Chapter 36

709 124 3
                                    

"Aku mau tinggal lebih lama disini," ucap Summer tiba-tiba yang membuat Giatra menghentikan kegiatannya bermain game di laptopnya.

"Ha? Gimana?"

"Aku mau tinggal disini lebih lama. Aku mau lebih lama di Semarang."

Giatra mengerjapkan kedua matanya pelan. Dia mencerna apa yang baru saja Summer ucapkan. Dan setelah sekian detik ia mencerna kalimat itu. Satu jawaban yang ia ucapkan pada Summer sukses membuat Summer menekuk wajahnya yang tadi ceria.

"GAK!" kata Giatra tegas.

"Lo mau sama siapa tinggal disini? Terus Tante Weny nanti gimana? Kerjaan lo gimana? Nggak usah aneh-aneh,"

Giatra menolak mentah-mentah permintaan Summer untuk tinggal lebih lama di Semarang. Padahal seminggu di Semarang sudah cukup lama menurut Giatra.

Sebenarnya, bukan masalah kerjaan atau Summer yang akan tinggal sendiri selama ia di Semarang. Kalau masalah kerjaan, secara online juga Summer masih bisa menghandle pekerjaannya dari jauh. Kalau masalah tinggal sendiri, sebenarnya Giatra sama sekali tidak mempermasalahkannya, selama ini Summer juga sudah memilih untuk tinggal sendiri selama bertahun-tahun. Jika berbicara tentang Nyonya Weny, Giatra pun yakin ibu Summer itu tidak akan mempermasalahkannya. Yang Giatra khawatirkan adalah, Summer akan jauh dari Jakarta, dan itu artinya kesempatan Summer untuk bertemu Zakky semakin kecil.

Sejak pertemuannya dengan Zakky dulu, Giatra berusaha untuk menyatukan kembali Summer dan Zakky. Hal itu dikarenakan ia masih bisa melihat dengan jelas jika keduanya memang masih memiliki rasa yang cukup besar untuk masing-masing. Zakky untuk Summer dan sebaliknya, Summer masih menyimpan nama Zakky di tempat khusus di hatinya.

"Maaass," rajuk Summer. Perempuan itu yakin sekali jika dengan caranya merajuk seperti ini adalah cara paling ampuh agar Giatra mau mengizinkannya untuk tinggal lebih lama di Semarang.

"Gak!" Giatra mengabaikan Summer dan kembali untuk memulai bermain game yang tadi sempat tertunda.

"Kan kalo kerjaan aku bisa handle dari jauh. Tinggal sendiri juga udah biasa dari dulu,"

"Terus lo mau ninggalin Tante Weny lagi?"

Pertanyaan Giatra itu sukses membuat Summer terdiam. Dirinya sendiri aslinya belum yakin jika ia harus jauh dari ibunya untuk kedua kalinya, walaupun cuma sementara. Tapi, ia kembali teringat jika sebentar lagi akan ada liburan panjang anak sekolah, dan itu artinya, ibunya akan mendapatkan libur panjang karena pekerjaan ibunya yang berhubungan dengan bidang pendidikan.

"Kan bentar lagi bakal libur semester buat anak sekolah,"

Giatra merutuk dalam hati. Ia lupa jika Summer selalu punya cara untuk membalikkan semua kata-katanya.

"Terus?"

"Ya aku mau ajakin mamah buat tinggal disini," ujar Summer ceria.

Giatra menghela napas malas lalu kembali fokus pada laptopnya. Berusaha untuk tidak menanggapi Summer lebih lama lagi, karena jika ia menanggapi adiknya lebih lama lima menit saja, bisa runtuh pendiriannya untuk tidak mengijinkan Summer tinggal di Semarang lebih lama lagi.

"Mas? Boleh kan?" Summer memperhatikan Giatra yang sudah memasang headphone di kedua telinganya. Summer mencebik lalu menutup laptop kakaknya dengan kasar. Sepertinya kali ini ia akan bertingkah seperti anak kecil sampai keinginannya dituruti.

"Ame!" Teriak Giatra pada Summer saat perempuan itu dengan sengaja menutup laptopnya.

Summer sedikit kaget dengan suara Giatra yang terdengar keras dan menakutkan. Kedua mata lelaki itu menatap Summer dengan tajam seakan menuntut Summer untuk meminta maaf sekarang juga atas apa yang ia lakukan tadi.

SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang