summer.

"Iya Mas Mus, nebeng mobil temen soalnya," kata Summer tidak kalah ramahnya.

"Lha ini mosok temen? Pacare to mesti? Iya to?" goda Mas Mus saat melihat Zakky yang berdiri di samping Summer dengan dua tangan lelaki itu yang menggandeng tangan Nana dan Asher di kanan dan kirinya erat.

SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang