Chapter 45 [END]

1.5K 135 12
                                    

Perempuan itu memasuki kursi penumpang di mobilnya sambil meletakkan ponsel berwarna golden galaxy itu telinga kanannya.

"Ya nggak bisa gitu dong, Zack. Kan kamu udah janji buat kosongin jadwal hari ini, masa aku fitting baju sendiri?" Summer sedikit menaikkan nada suaranya pada lelaki yang sedang meneleponnya. Membuat Pak Pin, sopir perusahaannya melirikkan kedua matanya ke arah belakang melalui kaca spion di atas dashboard mobil.

"Sayang, maaf. Tapi Mr. Maru cuma mampir di Indonesia sampai jam lima sore. Jadi aku harus meeting dadakan buat bahas proyek di Jepang," Zakky mencoba memberikan penjelasan pada Summer dengan sangat tenang.

Summer mencebikkan bibirnya dengan dahi yang mengkerut dan alis yang hampir bertaut. Dia benar-benar kesal dengan Zakky yang tiba-tiba saja membatalkan janji untuk fitting baju pengantin hari ini bersama dengan dirinya. Bukan hanya fitting baju pengantin. Mereka berdua sudah ada jadwal setelahnya untuk mencoba menu catering dan membahas acara dengan tim Wedding Organizer sore harinya.

"Kamu tahu kan, aku bahkan batalin jadwal meeting laporan bulanan tim aku?" nada suara Summer sedikit melemah. Bukan tanda ia memahami Zakky tapi lebih terdengar kecewa dengan keputusan Zakky.

"Summer, aku minta maaf. Proyek ini penting banget buat...,"

Summer mengangguk walaupun ia tahu Zakky tidak bisa melihatnya. "Perusahaan kamu? Buat kamu? Buat tim kamu? Terserah kamu aja, Zack, aku tetep bakal fitting hari ini, cobain menu sama ketemu Mbak Anggika hari ini. Lancar ya buat meeting kamu hari ini. Semoga sukses!" Summer memotong kalimat Zakky dengan balasan kalimat terakhir yang terdengar sangat ketus.

Perempuan itu melemparkan ponselnya ke samping kanannya saat ia mematikan sambungan telepon dengan Zakky. Perempuan itu berusahan menahan diri agar tidak menangis walaupun rasanya ia ingin berteriak dan menyampaikan semua kekesalannya karena Zakky.

"Mbak?" Pak Pin mencoba untuk bertanya pada Summer untuk memastikan apakah mereka jadi pergi atau tidak.

"Langsung ke butik Tante Shinta ya, Pak. Saya mau fitting dulu."Jawab Summer langsung sebelum Pak Pin mengeluarkan kalimat tanyanya.

Summer melirik sekilas ponselnya saat ia melihat ada telepon masuk dengan nama Zakky di layar ponsel. Perempuan itu pun langsung menggeser tombol merah ke arah kiri lalu mematikan ponselnya. Untuk sekarang sepertinya ia benar-benar marah dengan Zakky.

*****

Zakky terlihat gelisah selama meeting berlangsung. Di kepalanya di penuhi dengan rasa bersalah pada Summer karena membatalkan janji mereka untuk mempersiapkan acara pernikahan mereka hari ini. Tapi semuanya rencananya bubar saat Nima mengabarinya jika partner bisnisnya dari Jepang meluangkan waktu untuk datang ke Indonesia guna membahas proyek terbaru yang akan dibangun di Jepang.

"Mr. Zakky, any question about his presentation?" tanya Mr. Maru saat anak buahnya selesai mempresentasikan materi yang berhubungan dengan proyek mereka.

Zakky terlihat kaget dan langsung menoleh ke arah Nima agar memberitahunya inti dari penjelasan anak buah Mr. Maru. Karena dari tadi hanya kedua mata Zakky saja yang melihat anak buah Mr. Maru tapi sebenarnya ia sama sekali tidak memperhatikan.

Nima langsung membisikkan inti dari presentasi itu. Hanya perlu tiga kalimat saja, Zakky langsung paham dengan inti dari presentasi itu. Ia pun langsung membahas tentang proyek itu dan memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan proyek tersebut.

*****

Summer mengucapkan kalimat terima kasih saat ia diantar pulang sampai rumah oleh Pak Pin setelah seharian ini berputar-putar keliling Jakarta untuk mengurus pernikahannya dengan Zakky.

SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang