Chapter 21

1K 149 12
                                    

Perempuan itu terlihat berlari kecil setelah turun dari taksi online yang sudah ia bayar terlebih dahulu melalui aplikasi. Ia berlari menuju lift yang terlihat lurus dengan arah matanya setelah ia memasuki lobby sebuah gedung berlantai tiga puluh itu.

 Ia berlari menuju lift yang terlihat lurus dengan arah matanya setelah ia memasuki lobby sebuah gedung berlantai tiga puluh itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Summer mencoba menelpon kekasihnya untuk kesekian kalinya tapi tetap saja tidak diangkat oleh lelaki itu. Kalimat terakhir yang Zakky ucapkan setelah tadi menelepon Summer adalah kata "maaf" dengan nada yang sangat menyedihkan. Membuat perempuan itu langsung meninggalkan pekerjaannya setelah mendapat izin dari manajer keuangan di kantornya untuk menghampiri Zakky.

Bukan hal sulit bagi Summer untuk mendapatkan izin itu. Selain karena posisinya sebagai supervisor accounting di kantornya, berita tentang hubungan Summer dan Zakky yang sudah menyebar, membuat beberapa orang menjadi segan terhadapnya. Ya siapa yang tidak segan jika berhadapan dengan pacar seorang salah satu pengusaha terbesar di Indonesia.

"Ih Zakky," gerutu Summer saat sambungan teleponnya dimatikan untuk kesekian kalinya oleh Zakky.

TING

Suara dentingan lift yang menunjukkan alat canggih tersebut sudah sampai pada lantai yang dipilih oleh si pengguna lift terdengar sangat nyaring saat Summer telah sampai di lantai dua puluh lima, tempat dimana ruangan Zakky berada.

Summer langsung saja berlari kecil ke arah meja sekretaris yang juga sahabatnya itu.

Nima yang melihat kedatangan Summer dengan wajah panik hanya menatap sahabatnya dengan tatapan bingung. "Ame? Ngapain lo?"

"Zakky mana? Dia di dalem kan? Gak sakit kan?" Tanya Summer dengan nada yang semakin panik.

"Ha? Bentar deh, tenang dulu, kalian berantem? Apa gimana sih? Lo tenang dulu deh,"

"Gue mau ketemu Zakky, Nim," rengek Summer.

"Iya, tapi kenapa?"

"Zakky matiin telepon gue dari tadi. Abis dia telepon minta maaf terus gue telepon balik selalu dimatiin,"

Nima menaikkan satu alisnya. "Tapi Kak Zakky emang kelihatan lesu sih dari tadi, kalian abis berantem?" Tanya Nima dan Summer menggeleng sebagai jawaban.

"Terus?"

"Nggak tau, gue malah takut dia yang marah sama gue,"

Nima semakin bingung dengan hubungan dua sejoli itu. Ia pun memutuskan untuk menelepon ruangan Zakky dan mengabari atasannya itu jika kekasihnya datang.

"Lo tunggu bentar, gue telponin Kak Zakky dulu," ucap Nima mencoba menenangkan Summer.

"Halo Tuan, ini ada Ame dateng.... Oh, iya... Baik," Nima menutup teleponnya dan kembali menatap Summer yang sedang menatapnya penuh harap.

"Disuruh masuk," ucap Nima. Dia pun menuntun Summer untuk memasuki ruangan Zakky.

Tok tok tok

SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang