Chapter 39

1K 146 8
                                    

"Ame, nikah sama aku ya?"

"Jangan sama yang lain, apalagi sama mantan kamu yang dokter itu," lanjut Zakky.

Seluruh tubuh Summer terasa tak bisa digerakkan. Wajahnya memerah dengan perut yang berasa memiliki seribu kupu-kupu yang siap untuk terbang keluar. Ini terlalu mendadak bagi Summer. Dirinya sama sekali tidak menyangka Zakky akan berkata seperti itu. Apa Zakky sedang melamarnya? Atau Zakky hanya sedang menjahilinya saja? Summer benar-benar dibuat mati gaya sekarang.

"Permisi, selamat pagi," sapa seorang dokter laki-laki dan perawat yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar inap Zakky. Membuat Summer seketika menarik tangannya dari genggaman tangan Zakky dan langsung berdiri sedikit menjauh dari ranjang Zakky.

"Waduh, kami ganggu ya?" goda Dokter itu dengan menatap Summer jahil. Summer yang ditatap seperti itu hanya bisa tersenyum kikuk.

"Dicek dulu ya hasil operasinya," ucap Dokter itu pada Zakky yang dalam hati sedang merutuki Dokter itu karena merusak momen romantisnya dengan Summer.

"Ada keluhan nggak, Mas?" tanya Dokter dengan name tag  dr. Brian Surjatmadja, SpB  pada Zakky untuk memastikan kondisi lelaki itu. Zakky pun menjawab dengan gelengan kepala dua kali, menandakan dia tidak memiliki keluhan apapun setelah operasi.

"Oke, bagus deh kalo gitu. Mungkin dua minggu lagi sudah boleh pulang karena kondisi tubuh Mas Zakky juga bagus banget, kemungkinan bisa cepet kering bekas operasinya," ucap Dokter Brian pada Summer dan Zakky.

"Ini obat sama sarapan buat hari ini ya, dan silakan dilanjutkan lagi aktivitas yang kepending tadi," lanjut Dokter Brian sambil mengedipkan sebelah matanya jahil. Perawat yang bersamanya pun meletakkan beberapa makanan dan obat sambil tertawa pelan menanggapi Dokter Brian yang menyindir kegiatan Zakky dan Summer yang sempat kepergok oleh mereka tadi.

"Terimakasih, Dok." ucap Zakky sopan.

Summer mengantar Dokter dan perawat itu keluar kamar lalu mengucapkan kalimat terimakasih setelahnya.

Perempuan itu kembali berjalan mendekati Zakky dan membuka perlahan makanan yang harus dimakan oleh Zakky untuk sarapan pagi itu. Diletakkannya meja kecil di atas ranjang Zakky agar lelaki itu bisa memakan sarapannya. Namun, lelaki itu hanya menatap Summer diam, membuat Summer menatap bingung Zakky.

"Kenapa?" tanya perempuan itu bingung.

Zakky menghela napas. Ingin rasanya ia kembali menanyakan pertanyaannya tadi pada Summer, namun sepertinya perempuan itu sedang tidak ingin membahasnya. Lelaki itu lalu mengambil sendok dengan tidak bertenaga. Ada rasa kesal yang tidak bisa ia tunjukkan pada Summer.

Summer yang menyadari tingkah Zakky yang berubah itu seakan tahu apa penyebab perubahan mood lelaki yang sedang memakan sarapannya dengan malas. Walaupun ia tahu penyebab Zakky yang seperti itu, Summer tetap tidak ingin membahas hal itu untuk sekarang.

Perempuan itu mengambil alih sendok yang sedang dipegang oleh Zakky, membuat lelaki itu menatapnya bingung. "Kalo makan yang niat, biar cepet sembuh," ucap Summer sambil menyuapkan satu sendok bubur di depan wajah lelaki itu.

"Aaaa," Summer memperagakan gerak bibir yang terbuka agar Zakky mengikutinya. Dan seperti sihir, lelaki itu ikut membuka mulutnya seperti perintah Summer barusan.

"Anak pinter, makan yang banyak ya biar cepet sembuh," Summer mengelus pelan puncak kepala Zakky.

Namun, baru dua kali perempuan itu mengelus kepala Zakky, kini tangannya sudah dipegang Zakky dengan erat. Perlakuan Zakky setelahnya mampu membuat wajah Summer memerah sempurna. Lelaki itu meletakkan tangan kanan Summer di pipi kirinya lalu mencium aroma Honey Milk yang menyeruak dari tangan Summer. "Wangi," ucap Zakky.

SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang