Pagi hari itu seorang lelaki membuka matanya dan menatap warna putih atap rumahnya dengan cukup lama. Otaknya kembali berlari pada perempuan yang setiap pagi selalu muncul di pikirannya. Ditambah kemarin ia bertemu dengan Giatra yang menamparnya dengan sebuah kalimat dan sampai sekarang masih terngiang di telinga lelaki itu.
"Jangan jadi pengecut yang menyesal karena kalah sama ketakutan sendiri."
Kalimat itu yang membuat Zakky tidak bisa tidur sampai pukul tiga dini hari tadi. Banyak sekali yang ia pikirkan dan pertimbangkan untuk mencoba kembali bertemu dengan Summer, perempuan yang selama ini sangat ia rindukan. Rasa bersalah yang selalu muncul saat lelaki itu melihat foto atau membayangkan Summer, membuat nyalinya semakin hari semakin ciut dan berakhir tanpa tujuan seperti sekarang ini.
Jika saja Zakky berani dan bisa mengalahkan rasa takutnya, mungkin sekarang ia bisa tertawa dan bermanja-manja dengan Summer. Tapi, pikirannya untuk memulai selalu ditutupi dengan pikiran negatif yang selalu mendominasi. Bagaimana jika Summer menolaknya? Bagaimana jika Summer membencinya? Ini semua salah dirinya. Dan masih banyak pikiran-pikiran negatif yang muncul di kepala lelaki itu.
Zakky menghela napas kasar lalu bangun dari tidurnya. Selalu seperti ini, jika pikiran-pikiran negatif dan rasa bersalah kembali muncul di otaknya, ia akan berlari ke kamar mandi dan membasuh wajahnya dengan air dingin. Tak peduli sudah sedingin apa udara pada pagi hari itu. Dan setelahnya, ia akan turun menuju halaman belakang rumahnya dan berolahraha disana sampai pikiran-pikiran negatif itu menghilang.
Zakky mulai memakai sepatu olahraganya dan bersiap untuk memulai pemanasan. Alat-alat olahraga yang memang tidak pernah ia bereskan masih tergeletak disana tanpa ada yang berani mengembalikan ke tempatnya semula.
Selama kurang lebih lima belas menit lelaki itu berolahraga, ada tatapan dari seorang wanita paruh baya yang duduk di pinggir kursi kolam renang selama semenit terakhir membuat konsentrasi pada aktivitasnya pagi itu sedikit buyar.
Zakky masih terlihat berusaha mengabaikan ibunya yang masih setia melihat anak laki-lakinya berolahraga, namun semenit kemudian ia memilih untuk mendekati ibunya dan duduk di samping wanita kesayangannya itu.
"Baru kali ini aku risih dilihatin sama ibu sendiri," gerutu Zakky sambil meminum air putih yang tadi disediakan oleh ibunya.
Ibunya tertawa kecil mendengar rutukan Zakky akibat kelakuan wanita paruh baya itu. Rencananya untuk mengajak Zakky mengobrol pagi ini akhirnya berhasil juga. Pasalnya, beberapa bulan belakangan ini, Zakky selalu mengelak jika ibunya mengajak lelaki itu mengobrol, karena Zakky tahu bahasan ibunya akan selalu kembali ke satu perempuan saja, yaitu Summer.
"Baru kali ini kamu gak kabur karena mamah liatin," balas ibunya tak mau kalah.
"Ya mau gimana lagi," celetuk Zakky ketus.
Ibunya kembali tertawa mendengar Zakky yang kesal karena kelakuannya. "Badan udah bagus, mau diapain lagi sih? Gak capek apa tiap pagi olahraga terus?"
"Mam, olahraga itu kegiatan positif, bagus buat kesehatan," jawab Zakky sambil mengecek ponselnya.
"Tapi gak setiap hari juga, jantung kamu nanti yang kasian," Nyonya Sara memberikan nasihat pada anak laki-lakinya itu.
"Lagian, cuma olahraga doang gak bikin kamu bisa lupain Summer," ucapan Nyonya Sara itu mampu membuat tangan Zakky yang sedang menscroll ponselnya tiba-tiba berhenti.
"Kalo Mamah cuma mau bahas itu lagi, aku mendingan cabut aja,"
Zakky yang hendak berdiri meninggalkan ibunya tertahan karena pergelangan tangannya yang di tahan oleh Nyonya Sara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER
Romance[COMPLETED] Ketika kau takut untuk kembali mencoba membuka hati setelah pernah merasakan sakit yang begitu dalam. Ketika kau takut untuk kembali menjalin hubungan. Ketika kau takut untuk jatuh cinta. Ketika kau bahkan seakan sudah menyerah akannya. ...