5 bulan kemudian
Pandangan perempuan itu kosong menatap kedua tangannya yang sedari tadi berkeringat dingin. Jantungnya tidak bisa berhenti untuk berdetak cepat. Pikirannya melayang jauh entah kemana. Tubuhnya terasa kaku tidak bisa digerakkan, tetapi kedua matanya menyaratkan kepedihan yang mendalam.
Cklek
Kepalanya mengarah pada suara pintu mobil yang di buka. Dilihatnya seorang lelaki yang tersenyum sangat lembut kepadanya.
"Yang lain sudah masuk, kamu masih mau disini?" Tanya lelaki itu.
Perempuan itu mengalihkan pandangan ke depan. Matanya menatap hampa mobil-mobil yang terparkir rapi di depannya dalam diam. Rasanya ia ingin pergi dari tempat itu sekarang juga, tapi hatinya berkata jangan. Entah apa yang harus ia ekspresikan sekarang di depan lelaki yang kini menatap dirinya prihatin.
Lamunannya tiba-tiba buyar ketika sebuah tangan besar menggenggam kedua tangannya erat. "Semua akan baik-baik aja, Ame," ucap lelaki itu.
"Arsen,"
"Papahmu butuh dukungan kamu sekarang, tapi kalo kamu gak kuat dan mau pulang, aku bisa anterin kamu pulang sekarang," lanjut lelaki itu dengan kalimat yang sangat menenangkan perasaan Summer.
Summer menghembuskan napasnya pelan. Membalas tatap Arsen sambil memaksakan senyum tipis agar lelaki di depannya itu tidak khawatir. Ia pu perlahan keluar dari mobil dan menatap gedung megah yang akan menjadi tempat penghakiman ayah kandungnya.
Banyak rasa yang tidak bisa ia jelaskan sekarang dan hanya berjalan menuju gedung itulah yang bisa ia lakukan sekarang. Bagaimana pun, ia harus menghadapi ini semua, ia harus bisa membuktikan pada ayahnya jika ia kuat, ia harus juga menjaga ibunya yang pasti merasakan hal yang sama dengan dirinya, bahkan mungkin saja lebih hancur daripada apa yang ia rasakan sekarang.
Langkah kaki Summer dan Arsen terhenti di sebuah lorong saat kedua mata indah Summer menatap seorang laki-laki yang sedang berbincang serius dengan seorang lelaki yang ia ketahui adalah sahabat laki-laki itu. Laki-laki yang hampir setahun ini sudah tidak ia hubungi maupun menghubunginya. Hubungannya seakan terhenti tanpa kata perpisahan dan itu terasa lebih menyakitkan bagi Summer.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER
Romance[COMPLETED] Ketika kau takut untuk kembali mencoba membuka hati setelah pernah merasakan sakit yang begitu dalam. Ketika kau takut untuk kembali menjalin hubungan. Ketika kau takut untuk jatuh cinta. Ketika kau bahkan seakan sudah menyerah akannya. ...