Chapter 3

1.3K 208 29
                                    

Wanita itu menyentuh lembut pipi putih tirus seorang lelaki menggunakan tissue basah dengan wangi blueberry almond. Ia dengan hati-hati membersihkan pipi lelaki itu dari sisa es krim yang tadi dengan sengaja Nana goreskan disana.

Tangan perempuan itu tiba-tiba saja berhenti bergerak ketika matanya secara tidak sengaja menabrak tatapan tajam mata hitam milik lelaki itu.

"Ma..maaf Tuan. Maaf kalau saya tidak sopan." Ucap wanita itu meminta maaf karena merasa lancang berani memegang wajah tampan lelaki itu.

Sebuah senyuman tipis terukir di wajah lelaki itu. "Nggak kok. Nggak apa-apa. Thank Summer." Ucap lelaki itu lalu mengambil selembar tissue kering untuk membersihkan pipinya yang masih terasa basah.

"I-iya, sama-sama Tuan Zakky." Balas Summer dengan tawa kikuknya.

"Kayaknya kita nggak perlu ngobrol formal kayak gini deh." Kata Zakky yang kini mengelap pipi Asher karena belepotan eskrim.

Summer yang mendengar ucapan Zakky barusan mengerutkan kedua alisnya bingung.

"Jarak usia kita kayaknya nggak jauh-jauh banget. Gue ngomong santai gini gak masalah kan?" Kata lelaki tampan itu yang tiba-tiba saja mengubah gaya bicaranya yang tadinya terkesan beribawa dan tegas, menjadi lebih santai dan hangat.

Summer mengerjapkan matanya beberapa kali ketika mendengar gaya bicara lelaki di depannya yang berubah seratus delapan puluh derajat.

"Ta-tapi sepertinya anda lebih tua dari saya, Tuan. Saya jadi seperti tidak sopan kalau harus bicara non formal pada anda."

"Ayolah Summer, gaya bicara formal kayak tadi malah ngebuat kita jadi kayak robot pengasuh mereka, tau nggak?" Ucap Zakky sambil menunjuk dua bocah yang masih asik menyuapi eskrim satu sama lain.

Summer pun terkekeh pelan dibuatnya. Ia benar-benar melihat sosok Zakky yang berbeda dari yang ia lihat satu jam yang lalu. Lelaki di depannya itu menjadi terlihat lebih supel dan murah senyum.

"Oke, baiklah. Non formal. Bicara santai."

"Coba deh." Pinta Zakky yang ingin mendengar gaya bicara santai Summer sambil melipatkan kedua tangannya diatas meja.

Summer sedikit ragu untuk memulai berbicara non formal pada lelaki di depannya itu. Semua itu terlihat dari dia yang mencoba untuk membasahi tenggorokannya dengan meminum iced lemon tea yang ada di depannya. Dan tingkah Summer yang seperti itu membuat Zakky tertawa pelan.

"Ehm ehm." Summer mencoba mengambil ancang-ancang untuk membuka suara.

"Kalo gitu, lo bisa panggil gue Ame." Ucap Summer yang memperkenalkan nama kecilnya pada Zakky.

Zakky pun tersenyum senang mendengarnya. Berbicara seperti ini lebih asik ketimbang harus saling menjaga image dengan berbicara formal yang menegangkan.

"Ame? Nama yang unik. Oke, Ame, nice to know you."

****

Lelaki berjas putih itu memejamkan matanya menikmati semilir angin sore yang terasa lembut menyapu wajah tampannya pelan.

Berada di rooftop dengan suasana yang asri dengan banyak tumbuh-tumbuhan dan rumput hijau yang ditanam disana membuat suasana di rooftop itu menjadi semakin terasa sejuk dan tenang.

"Nggak sia-sia gue ngajuin proposal buat bikin nih rooftop adem." Ucapnya membanggakan diri sendiri masih dengan memejamkan kedua matanya

Tubuh lelaki itu sedikit terperenjat ketika sebuah benda dingin menyentuh kulit putih pipinya yang otomatis membuatnya langsung membuka kedua matanya cepat.

SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang