Chapter 30

839 130 5
                                    

Sinar matahari yang menerobos melalu celah-celah tirai jendela kamar seorang perempuan mampu membuat si pemilik kamar menggeliatkan kepalanya dan mengernyitkan kedua alisnya karena terganggu dengan silaunya sinar matahari pagi itu.

Perlahan-lahan kedua mata indah perempuan itu terbuka. Dihadangnya sinar itu menggunakan tangan kanannya, dan setelah bisa membiaskan matanya dengan sinar matahari, perempuan itu melihat di samping tempat tidurnya yang kosong. Matanya menerawang apa yang terjadi tadi malam.

*****

"Aku tidur disini ya," ucap lelaki itu sambil merebahkan tubuhnya di sebuah kasur empuk yang walaupun tidak begitu besar tetapi cukup untuk dua orang.

Summer yang melihat Zakky sudah merebahkan dirinya di tempat tidurnya hanya menghela pelan dan berjalan ke arah samping tempat tidurnya. Ia pun merebahkan tubuhnya secara perlahan karena takut mengganggu Zakky yang sepertinya sudah terbang ke alam bawah sadarnya.

Namun, setelah perempuan itu merebahkan dirinya di tempat tidur, sebuah tangan kekar tiba-tiba saja memeluk tubuhnya yang tentu saja jauh lebih kecil dari lelaki yang sedang memeluk pinggangnya sekarang.

"Zack," panggil Summer sambil berusaha melepaskan diri dari kedua tangan kekar yang sedang mengunci tubuhnya.

"Ijinin aku peluk kamu sampe pagi ya?" Pinta Zakky yang menyebunyikan wajahnya dibalik leher dan telinga Summer.

"Za..."

"Untuk yang terakhir kali," ucap Zakky pelan dan kalimat itu mampu membuat hati Summer kembali teriris.

Perempuan itu lalu membalikkan badannya agar bisa melihat wajah Zakyy yang tertidur. Summer tahu jika Zakky hanya memejamkan matanya saja dan tidak benar-benar tertidur. Ia memainkan jemarinya di wajah tampan lelaki yang sedang memejamkan matanya itu.

"Kalo gitu, temenin aku tidur sampai pagi, peluk aku sampai aku bangun duluan." pinta Summer pada Zakky dan membuat lelaki itu membuka matanya hanya sekedar untuk melihat wajah cantik seorang wanita yang sangat dicintainya. Kedua sudut bibir lelaki itu tertarik keatas mengiyakan pinta dari Summer barusan. Lelaki itu kembali mengeratkan pelukannya  dan membuat Summer semakin menempel pada badan kekarnya.

Summer menghirup aroma maskulin yang menyeruak dari tubuh Zakky sebanyak mungkin karena ia tahu ini adalah malam terakhir mereka bersama. Dan kedua sudut bibir perempuan itu juga menyimpulkan senyum saat ia merasakan bibir Zakky yang mencium puncak kepalanya dengan sayang.

*****

Perlu waktu sekitar dua menit bagi Summer untuk mencerna apa yang terjadi semalam dan mencerna kosongnya tempat tidur di sebelahnya. Saat memori itu kembali dan ia sadar jika lelaki yang semalam berjanji akan memeluknya sampai ia bangun tidak ada di sampingnya. Kedua mata perempuan itu terasa memanas dan merasakan adanya desakan air yang ingin keluar dari balik kedua mata indahnya.

*****

Lelaki itu membuka kedua matanya dan pemandangan yang ia dapatkan adalah wajah polos dari seorang perempuan yang sedang tertidur dipelukannya.

Saat ia mengedarkan pandangannya pada jam dinding hitam yang menggantung bebas di kamar perempuan itu, waktu menunjukkan pukul empat lebih sepuluh dini hari, membuat lelaki itu menghela pelan karena waktu untuk bersama wanita itu akan habis jika perempuan yang sedang dipeluknya terbangun.

Sebenarnya, Zakky sangat benci perpisahan. Ia tidak akan bisa memberikan kesan baik jika ia berpisah dengan orang yang sangat penting bagi hidupnya. Semuanya menjadi membingungkan sekaligus menyedihkan bagi dirinya. Bingung karena apa yang harus ia lakukan jika berpisah dengan orang itu, dan menyedihkan karena ia akan secara tidak sengaja menyakiti hatinya dan hati orang yang ia sayang.

SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang