Bahagia itu, ketika aku merindunya
Bahagia itu, ketika berbincang dengannya
Bahagia itu, ketika menghabiskan waktu bersamanya
Dia itu, bahagiaku
---------
Langkah kaki jenjang itu menapak disetiap lantai putih rumah sakit. Langkah kakinya yang ringan diikuti dengan senyum manis di bibir tipisnya mampu membuat siapa pun wanita yang melihatnya akan ikut terbawa suasana bahagia yang dipancarkan dari wajah tampan lelaki itu. Jika biasanya ia akan terlihat dingin dan tak tersentuh. Kini, air mukanya berubah lebih ramah dan selalu mengulum senyum.
Hari ini, Zakky menjemput Tuan Haris yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah dirawat kurang lebih enam bulan lamanya.
Senyum di wajah lelaki itu semakin mengembang ketika ia melihat seorang perempuan yang selama ini mengisi satu tempat di hatinya sedang tertawa bersama seorang laki-laki paruh baya yang memiliki jabatan sebagai ayah kandung dari perempuan itu.
Dengan sedikit berlari kecil, Zakky menghampiri Summer dan Tuan Haris yang sedang berbincang kecil.
"Siang, Om," sapa Zakky ramah sambil mencium tangan Tuan Haris dengan sopan.
"Eh siang, Zakky. Maaf ya, Om ngerepotin kamu terus selama dirawat di sini."
"Ah enggak, Om. Zakky malah seneng kok," jawab Zakky dengan senyum yang ia tujukan kepada anak dari Tuan Haris. Ya jelas senanglah, karena ia bisa semakin dekat dengan putri semata wayang Tuan Haris itu. Tuan Haris yang melihat tatapan mata Zakky pada anak perempuannya hanya bisa tersenyum dan membiarkan keduanya saling menatap penuh arti.
"Mamah mana?" Tanya Zakky pada Summer sambil mengambil alih tas besar yang sedang perempuan itu tenteng.
"Ada rapat penerimaan siswa baru dan gak bisa ditinggal," jawab Summer mengingat kegiatan ibunya yang bekerja sebagai seorang guru SMA.
Zakky hanya membulatkan bibir tipisnya sambil mengangguk paham. "Yaudah yuk, kita pulang, kayaknya Om Haris udah kangen banget sama rumah," celetuk Zakky dan Tuan Haris yang sedang duduk di kursi roda tertawa kecil mengiyakan perkataan Zakky barusan.
****
Seorang perempuan terlihat sedang membersihkan meja besar milik atasannya yang diatasnya tersebar beberapa kertas HVS yang baru saja ditandatangani.
Dengan telaten perempuan itu merapikan dan mengurutkam satu persatu kertas yang berserakan itu sesuai dengan urutan yang sudah ditentukan. Sampai ia mendengar sebuah ketukan di pintu ruangan yang memang terbuka dan mengalihkan atensinya menuju pintu coklat tua itu.
Terlihat seorang lelaki bertubuh besar dan tinggi sedang menatapnya dengan senyum manis di wajah tampan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER
Romance[COMPLETED] Ketika kau takut untuk kembali mencoba membuka hati setelah pernah merasakan sakit yang begitu dalam. Ketika kau takut untuk kembali menjalin hubungan. Ketika kau takut untuk jatuh cinta. Ketika kau bahkan seakan sudah menyerah akannya. ...