Chapter 41

981 136 8
                                    

"Iya Bu, jadi nanti siang yang kita bahas hanya masalah material saja. Iya. Saya sudah hubungi Tuan Giatra,"

Perempuan itu terlihat sedang menyiapkan sarapan pagi sambil sibuk menelepon seorang kolega dari proyek yang sedang perusahaannya jalani. Ia terlihat cukup multitasking karena kini kedua tangannya sedang mengaduk telur di atas teflon untuk dibuat scramble egg dengan ponsel yang ia jepit menggunakan pundak dan telinganya saja.

Zakky yang sudah keluar dari kamar setelah ia selesai cuci muka dan melihat kekasihnya yang sibuk mengaduk telur kini berinisiatif untuk mengambil alih aktivitas Summer itu. Sedangkan perempuan itu sedikit terlonjak kaget saat Zakky mengambil alih spatula kayu yang sedang dipegangnya. Tapi setelahnya senyum tipis perempuan itu berikan untuk lelaki disebelahnya.

"Morning," ucap Summer pelan dan mengecup singkat bibir Zakky setelah sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga. Zakky tersenyum sambil memberikan kode agar Summer menyelesaikan dulu pekerjaannya dan perempuan itu pun menurut. Ia menjauh dari Zakky dan duduk di ruang makan sambil terus mendengarkan koleganya berbicara lewat telepon.

Zakky kini menuangkan susu coklat dingin dari kulkas dan meletakkan gelas berisi susu coklat itu di depan Summer yang masih sibuk telepon.

"Mas! Stop it!" Zakky menaikkan alisnya sekaligus mengalihkan fokusnya dari iPad yang ia gunakan untuk mengecek pekerjaannya ke arah Summer yang berteriak.

"Mas?" Batin Zakky bertanya. Pasalnya, setahu lelaki itu, tadi Summer sedang bertelepon dengan seorang perempuan. Kenapa sekarang ia berteriak "Mas"?

"Pokoknya nanti siang sekalian lunch, di resto Pavillion sama Bu Dewi, jangan telat!" ucap Summer galak pada si penelepon lalu menutup teleponnya kasar.

Zakky yang melihat wajah Summer memerah dan langsung mengalihkan pandangannya saat mata perempuan itu bertemu dengan mata Zakky, membuat lelaki itu berdiri dan pindah duduk di sebelah Summer.

"You okay?" tanya lelaki itu sambil mencoba menatap Summer. "Kok wajah kamu merah? Terus tadi marah-marah sama siapa?"

Summer menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya, membuat Zakky semakin bingung. "Ame?"

"Mas Giat tuh, nyebelin!" jelas Summer dengan nada kesal.

"Giatra? Kenapa?"

"Aku diledekin terus, padahal aku lagi serius bahas proyek, eh dianya malah ledekin aku sama kamu terus," rajuk Summer mengadu pada Zakky karena keusilan kakaknya. Akibat dari Giatra yang sudah tahu Summer kembali menjalin hubungan dengan Zakky, jadilah kakak sepupu Summer itu terus menerus meledeknya.

Zakky tertawa keras sekali melihat wajah Summer yang terlihat kesal sekaligus menggemaskan. Ia mengelus puncak kepala Summer lalu memeluk perempuan itu. "Gemes banget sih," ucap lelaki itu berharap mampu menenangkan perasaan Summer yang sedang kesal.

Saat dirasa kekasihnya sudah mulai tenang, ia melonggarkan pelukannya dan menatap wajah cantik perempuan itu yang sudah terpoles make up tipis. Satu kecupan ia berikan dipuncak kepala Summer. Suatu kebiasaan yang dulu ia selalu lakukan dan kini kembali terulang. "Udah cantik gini gak boleh marah-marah," kata Zakky mengingatkan Summer.

 "Udah cantik gini gak boleh marah-marah," kata Zakky mengingatkan Summer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang