"Ngapain lo berdua?" Tanya seorang lelaki yang memasuki kamar rawat inap Summer dan langsung menatap tajam seseorang yang duduk dipinggir ranjang Summer.
"Mas Rendra?"
Dari pakaian yang dikenakan lelaki yang duduk disebelah Summer, Rendra tahu jika ia adalah seorang dokter dan Rendra juga tahu, ia tidak peduli dengan pekerjaan lelaki itu. Yang ia tahu, sekarang ia sedang menahan emosinya agar tidak membanting lelaki yang sedang tersenyum ramah kepadanya.
"Hai Ren, it's been awhile, right?" Sapa lelaki yang duduk disamping Summer dengan senyum yang merekah.
"What the hell are you doing here?" Tanya Rendra dingin.
"Jenguk Summer lah, apala...."
"Keluar lo!" Perintah Rendra tegas dan terkesan menyeramkan.
Arsen, lelaki yang sedang duduk di samping Summer itu berdiri dari tempatnya dan menatap Rendra dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Sorry kalo gue..."
"Keluar atau leher lo gue patahin," potong Rendra pada dialog Arsen yang langsung membuat Arsen menelan ludahnya sendiri.
Arsen tahu apa yang membuat teman dekatnya dulu itu menjadi sedingin ini. Arsen tahu, ia salah dan ia memang belum sempat bercerita dan meminta maaf pada Rendra dan Giatra karena telah menyakiti hati adik perempuannya. Dan sepertinya sekarang sudah terlambat untuk meminta maaf dan menjelaskan jika hubungannya dengan Summer sudah baik-baik saja.
Arsen pun perlahan melangkah keluar setelah akan mengusap pelan puncak kepala Summer, namun tidak jadi karena sebuah kalimat menyeramkan yang keluar dari bibir tebal kakak sepupu laki-laki Summer itu. "Sekali lo sentuh Ame, gue jamin lo bakalan ikut dirawat disini."
Walaupun Arsen tahu ucapan Rendra barusan hanyalah ancaman palsu semata, tapi ia tetap tidak melakukan apa yang tadinya akan ia lakukan. Ia pamit pada Summer hanya dengan senyuman dan sebuah kalimat, "Aku balik ya," yang mendapatkan anggukan canggung dan ucapan maaf dari perempuan itu.
"Oke oke, gue balik, jangan bunuh gue please, masih banyak pasien gue yang butuh gue." Ucap Arsen saat melewati Rendra di depan pintu kamar Summer.
*****
Perempuan itu memandang lelaki yang sedang menyetir disebelahnya dalam diam. Sudah beberapa kali ia merajuk agar lelaki itu tidak mendiamkannya tapi tetap saja gagal. Semenjak kejadian kemarin malam itu, lelaki disebelahnya ini tampak marah dan tidak mau berbicara dengannya.
Summer berdiam diri disamping Rendra yang sedang fokus menyetir sambil berpikir keras bagaimana cara agar kakaknya itu mau membuka suaranya.
Summer melipat kedua tangannya di depan dada dengan pandangan yang menatap ramainya jalan raya siang itu. Sampai sekitar sepuluh menit ia baru mendapatkan ide agar lelaki disampingnya itu mau berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER
Romance[COMPLETED] Ketika kau takut untuk kembali mencoba membuka hati setelah pernah merasakan sakit yang begitu dalam. Ketika kau takut untuk kembali menjalin hubungan. Ketika kau takut untuk jatuh cinta. Ketika kau bahkan seakan sudah menyerah akannya. ...