Chapter 4

1.2K 201 49
                                    

"Kalo gitu, gimana kalo es kri...."

"Zack?"

"Ame?"

Panggilan dari dua orang secara bersamaan dari arah belakang Summer dan Zakky itu memotong kalimat tawaran yang akan Zakky keluarkan untuk Summer, membuat lelaki itu mengumpat dalam hati kepada si pemanggil.

"Jir sapa deh pake manggil-manggil segala," ujar Zakky dalam hati. Lelaki itu lalu menolehkan kepalanya ke arah sumber suara bersamaan dengan Summer, sedangkan dua anak kecil yang berdiri di sampingnya sibuk berbagi cotton candy.

"Nima?" Ucap Summer dengan nada bingung -bingung kenapa Nima bisa ada disana lebih tepatnya.

"Lah Vyn? Ngapain lo disini?" Zakky bertanya pada lelaki yang berdiri di samping Nima.

"Oh ada kemajuan nih kalian ya," goda Zakky seketika saat matanya melihat sosok perempuan cantik yang ada di samping sahabatnya.

"Apaan dah! Gue cuma nemenin dia nih, katanya suntuk, butuh hiburan, yaudah gue bawa kesini. Kan rame tuh, banyak manusianya," terang Alvyn - lelaki yang memanggil Zakky tadi.

"Pacar lo?" Tanya Summer pada Nima sambil menatap Alvyn lalu menatap Nima secara bergantian dan menunjukkan jari telunjuknya ke arah Alvyn.

"Uhuk..uhuk...duh...uhuk...amin! Uhuk...uhuk... amin ya Allah uhuk!" Jawab Alvyn diikuti dengan batuk yang terdengar sangat dibuat-buat. Nima yang mendengarnya hanya bisa memutar kedua bola matanya malas.

"Bukan, dia cuma temen gue." Jelas Nima singkat dan Summer hanya mengangguk sambil tersenyum penuh arti.

"Cuma banget nih?" tanya Alvyn dengan menekankan kata "cuma" dan Nima mengangguk yakin.

"Sahabat?" Tawar Alvyn yang tidak terima hanya dianggap sebagai teman.

"Sahabat gue cuma Ame." Tegas Nima sambil berjalan mendekat ke arah Summer, membuat Alvyn mencibir perlakuan Nima terhadapnya barusan. Summer dan Zakky yang melihat mereka pun tertawa geli.

"Selamat siang Tuan Zakky," sapa Nima pada Zakky sopan.

Zakky pun tersenyum tipis, "Di luar jam kerja, gak usah formal-formal banget,"

"Panggil kayak lo panggil gue waktu kuliah dulu aja." Kata Zakky.

Nima pun tersenyum dan mengangguk, menerima kesepakatan untuk tidak memanggil formal bossnya di luar jam kantor.

"Oke deh, Kak Zack." Ucap Nima sambil tersenyum manis.

Summer yang mendengar dan melihat interaksi antara Zakky dan Nima pun sedikit bingung dengan dialog mereka berdua. "Kak?" tanya Summer bingung sendiri.

"Kak Zakky itu senior gue waktu kuliah," jawab Nima.

"Oh! Yang lo bil...hmmph! Hmmphh!" bibir Summer tiba-tiba saja dibekap oleh Nima dengan sedikit kasar. Membuat Summer memukul pelan punggung tangan Nima yang menutup mulutnya itu. Zakky hanya melihat kedua perempuan itu dengan tatapan bingung.

"Kenapa sih?" tanya Zakky penasaran.

"Nggak kok Kak, hehehehe," Nima tertawa kikuk dan melepaskan bekapan tangannya dari mulut Summer. 

"Zakky aja lo panggil 'Kak', kok gue gak lo panggil 'Kak' juga?" Protes Alvyn.

"Lo nggak pantes dipanggil gitu." jawab Nima enteng, tanpa beban dan lantang.

Alvyn lagi-lagi mencibir apa yang diucapkan Nima. Susah sekali membuat perempuan itu memperlakukannya lembut. Mata bulat Alvyn lalu menyorot pada wajah manis Summer yang sekarang sedang tersenyum manis.

SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang